Pembunuhan di Subang
Kades Jalancagak Ungkap Alasan Dampingi Yoris dan Danu saat Pemeriksaan Kasus Subang: Saya Khawatir
Dia menyebut jika dirinya memiliki kekhawatiran jika Yoris dan Danu datang sendiri.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Kepala Desa (Kades) Jalancagak, Subang, Jawa Barat, Indra Zaenal Alim mengungkap alasannya saat terlihat hadir bersama Yoris dan Danu ketika menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Polres Subang atas kasus pembunuhan ibu dan anak yang terjadi di wilayahnya.
Dia menyebut jika dirinya memiliki kekhawatiran jika Yoris dan Danu datang sendiri.
"Ada timbul kekhawatiran ketika mereka berangkat berdua, tidak didampingi saya khawatir aja di jalan ada apa-apa," katanya saat diwawancara di kanal Youtube Heri Susanto, yang diunggah pada Sabtu (2/9/2021).
Baca juga: Alasan Keluarga Tak Hadir dalam Pembongkaran Makam Kasus Ibu dan Anak di Subang, Ini Kata Pengacara
Baca juga: Mobil Alphard Sempat Diparkirkan saat Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Yosef: Saya Tidak Bisa
Kekhawatiran Indra terhadap warganya itu juga berkaitan dengan maraknya perbincangan mengenai kasus ini di media.
Terlebih, Yoris dan Danu merupakan orang yang ikut menjadi sorotan dalam kasus ini.
"Terus juga saya khawatir, karena media ini banyak sekali untuk mengejar-ngejar mereka diwawancara, takutnya ngomongnya salah, ke mana-mana, makanya saya dampingi itu ketika ada media yang mau mewawancara ditahan dulu lah," katanya.
"Bukan berarti jangan, silahkan nanti ada waktu-waktu tertentu," tambahnya.
Untuk diketahui kasus ini bermula sejak penemuan jasad ibu dengan identitas Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) di rumah mereka yang berada di Desa Jalancagak, pada sebulan yang lalu tepatnya Rabu (18/8/2021).
Hingga kini polisi masih melakukan pendalaman terhadap kasus ini dan pelakunya masih belum bisa diketahui.
Yoris dan Danu sendiri merupakan saksi penting dalam kasus ini dan juga merupakan kerabat dekat korban.
Baca juga: Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Belum Terungkap, Sosok Ini Takut Menjadi Sasaran Selanjutnya
Yoris merupakan anak dari Tuti sekaligus kakak dari Amalia, sedangkan Danu merupakan keponakan Tuti dan rekan kerja Tuti, Amalia, dan Yoris.
Indra diketahui terlihat hadir bersama Yoris dan Danu saat pemeriksaan yang diagendakan pada Rabu (28/9/2021).
Dirinya mengatakan bahwa kapasitasnya hadir adalah sebagai keluarga baik itu Yoris ataupun Danu.
"Jadi saya bukan berangkat jadi pengacaranya ataupun kepala desa, walaupun ada jabatan saya melekat di sana yah, tetapi intinya saya datang ke sana sebagai keluarga," jelasnya.
Memberikan keterangan tentang agenda pemeriksaan, dia menyebut bahwa pemanggilan tersebut merupakan pemanggilan terakhir sebagai saksi.
Adapun agenda acaranya adalah pengambilan sumpah atas keterangan-keterangan sebelumnya dan penandatanganan BAP.
"Terkait pemanggilan ke sana itu, adalah pemanggilan yang terakhir sebagai saksi, kemudian disumpah mereka dan ditandatangani BAP," katanya.
Selain mereka saksi yang turut dipanggil ada sekitar tiga orang saksi lainnya yang juga dianggap saksi kunci.
Di antaranya adalah Yosef (suami Tuti), Mimin (istri muda Yosef), dan Dede yang merupakan Ketua RT setempat.
Disebutkan juga bahwa pada saat itu keterangan saksi-saksi dikonfrontir untuk mendapatkan kesamaan keterangan.
"Kenapa lama, sampai jam 10 malam karena menegaskan, dan dikonfrontir antara cerita-cerita mereka dengan saksi-saksi yang lain, dari tanggal 15, sebelum kejadian," jelasnya.
Simak keterangan Idra sejak menit awal:
Polisi Terus Bekerja
Dalam pernyataannya polisi menduga jika kasus ini merupakan kejahatan yang luar biasa dan dilakukan secara terencana.
Itu karena pelaku melakukan aksinya sangat rapi dengan merusak TKP dan menghilangkan alat bukti.
Ada dugaan jika pembunuhan tersebut dilakukan oleh orang dekat, karena di TKP tidak ditemukan adanya tanda-tanda kerusakan pada pintu maupun akses lain untuk masuk ke dalam rumah.
Hingga kini kasus tersebut memang belum terungkap.
Polisi sendiri masih bekerja keras untuk mengungkap kasus ini, bahkan meski di akhir pekan terhitung pada polisi terlihat melakukan pekerjaan secara terus menerus.
Terlihat pada Sabtu (2/9/2021) pihak kepolisian melakukan autopsi ulang pada kedua jenazah korban dan Minggu (3/9/2021) sejumlah polisi berpakaian preman datang ke TKP kasus pembunuhan sadis tersebut.
Waryana, yang merupakan penggali kubur yang membantu pihak kepolisian membongkar makam korban menceritakan kondisi kedua jasad yang jadi korban pembunuhan tersebut.
"Kondisinya sudah membusuk dan mengeluarkan bau menyengat," katanya saat ditemui di lokasi, dikutip dari Tribun Jabar.
Proses autopsi ulang sendiri dilakukan di pemakaman tempat kedua korban dimakamkan, di Kecamatan Jalancagak, Subang, Jawa Barat.
Terlihat polisi mendirikan tenda kotak untuk ukuran sekitar 3x3 yang membuat prosesnya nya tidak bisa terlihat dari luar tenda.
Proses autopsi ulang memang dilakukan tertutup.
Saat proses pembongkaran makam juga tidak terlihat ada keluarga yang menyaksikannya.
Bahkan penggali kubur juga tidak diperkenankan melihat apa yang dilakukan pihak kepolisian.
"Enggak boleh (melihat), udah angkat ke meja terus ke luar, sudah selesai diautopsi langsung dikubur lagi," katanya.
Dia menceritakan jika sejak pembongkaran makam hingga dimakamkan kembali tidak berlangsung lama.
Proses yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB itu selesai pada pukul 17.00 WIB untuk kedua jenazah. atau sekitar 3 jam.
"Bu Tuti yang pertama, yang kedua anaknya, satu-satu, sudah selesai ibunya langsung dikubur lagi, lalu menggali makam anaknya langsung," katanya.
Sebelumnya, pihak kepolisian diketahui mendatangi Yosef dikediamannya pada Jumat (1/9/2021) sekitar tengah malam.
Saat dikonfirmasi kepada pihak Yosef, polisi disebut meminta izin untuk melaksanakan autopsi ulang.
"Betul, kemarin malam pada saat jam setengah 12 malam, Pak Yosef dihampiri oleh penyidik dari Polres Subang untuk meminta izin terhadap pembongkaran makam istri sama anaknya," ucap Pengacara Yosef, Fajar Sidik, saat dikonfirmasi, Sabtu (2/10/2021).
Dia menyebut jika pihak Yosef akan selalu kooperatif dengan tindakan kepolisian dalam rangka mengungkap kasus ini.
Terkait faktor utama alasan pembongkaran makam korban, dia juga mengaku tidak mengetahui alasannya.
Tetapi pihaknya yakin jika itu merupakan cara kepolisian untuk lebih mendalami kasus ini.
"Soal tujuannya, saya memang tidak tahu apa yang dilakukan penyidik, mungkin ini juga bagian dari pendalaman perkara," katanya.
