Breaking News:

Terkini Daerah

Kisah Pilu Guru Tinggal Bersama Kambing dan Keluarga di Gubuk, Gaji per Bulan Cuma Rp 350 Ribu

Meski sudah mengajar serta mengabdikan diri selama belasan tahun untuk pendidikan generasi bangsa, Sri Hartuti masih berstatus guru tidak tetap.

Editor: Mohamad Yoenus
KOMPAS.COM/SUKOCO
Sri Hartuti bersama suaminya di rumahnya yang sangat sederhana berdinding anyaman bamboo dan berlantai tanah. Rumah tersebut bergabung dengan kandang kambing. 

TRIBUNWOW.COM - Kisah pilu kehidupan seorang guru bernama Sri Hartuti di Dusun Suren, Desa Pandean, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, sampai membuat camat setempat menangis.

Pasalnya, Sri Hartuti tinggal di sebuah gubuk reyot bersama beberapa ekor kambing dan keluarganya.

Meski sudah mengajar serta mengabdikan diri selama belasan tahun untuk pendidikan generasi penerus bangsa, Sri Hartuti masih berstatus guru tidak tetap.

Rumah Sri Hartuti yang menyatu dengan kandang kambing membuat teman teman anaknya mengejak tidur dengan kambing.
Rumah Sri Hartuti yang menyatu dengan kandang kambing membuat teman teman anaknya mengejak tidur dengan kambing. (KOMPAS.COM/SUKOCO)

Baca juga: Viral Kisah Pilu Balita Makan Tanah karena Tak Ada Uang Buat Jajan, Begini Hasil Rontgen Kondisinya

Gajinya pun cuma Rp 350 ribu, yang tentu saja tidak cukup untu membangun rumah layak huni.

Dalam gubuk yang menyatu dengan kandang kambing itu, tiga anak Sri Hartuti serta suaminya tinggal.

Anak-anak Sri Hartuti bahkan sering diejek teman-temannya gara-gara tinggal bersama kambing.

Tinggal dengan Kambing

Mengutip kompas.com, Sri Hartuti dan keluarganya menempati rumah sederhana berlantai tanah yang menyatu dengan kandang kambing.

Dinding dan pintunya terbuat dari anyaman bambu.

Tampak celah-celah menganga di beberapa sisi sehingga angin bisa masuk dengan mudah.

Bau tak sedap meyeruak dari kandang kambing yang satu atap dengan rumah.

"Mohon maaf baunya tak sedap dari kandang kambing," kata Sri Hartuti di rumahnya, Kamis (21/10/2021).

Anak Diejek Tidur dengan Kambing

Dikatakan Sri Hartuti, kambing yang berada di rumahnya dipelihara untuk membantu perekonomian keluarga.

Kambing-kambing itu terkadang dijual untuk membeli beras.

Karena hanya memiliki rumah yang sederhana, kambing-kambing tersebut ditempatkan berdampingan dengan rumah utama.

Lantaran hal itu, Sri Hartuti mengaku anaknya kerap diejek oleh temannya.

"Anak saya nomor dua yang kelas 1 sering diejek temannya tidur dengan kambing," tuturnya, dilansir Kompas.com.

Ia pun hanya bisa menghibur ketiga anaknya jika mereka diolok-olok.

Saat anaknya diejek, Sri Hartuti akan mengatakan pada buah hatinya bahwa saat ini Tuhan sedang menguji keluarga mereka.

Dia pun berharap agar kelak ketiga anaknya mengingat sulitnya hidup mereka saat ini.

"Biar mereka ingat bagaimana rasanya menjadi orang tidak punya sehingga tidak sombong kalau sudah sukses," terangnya.

Baca juga: Kisah Pilu 1 Keluarga Tinggal di Kandang Sapi di Gungkidul setelah Terjerat Utang Rentenir

Gaji Rp 350.000 per Bulan

Bekerja sebagai guru tidak tetap, Sri Hartuti mendapatkan gaji Rp 350.000 per bulan.

Diketahui, ia sudah mengajar selama 17 tahun.

Sementara, suaminya bekerja serabutan di kebun dengan penghasilan tak seberapa.

Kondisi tersebut membuat mereka tak bisa membangun rumah yang layak.

Bahkan, tempat yang saat ini mereka tinggali dibangun di atas tanah Perhutani.

"Ini pun tanahnya numpang di Perhutani. Untuk memperbaiki, gaji kami tak cukup," ungkapnya.

Bantu Entaskan Buta Huruf

Meski dengan kondisi kekurangan, Sri Hartuti tetap melaksanakan kewajibannya sebagai pendidik.

Dia ingin masyarakat di desanya bisa membawa dan menulis.

Sebab, masih banyak warga di desanya yang buta huruf.

Selain itu, banyak anak yang putus sekolah karena kemiskinan.

"Pada awal mengajar di sini, anak kelas 4 SD banyak yang tidak bisa membaca. Saya ingin anak-anak di sini pandai," bebernya, dilansir Kompas.com.

Berkat usahanya selama ini, banyak muridnya telah melanjutkan pendidikan tinggi hingga menjadi pengusaha sukses.

"Meski keadaan saya begini, saya bangga kalau ada anak didik saya yang tahu lewat di sini menyapa saya."

"Anak didik saya sudah ada yang jadi polisi, pengusaha, dan banyak juga yang kuliah," paparnya.

Camat Menangis

Kondisi memprihatinkan Sri Hartuti dan keluarganya sampai membuat Camat Karanganyar, Nur Yudhi M Arifin menangis.

"Saya pertama melihat langsung tanya ke kepala dusun (Kasun), itu rumah apa seperti kandang kambing karena di depannya memang ada kambing," kata Arifin saat ditemui di rumah Sri Hartuti.

Arifin mengaku baru pertama kali menemukan rumah warganya yang sangat tidak layak huni.

"Saya keliling ke sini karena persentase vaksin di kampung sini hanya 14 persen," ucapnya.

Arifin menyebutkan, akan berusaha membantu Sri Hartuti agar bisa hidup lebih layak.

"Saya merasa jadi camat gagal, saya akan berusaha membantu sebisanya," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Sukoco)

Berita terkait Peristiwa di Ngawi Lainnya

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Guru di Ngawi, Tinggal Bersama Kambing dan Anak Sering Diejek, Camat Sampai Menangis

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
NgawiJawa TimurKambingSri HartutiGuru
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved