Terkini Daerah
Pria Dikeroyok Sekuriti di RS hingga Tewas, Pihak Rumah Sakit Berdalih Korban Kecelakaan
Seakan mencoba menutupi kasus pengeroyokan sekurit terhadap seorang pria hingga tewas, pihak RS baru mau jujur seusai diancam akan dipolisikan.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Iwan Kurniawan (40) tewas seusai dianiaya oleh sejumlah satpam atau sekuriti di sebuah rumah sakit swasta yang berada di Senen, Paseban, Jakarta Pusat, pada Sabtu (23/10/2021) kemarin.
Anehnya, pihak rumah sakit sempat mencoba menutupi aksi penganiayaan ini dengan menyebut korban mengalami kecelakaan.
Menurut pengakuan pihak RS, korban diduga hendak melakukan pencurian di RS tersebut.
Baca juga: Anggap Semua Korban Pacarnya, Mahasiswa Pelaku Teror Sperma di Jaksel Sudah Beraksi 20 Kali
Baca juga: Asmara Diduga Sebabkan Oknum Polisi Tembak Polisi Lain, Istri Tersangka Jadi Sorotan
Dikutip TribunWow.com dari TribunJakarta.com, pada hari kejadian, Iwan pamit ke istrinya pergi dari rumah dalam keadaan sehat sekira pukul 14.30 WIB.
"Pas jam 23.00 WIB tiba-tiba ada pihak manajemen dan petugas keamanan datang ke rumah, menyatakan korban dibilang kecelakaan," kata Dindin selaku keluarga korban kepada wartawan pada Selasa (26/10/2021).
Saat itu keluarga korban sudah merasa curiga lantaran tiba-tiba diminta untuk menandatangani surat tindakan operasi.
"Keluarga dipaksa dan akhirnya ditandatangani," lanjutnya.
Pihak keluarga kemudian berinisiatif untuk melihat korban di RS.
Sesampainya di sana, korban mengalami banyak luka lebam.
Keluarga korban kemudian mengancam akan melapor polisi jika pihak RS menutupi penyebab Iwan terluka.
"Pihak manajemen dan petugas keamanan menceritakan kejadian sebenarnya," katanya.
Akhirnya pihak RS bercerita bahwa korban diduga hendak melakukan pencurian barang milik seorang pasien dan kepergok satpam.
Dindin menyebut, keterangan yang diberikan selalu berubah-ubah.
Ia sempat dikabari bahwa Iwan dikeroyok massa.
"Masa iya massa masuk ke rumah sakit. Ini sangat janggal bagi kami karena penjelasan awalnya saja sudah berbeda-beda," ujarnya.