Liga 2
Kronologi Match Fixing di Laga Rans Cilegon Vs Perserang, Keuntungan hingga Gagal Dilaksanakan
Soal kasus Match Fixing (pengaturan skor) di kompetisi sepak Bola Nasional tampaknya tak kunjung rampung.
Penulis: Yonatan Krisna Halman Tri Santosa
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Soal kasus Match Fixing (pengaturan skor) di kompetisi sepak Bola Nasional tampaknya tak kunjung rampung.
Terbaru, kasus tersebut ditemui di Liga 2 2021 pada pertandingan RANS Cilegon FC vs Perserang Serang pada Selasa (12/10/2021).
Seperti yang diketahui, pertandingan antara RANS Cilegon FC vs Perserang Serang saat itu berakhir imbang 0-0.
Baca juga: AHHA PS Pati FC Rekrut Eks Gelandang Arema FC untuk Tambah Amunisi di Liga 2 2021: Done Deal
Baca juga: Nasib Miris Kontestan Liga 2 2021 Asal Papua PSBS Biak, Ditelantarkan hingga Naik Mobil Bak Terbuka
Melalui kanal YouTube Najwa Shihab pada Kamis (4/11/2021), sang runner (pengatur pertandingan) berinisal MR. X mengatakan bahwa laga tersebut seharusnya dilakukan match fixing.
Di hadapan Najwa Shihab, Mr. X mengungkapkan kronologi match fixing yang menyeret klub milik selebritis Raffi Ahmad itu.
"Dua hari sebelum pertandingan antara RANS Cilegon melawan Perserang, beberapa kawan menawarkan kepada kita tujuh atau sekitar delapan pemain untuk dijadikan bandar," tutur MR.X.
Beberapa pemain yang terlibat bahkan sudah menyetujui dan siap kalah pada laga tersebut dengan defisit dua sampai tiga gol.
"Beberapa pemain bekerja untuk mendapatkan keuntungan, mereka siap untuk kalah seiktar dua atau tiga gol," tutur Mr. X.
Pihak runner dan pemain tersebut bahkan sudah sepakat soal keuntungan yang akan didapatkan.
Beberapa pemain yang terlibat itu sejatinya akan mendapatkan uang sebesar Rp 150 juta.
Uang tersebut nantinya akan dibagi rata kepada semua pemain tersebut.
Sedangkan Mr X selaku runner akan mendapatkan sekitar Rp 20 juta sampai dengan 25 Rp juta.
"Mereka (pemain) mintanya Rp 150 juta (untuk) delapan pemain. Untuk saya 20 -25 juta. (Tapi untuk keseluruhan) Rp 400 juta," ungkap Mr. X
Namun pada akhirnya hal tersebut akhirnya gagal karena mereka terlambat memberikan kode kepada para pemain yang terlibat.
"Pertandingan yang kita kondisikan antara rans cilegon lawan perserang ini gagal, karena kode terakhir 30 menit sebelum pertandingan," ucap MR X.
Di waktu yang cukup mepet tersebut, MR X mengatakan bahwa hal tersebut terbilang mustahil dilakukan karena para pemain tidak diperkenankan memakai handphonde sebelum bertanding.

"Kode terakhir datang. Tidak mungkin. Karena pemain tidak mungkin membawa hp (handphone) lagi," tutur Mr. X
Padahal sejatinya, hal tersebut harus disiapkan secara matang-matang h-1 (satu hari,-red) sebelum pertandingan dimulai.
Nantinya, sang runner akan mengatur sebuah strategi agar match fixing tersebut bisa berjalan dengan baik.
"Satu hari sebelum pertandingan, kita mengatur strategi, jadi nanti kodenya bagaimana, yang harus dilakukan pemain," tutur Mr. X
"Menit ke berapa ke berapa itu sudah harus disiapkan satu hari sebelum pertandingan."
Tonton videonya pada menit ke- 5.50:
Adanya Match Fixing di Liga 1 2021
Tidak hanya Liga 2 2021, Liga 1 2021 ternyata tidak luput dari kasus match fixing.
Kabar mengejutkan tersebut datang dari seorang perangkat pertandingan yang tidak disebutkan identitasnya.
Perangkat pertandingan yang tak disebutkan namanya memberikan pengakuan bahwa ia pernah bermain mengatur skor dalam dua laga di Liga 1 2021.
Dalam diskusinya dengan Najwa Shihab, perangkat wasit tersebut mengungkapkan dalam 10 pertandingan di Liga 1 2021 ada beberapa laga yang telah diatur.
Hal itu ia ungkapkan setelah Najwa Shihab melontarkan pertanyaannya tentang keterlibatan perangkat pertandingan tersebut dalam pengaturan skor di Liga Indonesia.
"Bagaimana peran Anda, apakah Anda terlibat dalam 10 laga di Liga 1 2021," tanya Najwa.
"Apakah Anda terlibat juga dalam beberapa laga di musim ini?" imbuh Najwa.
Perangkat pertandingan yang tak mau disebutkan identitasnya itu mengakui bahwa ia telah melakukan setidaknya 2 kali pengaturan di Liga 1 2021.
Bahkan ia membeberkan apa saja yang menjadi ciri khusus atau cara dalam melakukan pengaturan skor di Liga Indonesia musim ini.
Cara tersebut bahkan melibatkan sosok wasit yang memimpin jalannya pertandingan.
Hal itu dapat diketahui dari keputusan kontroversial yang lebih menguntungkan salah satu klub dalam sebuah laga.
"Seperti contoh ada yang handsball di kotak penalti, namun tim yang seharusnya menang dan mendapatkan penalti tidak diberikan oleh wasit, meski wasit telah mengetahui," ungkap perangkat pertandingan yang tak mau disebutkan identitasnya itu.
(TribunWow.com/Krisna)