Breaking News:

Terkini Internasional

Mengarah ke Perdamaian, Korea Selatan dan Korea Utara Resmi Pulihkan Komunikasi Telepon

Korea Utara dan Korea Selatan secara resmi telah memulihkan hotline atau jaringan komunikasi yang sempat terputus, sebagai upaya membangun perdamaian.

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Lailatun Niqmah
YouTube/South China Morning Post
Hotline sebagai jaringan komunikasi penting bagi Korea Utara dan Korea Selatan, berbasis dari teknologi tahun 1970-an dan hanya bisa menghubungi satu sama lain. Korea Utara dan Korea Selatan secara resmi telah memulihkan hotline atau jaringan komunikasi yang sempat terputus, sebagai upaya membangun perdamaian pada Senin (4/10/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Korea Utara dan Korea Selatan secara resmi telah memulihkan jaringan komunikasi lintas batas mereka pada Senin (4/10/2021).

Dinyatakan oleh Kementerian Unifikasi Korea Selatan, pejabat dari kedua negara sudah kembali berkomunikasi melalui telepon untuk pertama kali sejak terputus Agustus lalu.

Kedua Korea sebelumnya sempat mengisyaratkan perbaikan hubungan pada akhir Juli, tetapi hubungan telepon tersebut kembali terputus hanya dua minggu setelahnya.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri), dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In ketika melintasi garis pembatas militer dan kemudian menuju ke Rumah Perdamaian, lokasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Antar-Korea di Panmunjom, Jumat (27/4/2018).
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri), dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In ketika melintasi garis pembatas militer dan kemudian menuju ke Rumah Perdamaian, lokasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Antar-Korea di Panmunjom, Jumat (27/4/2018). (AFP/Korea Summit Press Pool/Kompas.com)

Baca juga: Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong Dipromosikan Naik Pangkat ke Badan Penguasa Tertinggi Korea Utara

Baca juga: Protes Hak Asasi Hewan Meningkat, Presiden Korea Selatan Isyaratkan Larangan Konsumsi Daging Anjing

Korea Selatan mengonfirmasi komunikasi reguler dua kali sehari sudah dimulai kembali.

“Dengan pemulihan jalur komunikasi Korea Selatan dan Korea Utara, pemerintah mengevaluasi bahwa landasan untuk memulihkan hubungan antar-Korea telah disediakan,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.

“Pemerintah berharap untuk segera melanjutkan dialog dan memulai diskusi praktis guna memulihkan hubungan antar-Korea,” tambahnya.

Pemulihan hubungan Korea Utara dan Korea Selatan terjadi hanya beberapa hari setelah Pyongyang melakukan uji coba rudal dalam beberapa minggu ini, yang sempat memicu kekhawatiran dunia internasional.

Bahkan, hal itu juga membuat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyelenggarakan pertemuan darurat.

Media pemerintah Korea Utara, KCNA, melaporkan pernyataan pemimpin negara itu, Kim Jong Un, terkait niatnya untuk memulihkan jalur komunikasi antar-Korea yang sempat terputus sebagai upaya untuk membangun perdamaian di semenanjung Korea.

Korea Utara secara sepihak memutuskan semua hubungan komunikasi militer dan politik resmi pada Juni tahun lalu, karena para aktivis Korea Selatan mengirim selebaran anti-Pyongyang melintasi perbatasan.

Kedua belah pihak kemudian mengatakan bahwa semua jalur komunikasi telah dipulihkan sejak 27 Juli 2021.

Pengumuman itu disampaikan bertepatan dengan peringatan berakhirnya Perang Korea sekaligus menjadi perkembangan positif pertama, sejak serangkaian pertemuan puncak antara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae In, pada 2018 lalu gagal mencapai babak baru.

Kedua pemimpin tersebut juga dilaporkan telah saling bertukar surat sejak April.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mendapatkan sambutan hangat dari Presiden Kim Jong-un, Selasa (18/9/2018).
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mendapatkan sambutan hangat dari Presiden Kim Jong-un, Selasa (18/9/2018). (PYONGYANG PRESS CORPS)

Namun, komunikasi lintas batas itu hanya berlangsung selama dua minggu setelah Korea Utara tidak lagi menjawab panggilan telepon, sebagai protes atas latihan militer gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS).

Sejak saat itu, Pyongyang telah mengadakan serangkaian uji coba rudal yang meningkatkan ketegangan kedua negara.

Pernyataan pemulihan jalur komunikasi, sebelumnya diutarakan oleh Kim Jong Un pada Kamis (30/9/2021).

Hal itu dilaporkan oleh media pemerintah, KCNA.

Baca juga: Korea Utara Klaim Sukses Uji Coba Rudal Jelajah Baru, Kim Jong Un Tak Terlihat Hadir

Dikutip dari France24, Pyongyang pada Agustus lalu telah menawarkan pembicaraan bersyarat dengan Seoul bersamaan dengan penembakan rudal pertamanya dalam enam bulan, yang juga meningkatkan kritik terhadap AS.

Selama pidato di parlemen negaranya pada Rabu lalu, Kim mengatakan pemulihan hotline lintas batas akan mewujudkan keinginan rakyat Korea untuk perdamaian.

Beberapa ahli mengatakan Korea Utara menekan Korea Selatan untuk mengurangi kritiknya terhadap uji coba rudal balistik negara itu, yang sebenarnya dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan langsung mempersiapkan pemulihan hotline yang diperlukan untuk membahas dan menyelesaikan banyak masalah yang tertunda.

Sementara itu, Kim Jong Un menolak tawaran AS untuk melanjutkan pembicaraan dan menyebutnya sebagai trik murahan guna mengelabui masyarakat internasional.

Kim menuduh pemerintahan Joe Biden melanjutkan kebijakan bermusuhan dengan negaranya.

Baca juga: Kim Jong Un Dapat Ucapan Selamat dari Ratu Elizabeth di Hari Ulang Tahun Korea Utara

“Menggembar-gemborkan 'keterlibatan diplomatik' dan 'dialog tanpa prasyarat' tetapi itu tidak lebih dari tipuan kecil untuk menipu masyarakat internasional dan menyembunyikan tindakan permusuhannya," kata Kim.

Korea Utara telah lama menyebut sanksi ekonomi yang dipimpin AS terhadapnya sebagai bukti ‘kebijakan bermusuhan’ kepada mereka.

Kim Jong Un telah mengatakan dia akan terus meningkatkan persenjataan nuklirnya dan tidak melanjutkan diplomasi dengan Washington, kecuali kebijakan permusuhan AS seperti itu ditarik.

Para pejabat AS berulang kali menyatakan harapan untuk bisa duduk dalam pembicaraan dengan Korea Utara di mana saja dan kapan saja.

Namun, AS tetap melanjutkan sanksinya sampai Korea Utara mengambil langkah nyata menuju denuklirisasi.

Diplomasi kedua negara telah terhenti selama dua tahun karena ketidaksepakatan atas pelonggaran sanksi tersebut. (TribunWow.com/Alma Dyani P)

Berita terkait Korea Utara dan Korea Selatan lain

Tags:
Korea UtaraPyongyangKorea SelatanSeoul
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved