Breaking News:

Pembunuhan di Subang

Dalam Sepekan Diperiksa 5 Kali sebagai Saksi Kasus Subang, Sosok Danu Didalami Polisi

Aktivitas keseharian Danu memang bisa dikatakan erat dengan korban dan keluarganya.

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
Tribun Jabar/Dwiki MV
Danu (21) di belakang kuasa hukumnya, Achmad Taufan Soedirjo saat keluar Satreskrim Polres Subang, Jumat (29/10/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Setelah dua bulan kasus pembunuhan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) yang ditemukan tewas di rumahnya di Subang, Jawa Barat masih terus didalami oleh pihak kepolisian.

Kabar terbaru, keponakan Tuti, Danu, yang menjadi dalam kasus tersebut bahkan diketahui telah diperiksa sebanyak lima kali berturut-turut sejak Kamis (28/10/2021) tak terhitung sabtu dan Minggu.

Dalam pemeriksaan kelima dalam sepekan itu atau pada Rabu (3/11/2021), pengacara Danu, Achmad Taufan Soedirjo menyampaikan bahwa yang menjadi bahan pemeriksaan adalah tentang sosok Danu, baik identitas atau kepribadiannya. 

Baca juga: Pertanyakan Motif Banpol Masuk TKP Kasus Subang, Pengacara Danu Singgung Kepemilikan Kunci Rumah

Baca juga: Sosok Banpol yang Menyuruh Danu Terobos TKP Pembunuhan di Subang Belum Diungkap, Ini Kata Pengacara

"Pemeriksaan hari ini sebenarnya pertanyaan tetap seperti kemarin-kemarin juga, hanya lebih ke tentang siapa Danu, keluarganya seperti apa, dan lain-lain," katanya seusai mendampingi Danu menjalani pemeriksaan di Polres Subang, dikutip dari Youtube Heri Susanto.

"Tidak terlalu banyak terkait soal materi ya, materi perkara," katanya. 

Aktivitas keseharian Danu memang bisa dikatakan erat dengan korban dan keluarganya.

Pasalnya, selain sebagai keluarga korban, dia merupakan orang kepercayaan keluarga korban yang juga bekerja dalam yayasan milik keluarga korban.

Bahkan, masa lalu Danu juga sempat menjadi pemeriksaan pihak kepolisian pada Senin (1/11/2021). 

Tidak cukup dari keterangan Danu, polisi juga menghadirkan kedua orang tuanya untuk diperiksa dalam pemeriksaan di hari itu. 

"Kalau terkait dengan orang tua, kita sudah dapat laporan dari tim yah itu yang pertama lebih kepada masa lalu Danu, masa kecil Danu," katanya dalam kanal YouTube indra zainal chanel, Selasa (2/11/2021). 

Baca juga: Temui Kades Jalancagak, Yosef Titipkan Yoris dan Beri Pesan Begini soal Kasus Pembunuhan di Subang

Akhir-akhir ini Danu memang menjadi sorotan setelah memberikan kesaksian bahwa dirinya diminta oleh oknum yang dikiranya polisi untuk masuk ke TKP dan menguras bak mandi. 

Padahal, hal itu masih dianggap vital karena ada kemungkinan ditemukan petunjuk baru. 

Hingga kini kasus itu dianggap sedang didalami oleh penyidik dan Achmad berharap agar motif oknum tersebut bisa diungkap. 

Pasalnya karena hal itu, banyak jejak dan sidik jari Danu yang tertinggal di TKP dan itu harus dicari tahu kronologisnya seperti apa agar tidak menimbulkan kecurigaan baik kepada Danu maupun kepada oknum tersebut. 

Achmad memandang bahwa Danu memang sosok yang lugu sehingga dia dirasa tidak mengerti apapun saat diminta oknum itu masuk ke TKP. 

Terlebih Danu menganggap oknum tersebut merupakan polisi yang sedang bertugas.

Simak keterangan Achmad dalam video di bawah ini:

Keterangannya Kerap Berubah

Sebelumnya, dalam kesempatan yang lain, Achmad juga menyampaikan ada kemungkinan bahwa masa lalu Danu berdampak pada tekanan mental yang dialami Danu. 

Dan itu disebut berpengaruh dengan pernyataan yang disampaikan Danu yang berubah-ubah. 

"Dari beberapa pertanyaan polisi menyampaikan Danu ini kok berubah-ubah, itu dia (Danu) selalu beralasan dia dalam tekanan menyampaikannya ya spontan-spontan saja," katanya, Minggu (31/10/2021).

Menurut Achmad itu ada kaitanya dengan tekanan yang dialami Danu dan hal itu sudah disampaikan kepada penyidik saat pemeriksaan sebelumnya. 

Achmad yang baru pertama kali mendampingi Danu pada Kamis (28/10/2021), menyebut bahwa ada dua kemungkinan dari pernyataan yang disebutkan Danu. 

Pertama, adalah Danu mendapat tekanan dari orang lain atau bisa dibilang Danu sedang diancam. 

"Kalimat tekanan ini lah yang mestinya didalami oleh polisi, apakah tekanan ini ada orang di belakangnya yang menekan, mengancam dan lain-lain," katanya. 

Dan kedua, apa yang dimaksud Danu tekanan adalah tekanan batin yang dialami oleh Danu. 

Achmad menganggap wajar apabila kliennya mengalami tekanan batin dalam berjalannya kasus ini. 

"Atau tekanan batin dia karena dia ini masih umur yang menurut kita masih sangat muda yah, masih umur 21 dan kalau kami analisa, setelah kami menanyakan ke orang tua dan lain-lain, ya memang Danu ini sejak kecil ujiannya sudah luar biasa," jelasnya. 

Dengan adanya kemungkinan itu, Achmad berharap pihak kepolisian mau mendalami pernyataan Danu itu. 

"Kita berharap polisi lebih mendalami lagi," katanya.

 Namun, Achmad juga menyampaikan, sejak dia mengikuti kasus ini dan mendampingi Danu, Danu mulai bisa rileks dalam menjalani pemeriksaan. 

Hal ini juga disebut ada pengaruhnya dengan pembawaan penyidik yang bisa membuat Danu lebih nyaman. 

Untuk itu, dia mengapresiasi penyidik dalam melakukan pemeriksaan terhadap kliennya. 

"Kebetulan penyidik sangat baik ya, artinya penyidik juga dalam memeriksa Danu, yang kami alami selama kami mendampingi, penyidik sangat membawa Danu dalam kondisi kekeluargaan," katanya. 

Danu sendiri diketahui menjadi saksi penting dalam kasus ini. 

Dia merupakan keponakan Tuti dan orang kepercayaan keluarga korban dan juga bekerja di yayasan milik keluarga korban. 

Yang artinya, aktivitas Danu sehari-hari sangat berhubungan dengan korban. 

Bahkan Achmad menyampaikan bahwa Tuti sangat menyayangi Danu. 

"Karena Danu ini dari dulu satu memang disayang sama almarhumah Bu Tuti, dan memang dia itu bergerak kalau di suruh," katanya. 

Sebagai informasi, kasus ini bermula sejak jasad kedua korban yaitu Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) ditemukan di rumahnya di Desa Jalancagak, Subang, Jawa Barat pada Rabu (18/8/2021).

Sejak itu, kasus ini belum terungkap dan belum diketahui siapa yang menjadi pelaku pembunuhan tersebut.

Tim gabungan juga sudah dikerahkan mulai dari Polda Jawa Barat, Polda Metro Jaya, dan Bareskrim Polri menyatakan membantu penyelidikan kasus ini.

Kronologi penemuan jasad dimulai ketika suami Tuti, Yosef diketahui merupakan orang pertama yang datang ke TKP dan menemukan rumahnya sudah dalam keadaan berantakan dan berceceran darah.

Dia kemudian melaporkan ke polisi di Mapolsek Jalancagak karena mengira ada perampokan di rumahnya.

Selain menghubungi polisi, diketahui dia juga menghubungi anaknya Yoris, dan kakak Tuti, Ida (mamah Danu).

Polisi kemudian menemukan jasad tersebut bertumpuk di dalam bagasi sebuah mobil yang terparkir di TKP.

Pihak kepolisian menyimpulkan bahwa kasus ini tidak bermotif pencurian dan merupakan kasus pembunuhan berencana, karena hampir tidak ada barang berharga yang hilang di TKP.

Hanya ponsel Amalia yang diketahui hilang dan hingga kini tidak diketahui keberadaannya.

Akses masuk ke rumah TKP juga tidak ada tanda-tanda kerusakan, karena itu disimpulkan bahwa ada dugaan bahwa pelakunya adalah orang dekat korban. 

Hingga kini sudah 54 orang diperiksa sebagai saksi, bahkan sejumlah saksi diperiksa menggunakan alat tes kebohongan. 

Keterangan Achmad yang lain ada di video di bawah ini:

(Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Pembunuhan di Subang Lainnya

Tags:
Pembunuhan di SubangSubangDanuYosefYorisAmalia Mustika RatuTuti
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved