Pembunuhan di Subang
Merasa Disudutkan Publik soal Kasus Subang, Pengacara Yosef Singgung Kondisi Psikologis Kliennya
Pengacara Yosef, Fajar Sidik, menyinggung kondisi psikologis kliennya yang disebut kelelahan
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Yosef diketahui menjadi saksi yang paling sering diperiksa polisi terkait kasus yang menewaskan istri dan anaknya yaitu Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) di Subang, Jawa Barat.
Setelah 50 hari penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian, Pengacara Yosef, Fajar Sidik, menyinggung kondisi psikologis kliennya yang disebut kelelahan.
"Kalo secara psikologi klien kami kelelahan dengan pemanggilan-pemanggilan dari awal sampai dengan 13 kali pemanggilan otomatis secara psikologis sangat kelelahan," ucap Fajar saat ditemui dikantornya, Kamis (7/10/2021), dikutip dari Tribun Jabar.
Baca juga: Perubahan Sikap 3 Kakak Tuti seusai Diperiksa Polisi soal Pembunuhan di Subang
Baca juga: Identitas Danu Saksi Kunci Pembunuhan Tuti dan Amalia di Subang, Disebut Punya Akses Rumah Korban
Yosef terakhir menjalani pemeriksaan pada Rabu (29/9/2021), di antara 13 kali pemeriksaan yang dilakukan kepolisian, dia juga sempat diperiksan dengan alat tes kebohongan.
Namun, yang jadi perhatian Fajar bukan persoalan penyelidikan dari pihak kepolisian, melainkan opini publik yang kerap menyudutkan Yosef.
"Apalagi ditambah dari lingkungan, dari opini-opini yang berkembang seperti menyudutkan Pak Yosef secara tendensius, subtantif, itu sangat luar biasa efeknya," katanya.
Namun dia menyebut Yosef akan terus mendukung penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian demi mengungkap siapa yang menewaskan istri dan anaknya.
"Tapi beliau Pak Yosef Insyaallah akan kuat untuk proses pengungkapan misteri dari pembunuhan ini," tambah Fajar.
Untuk diketahui, kasus ini bermula sejak jasad kedua korban ditemukan di rumahnya di Desa Jalancagak, Subang, Jawa Barat pada Rabu (18/8/2021).
Yosef merupakan orang pertama yang datang ke TKP dan menemukan rumahnya sudah dalam keadaan berantakan dan berceceran darah.
Baca juga: Petunjuk Baru Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Kalung Amalia Jadi Bukti Korban Diseret
Dia kemudian melaporkan ke polisi di Mapolsek Jalancagak karena mengira ada perampokan di rumahnya.
Polisi kemudian menemukan jasad tersebut bertumpuk di dalam bagasi sebuah mobil yang terparkir di TKP.
Pihak kepolisian menyimpulkan bahwa kasus ini merupakan kasus pembunuhan berencana, karena hampir tidak ada barang berharga yang hilang di TKP.
Hanya ponsel Amalia yang diketahui hilang dan hingga kini tidak diketahui keberadaannya.
Ada dugaan jika pelaku orang dekat korban berdasarkan kesimpulan dari tidak ada barang berharga yang hilang di TKP dan pintu rumah korban juga tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan.
Sebulan kasus ini berjalan, terungkap juga masalah di lingkaran korban seperti masalah dalam kepengurusan yayasan yang didirikan Yosef, dan masalah rumah tangga korban.
Dianggap Memprihatinkan
Pengacara Yosef yang lain, Rohman Hidayat mengaku menyayangkan apabila ada yang secara tendensius membuat opini yang menyudutkan dalam kasus ini.
Terlebih, dia menyebut kondisi Yosef kini memprihatinkan.
"Kasihan Pak Yosef, sudah tidak bisa pulang ke rumah karena rumah masih di-police line, tidak masuk ke TKP, bertemu dengan istri mudanya juga saya sarankan jangan dulu karena nanti jadi subjektif, nah ini kondisi yang memprihatinkan," ujarnya dalam program acara AIMAN yang diunggah di Youtube Kompas TV, Selasa (28/9/2021).