"Yang jelas kami dari pihak Pak Yosef akan tetap kooperatif apabila dibutuhkan pihak penyidik," ujar Fajar.
Diimbau Tidak Berspekulasi
Kabid Humas Polda Jawa Barat (Jabar) Kombes Pol Erdi A Chaniago mengatakan hingga sekarang penyidik masih berusaha untuk mengungkap kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.
Dia juga meminta kepada seluruh pihak untuk tidak berspekulasi liar dan menyebarkan informasi tanpa dasar.
"Oleh karena itu saya mengimbau untuk rekan-rekan atau untuk masyarakat tidak usah untuk berspekulasi, menyebarkan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, biarkan penyidik bekerja menentukan siapa tersangkanya berdasarkan petunjuk-petunjuk atau bukti yang didapat," katanya Kamis (30/9/2021), dikutip dari Kompas TV.
Menurutnya informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan merupakan kendala tersendiri bagi penyidik.
"Dengan adanya pemberitaan simpang siur yang bukan berasal dari penyidik ini tentunya akan menjadi kendala tersendiri oleh penyidik," katanya.
Dia juga mengungkap perkembangan penyelidikan kasus yang sudah 40 hari belum terpecahkan.
Disampaikan bahwa saat ini penyidik masih melakukan pendalaman terkait keterangan dan informasi yang ada.
"Saat ini penyidik sedang melakukan kegiatan-kegiatan pendalaman terkait masalah pembuktian-pembuktian secara konfensional, mulai dari olah TKP, dan mengarah kepada hal-hal yang dicurigai baik dari CCTV maupun dari yang lain," jelasnya.
"Ini sedang kita dalami kembali secara intensif untuk adanya keseuaian antara petunjuk-petunjuk dan bukti-bukti yang ada," katanya.
Hal ini yang menurutnya membutuhkan waktu.
Karena penyidik harus berhati-hati dalam menentukan siapa yang menjadi terduga pelaku.
"Ini yang masih kita laksanakan, dalam artian silahkan masyarakat untuk menduga dan sebagainya tapi kita tetap profesional untuk menentukan tersangka-tersangka berdasarkan petunjuk dan bukti yang sudah kita terima secara detail," katanya.
Setelah ada bukti yang cukup tahap selanjutnya dari penyelidikan adalah gelar perkara.
Nanti di sana akan ditentukan apakah kasus ini bisa dilanjutkan atau tidak.
"Namun kita, para penyidik masih berkonsenterasi dalam pengungkapan dengan mengumpulkan bukti-bukti dan petunjuk yang lain," tambahnya.
Dia juga menyebut bahwa penyidik tidak menemukan kesulitan berarti dalam kasus ini.
Namun waktu dibutuhkan karena mengedepankan kehati-hatian dalam pengungkapan kasus ini.
"Ini bukannya kesulitan tapi kita membutuhkan waktu untuk benar-benar kita dapat menentukan tersangka dalam perbuatan tersebut," jelasnya.
"Karena setiap perbuatan pidana itu tidak sama dalam pengungkapannya."
Meski begitu dia menyebut pihak kepolisian akan terus mencari pelaku pembunuhan ibu dan anak tersebut.
Ada dugaan jika kasus ini merupakan pembunuhan berencana mengingat begitu rapinya pelaku dalam membersihkan TKP.
"Tapi kita akan upayakan mencari tersangkanya, ini merupakan suatu kejahatan yang luar biasa, kemungkinan terencana kita akan tetap mencoba fokus dalam rangkaian penyelidikan untuk tangkap tersangka," katanya.
Keterangan Erdi bisa disimak di:
(Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Pembunuhan di Subang Lainnya
Sebagian artikel ini diolah dari Tribun Jabar yang berjudul KASUS SUBANG TERKINI, Puluhan Polisi Berpakaian Preman Datangi TKP Perampasan Nyawa Ibu dan Anak dan Autopsi Ulang Mayat Tuti dan Amalia, Penggali Kubur: Diminta Keluar dari Tenda, tak Boleh Lihat