Pembunuhan di Subang
Update Kasus Subang, Kuasa Hukum Yosef Singgung Alasan Yoris Tinggalkan Danu: Kubu Sana Tidak Baik
Kuasa hukum Yosef (550, Rohman hidayat buka suara soal alasan Yoris (34) bergabung dengan kubunya dalam menghadapi kasus pembunuhan di Subang.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
"Jadi kenapa saya menerima? Karena bagaimana pun juga Yoris itu anak Pak Yosef."
"Ini kan sudah dari awal Pak Yosef meminta sekalian didampingi Yorisnya."
"Tapi ada yang memanfaatkan pihak tak bertanggungjawab ya akhirnya seperti ini," lanjutnya.
Rohman kemudian menyinggung soal alasan Yoris meninggalkan Danu dan bergabung dengannya.
"Setelah menjadi polemik, kemudian Yoris sadar kalau ada di kubu sana tidak baik, mungkin terseret-seret dengan permasalahan yang ada di sana akhirnya Yoris mengambil keputusan untuk bergabung dengan bapaknya."
"Saya kira itu hal yang wajar," tandasnya.
Baca juga: Pengacara Danu Tegas ke Yoris Ogah Dilibatkan Drama Keluarga terkait Kasus Subang: Ini Zalim
Baca juga: Buka-bukaan soal Sketsa Wajah Pembunuh Kasus Subang, Danu Tak Pernah Ditanya soal Ciri Pelaku
Keraguan soal Sketsa Wajah Terduga Pelaku
Pada Rabu (29/12/2021), Polda Jawa Barat telah merilis sebuah gambar sketsa wajah pelaku kasus pembunuhan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) di Subang, Jawa Barat yang terjadi pada Agustus 2021 silam.
Dalam sketsa wajah pelaku yang dirilis polisi, terdapat ciri berupa warna kulit, bentuk badan, hingga wajah.
Mengenai sketsa ini, Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meilala mengungkapkan keraguannya terkait kemiripan sketsa dan pelaku aslinya.
Baca juga: Buka-bukaan soal Sketsa Wajah Pembunuh Kasus Subang, Danu Tak Pernah Ditanya soal Ciri Pelaku
Dikutip dari TribunJabar.id, Adrianus mengatakan, sketsa kemungkinan besar didapat dari keterangan para saksi.
Masalahnya, menurut Adrianus keterangan saksi diduga sudah terdistorsi.
"Masalahnya, kalau ingatan saksi sudah terdistorsi, bagaimana?" ujarnya, Kamis (30/12/2021).
"Distorsi bisa terjadi karena kebanyakan ditanyain, karena sudah kelamaan atau karena saksi membaca atau mendengar hal-hal baru yg mungkin mempengaruhi kesaksiannya," kata Adrianus.
Menurut keterangan Adrianus, lamanya rilis sketsa wajah kemungkinan disebabkan oleh pihak kepolisisan tidak memiliki gambaran detail terkait sosok pelaku.