Terkini Daerah
Oknum TNI Sempat Minta Ambulans untuk Handi dan Salsabila: Tolonglah Bantuin
Para oknum TNI tersangka tabrak lari disebut mengaku ingin membawa korban ke rumah sakit bahkan meminta ambulans.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Tiga oknum anggota TNI AD, Kolonel Inf Priyanto, Kopda Andreas Dwi Atmoko, dan Koptu A Sholeh dihadirkan dalam proses rekonstruksi kasus tabrak lari di Nagreg, Bandung, Jawa Barat yang menewaskan Salsabila (14) dan Handi Hariasaputra (17).
Seusai para tersangka menabrak kedua korban, ternyata ada saksi mata bernama Saefudin yang melihat dari dekat kejadian tersebut bahkan sempat membantu mengevakuasi korban.
Menurut keterangan Saefudin, para tersangka bahkan sempat meminta ambulans untuk kedua korban.
Baca juga: Penampakan Kolonel P Tarik Korban Salsabila di Nagreg dari Kolong Mobil, Bohongi Warga di TKP
Baca juga: Saksikan Rekonstruksi, Ibu Salsabila Justru Kasihan Lihat Wajah Oknum TNI Pelaku Tabrak Lari
Dikutip dari Tribunnews.com, Saefudin mengakui dirinya sempat membantu mengangkat korban dari lokasi kecelakaan ke pinggir jalan.
"Saya saat itu ikut membantu mulai menggotong korban dibawa ke pinggir, hingga dimasukkan ke mobil ada 4 adegan," kata Saefudin, Senin (3/1/2022).
Saefudin menjelaskan, para tersangka tak langsung kabur membawa kedua korban menggunakan mobil mereka.
"Ada lima menit, setelah itu yang bawa mobil mondar- mandir, katanya udahlah bawa saja ke rumah sakit," kata Saefudin.
Seorang tersangka bahkan sempat bertanya ke Saefudin adakah mobil ambulans di wilayah tersebut.
"Kan saya tak tahu, saya jawab gak ada di sini, gak ada ambulans," tutur Saefudin.
Menurut kesaksian Saefudin, selama 10 menit tersangka sempat menunggu di tempat kejadian perkara (TKP) hingga akhirnya memutuskan untuk membawa korban pergi dari TKP yang akhirnya ditemukan dibuang ke sungai Serayu.
"Pas diambil, dia bilang mau ke rumah sakit. Tolonglah bantuin, mau diambil ke rumah sakit aja. Masyarakat tak ada yang hampiri, ya sudah saya naikin," kata Saefudin menirukan perkataan tersangka saat itu.
Saefudin menjelaskan, saat kecelakaan terjadi, tak ada warga yang berani mendekat.
"Setelah mobil pergi, baru banyak yang datang dan ngomong korban itu siapa," ucapnya.
Kolonel P Ikut Angkat Korban
Saat proses rekonstruksi berlangsung, ketiga oknum TNI yang menjadi tersangka telah menggunakan baju tahanan militer berwarna kuning.
Ditayangkan dalam YouTube Kompastv, dalam adegan rekonstruksi nampak seorang warga sekaligus saksi mata ikut membantu dua tersangka mengevakuasi korban tabrak lari.
Kedua korban awalnya dibawa ke pinggir jalan.
Pertama, Kolonel P dan seorang tersangka lainnya lebih dulu mengevakuasi korban Handi.
Bersama seorang saksi, kedua tersangka membawa Handi ke pinggir jalan.
Selanjutnya nampak Kolonel P menyeret korban Salsabila yang berada di kolong mobil.
Tak lama setelah meletakkan korban di pinggir jalan, ketiga oknum TNI tersebut langsung membawa masuk korban ke dalam mobil.
Nampak dalam proses rekonstruksi, seorang warga mengenakan baju biru membantu tersangka memasukkan korban ke dalam mobil.
Saat membawa masuk korban ke dalam mobil, warga yang ada di TKP dibohongi dengan janji para tersangka akan membawa kedua korban ke rumah sakit.
Proses rekonstruksi berlangsung ramai dengan banyaknya warga yang menyoraki para tersangka.
Puluhan anggota polisi militer tampak mengawal. ketat proses rekontruksi itu.
Rekonstruksi dipimpin oleh penyidik TNI AD, penyidik Mabes TNI, dan Oditur Militer Mabes TNI.
Lewat rekonstruksi ini, dipastikan Kolonel P adalah dalang yang mencetuskan ide untuk membuang korban di Sungai Serayu.
"Kami akhirnya bisa mengkonfrontir, tiga-tiganya bahkan dalam satu pemeriksaan," kata Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Senin (3/1/2022).
"Dan memang yang menjadi inisiator dan sekaligus pemberi perintah untuk tindakan yang masuk dalam beberapa pasal termasuk pembunuhan berencana ini adalah kolonel P."
Menurut keterangan Jenderal Andika, rekonstruksi di Sungai Serayu akan dilaksanakan pada Selasa (4/1/2022).
Lebih lanjut Andika mengatakan bahwa pemberkasan kasus ini akan segera selesai.
Pasalnya pihak penyidik akan segera melimpahkan pemberkasan kepada Oditur Militer pada Kamis (6/1/2022).
Kasihan Lihat Wajah Tersangka
Bersama suaminya yakni Jajang (47), Suryati (41) menyaksikan rekonstruksi kasus tabrak lari di Nagreg, Bandung, Jawa Barat yang menewaskan putrinya yakni Salsabila (14) dan rekan anaknya yakni Handi Hariasaputra (17).
Pada rekonstruksi yang digelar Senin (3/1/2022), hadir di tempat kejadian perkara (TKP), tiga tersangka yang merupakan oknum anggota TNI AD yakni Kolonel Priyanto alias P, Koptu A Sholeh, dan Kopda DA.
Suryati mengaku masih merasa sedih kehilangan putrinya secara tak wajar, namun ia jujur mengaku merasa kasihan kepada para tersangka, terutama setelah melihat raut wajah mereka.
Baca juga: Penampakan Kolonel P Tarik Korban Salsabila di Nagreg dari Kolong Mobil, Bohongi Warga di TKP
Dikutip dari TribunJabar.id, Suryati kini hanya berharap agar tersangka diberikan hukuman yang setimpal.
"Ya ada kasihan juga udah gitu mah, melihat mukanya juga," kata Suryati seraya menahan tangis, Senin (3/1/2022).
"Harapannya, ya bisa dihukum sesuai dengan undang-undang, dan pasal yang ada, saya serahkan saja kepada yang berwenang," ucapnya.
Walaupun merasa sedih, Suryati mengakui dirinya lega para tersangka telah ditangkap.
"Setelah melihat rekonstruksi, ya merasa lega saja," kata Suryati.
Di sisi lain, Jajang (47) selaku ayah dari Salsabila menyamakan ketiga tersangka tersebut layaknya setan.
"Gak punya hati nurani," ujar Jajang, dikutip dari TribunJabar.id.
Namun Jajang sendiri merasa lega lantaran proses rekonstruksi dilakukan secara terbuka.
"Mau lihat posisi anak saya, berada di mana, tadi juga lihat, dan mamahnya nangis," ucapnya.
Jajang menjelaskan, dirinya mengakui perasaannya campur aduk melihat proses rekonstruksi.
"Pas rekonstruksi, saya mah, teu puguh rarasaan teu puguh cicing (perasan tak jelas dan tak bisa diam)," ujarnya.
Ia kini menyerahkan pengusutan kasus terhadap aparat berwenang.
"Kami sudah menerima apa adanya, biar jongjon anak saya di sana (supaya anaknya lega), kalau saya gak jongjon (tak lega), mau apa, da gak akan kembali lagi," terang Jajang. (TribunWow.com/Anung/Tami)
Artikel ini diolah dari TribunJabar.id dengan judul Saat Kolonel Priyanto dan Dua Anak Buahnya Diborgol, Disoraki Warga saat Rekontruksi Tabrak Lari, Ibu Salsabila Terus Teteskan Air Mata Saksikan Rekonstruksi Tabrakan Nagreg, Sedikit Kasihani Pelaku dan Tribunnews.com dengan judul Saksi Kunci Ikut Rekonstruksi Kasus Nagrek, Begini Kesaksiannya Mengenai Obrolan Kolonel Priyanto