Diketahui selain menjadi suami Tuti, Yosef juga memiliki istri muda yang dinikahinya pada tahun 2009.
Selain putus komunikasi dengan istri mudanya, tuduhan yang mengarah kepada Yosef juga membuat keluarganya menghindar dari Yosef terutama anaknya Yoris.
"Sementara komunikasi dengan anak yang satu-satunya itu, Yoris, itu tidak ada sampai saat ini, dia menghindar," jelasnya.
Diketahui sudah dua kali pihak keluarga mengatur rencana untuk mempertemukan Yosef dan Yoris, agar tidak asumsi publik yang menggambarkan seolah-olah Yoris menyerang atau menuduh Yosef.
Namun rencana tersebut gagal karena alasan masing-masing pihak.
Melanjutkan, Rohman nampaknya lebih bersepakat jika dalam kasus ini Yosef dikatakan sebagai korban, karena Yosef merupakan orang yang kehilangan keluarga yang disayanginya.
Dia juga turut menceritakan bagaimana kedekatan Yosef dengan korban.
"Sebagai gambaran saja, Amalia itu anak kesayangan Pak Yosef. Setelah yayasan itu dipegang oleh Amel, segala kebutuhan Pak Yosef pun dipenuhinya oleh Amel," ungkapnya.
"Jadi segala sesuatunya diatur lah, dan itu keinginan Pak Yosef sendiri karena dengan diatur oleh Amel semuanya jadi terencana lah masalah keuangan, tidak boros."
Karena itu dia meminta untuk tidak ada yang membuat tuduhan tanpa dasar yang menyudutkan Yosef.
Dia bahkan mengatakan tidak segan-segan untuk mengambil upaya hukum jika terus ada yang melakukannya.
"Siapa pun mereka kalau ending-nya, tendensius dan memfitnah, saya tidak segan-segan untuk mengambil upaya hukum nantinya, dan ini tentunya beban juga untuk Pak Yosef, kasihan," ujarnya.
Keterangan Yosef
Selama menjalani pemeriksaan selama 13 kali Yosef menyebut jika penyidik memberika pelayanan yang baik kepada dirinya.
"Terimakasih sekali lagi kepada para penyidik, telah memberikan pelayanan yang baik," katanya.
Dia mengaku sudah menyampaikan dengan sebenar-benarnya apa yang dia ketahui.
"Tidak ada sedikit pun berbohong apa yang saya sampaikan," jelasnya.
Bahkan, Yosef berani sumpah bahwa dirinya benar-benar tidak melakukan pembunuhan tersebut dan tidak menyuruh orang lain untuk melakukannya.
Dia juga menyebut, sebelum didampingi oleh kuasa hukumnya sudah disumpah atas pernyataannya tersebut.
"Ini juga saya disumpah dulu sama pengacara, sampai pakai quran pun boleh saya mah," ujarnya.
"Saya sama sekali tidak melakukan dan tidak menyuruh orang, gitu aja."
Dia menyadari betul bahwa ada opini publik yang menyebut pelaku mengarah kepada dirinya.
Dengan tegas dia menyebut hal tersebut adalah fitnah.
"Sekali lagi, saya terima kasih kepada semua yang memfitnah saya, mudah-mudahan fitnah itu bukan yang sebenarnya," ujarnya.
Terakhir, dia berharap pelaku pembunuhan tersebut segera tertangkap.
"Semoga kalau dia sadar untuk menyerahkan diri, kalau tidak terungkap saya merasa sakit, siapapun saya tidak pandang bulu, siapapun pelakunya, itu kasihan anak saya," katanya sambil menangis.
Keterangan Rohman dan Yosef bisa disimak sejak menit awal:
(Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Pembunuhan di Subang Lainnya
Sebagian artikel ini diolah dari Tribun Jabar yang berjudul 50 Hari Kasus Perampasan Nyawa Ibu dan Anak di Subang, Kuasa Hukum Yosef Beberkan Kondisi Kliennya