Breaking News:

Kasus Korupsi

Bupati Banjarnegara Jadi Tersangka Korupsi, Warga Pasang Spanduk: Selamat Jalan, Semoga Tak Kembali

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah resmi menetapkan Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono, sebagai tersangka, Jumat (3/9/2021).

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Atri Wahyu Mukti
Tribunnews.com/Jeprima
Bupati Kabupaten Banjarnegara (2017-2022) Budhi Sarwono dan eks Ketua Tim Sukses dari BS pada Pilkada sekaligus Makelar Kedy Afandi, ditetapkan sebagi tersangka dan langsung ditahan usai menjalani pemeriksaan, di Gedung KPK Merah Putih., Jakarta Selatan, Jumat (3/9/2021). Budhi bersama Kedy diduga meminta fee 10 persen atau senilai Rp2,1 Miliar, dari sejumlah perusahaan-perusahaan yang mendapatkan paket pekerjaan proyek infrastruktur di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2018. 

TRIBUNWOW.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah resmi menetapkan Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono, sebagai tersangka, Jumat (3/9/2021).

Dilansir TribunWow.com, Budhi Sarwono terlibat dugaan kasus korupsi pengadaan barang dan jasa di Pemerintah Kabupaten Banjarnegara tahun anggaran 2017-2018.

Diperkirakan, Budhi menerima uang senilai Rp 2,1 miliar untuk sejumlah proyek.

Penangkapan Budhi tersebut justru disambut gembira warga Banjarnegara.

Bupati Banjarnegara, Jawa Tengah, Budhi Sarwono dalam acara Mata Najwa, Rabu (23/6/2021) malam. Budhi meminta maaf ketika ditegur soal masker melorot.
Bupati Banjarnegara, Jawa Tengah, Budhi Sarwono dalam acara Mata Najwa, Rabu (23/6/2021) malam. Budhi meminta maaf ketika ditegur soal masker melorot. (YouTube Najwa Shihab)

Baca juga: Kontroversi Bupati Banjarnegara sebelum Jadi Tersangka Korupsi Rp 2,1 M, Sempat Dicecar Najwa Shihab

Baca juga: Kini Tersangka, Bupati Banjarnegara Pernah Sumpah Tidak Korupsi saat Ditanya Hotman Paris

Seusai Budhi ditetapkan sebagai tersangka, muncul sejumlah sepanduk yang menyentil kasus korupsi yang menjerat sang bupati.

"Selamat jalan bupatiku. Semoga tidak kembali lagi ke Banjarnegara."

"Terimakasih KPK telah menyelamatkan Banjarnegara."

"Kemenangan Satriya-satriya pinjunjul Banjarnegara."

Meski sudah ditetapkan sebagai tersangka, Budhi menantang KPK untuk membuktikannya.

"Saya tadi diduga menerima uang Rp 2,1 miliar, mohon untuk ditunjukkan yang memberi siapa? Kepada siapa? Silakan ditunjukkan," terang Budhi saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat (3/9/2021).

Budhi membantah meminta fee dari pemborong proyek di wilayahnya.

Ia merasa sudah bekerja keras demi memajukan Banjarnegara.

"Saya tidak pernah menerima sama sekali. Tolong ditunjukkan yang memberi siapa," terang Budhi.

Baca juga: Sebut Luhut Menteri Penjahit, Bupati Banjarnegara sampai Bersumpah: Saya Gak Hafal, Namanya Panjang

Baca juga: Data Sertifikat Vaksin Jokowi Viral, Roy Suryo: Kalau Orang Nomor 1 Saja Bocor, Gimana Rakyat Biasa?

Cara Budhi Korupsi Rp 2,1 M

Di sisi lain, Budhi diketahui telah meraup uang korupsi sebesar Rp 2,1 miliar dari berbagai proyek di Banjarnegara.

Dalam kasus korupsi ini, Budhi disebut-sebut aktif dalam meminta fee hingga melibatkan perusahaan keluarganya dalam proyek.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, fakta tersebut disampaikan oleh Ketua KPK Firli Bahuri.

Awalnya Budhi diketahui memerintahkan seorang pihak swasta bernama Kedy Afandi untuk memimpin rapat koordinasi di sebuah rumah makan pada September 2017.

Rapat tersebut dihadiri oleh perwakilan asosiasi jasa konstruksi di Kabupaten Banjarnegara.

“Di pertemuan tersebut, sebagaimana perintah dan arahan BS (Budhi Sarwono), KA (Kedy Afandi) menyampaikan bahwa paket proyek pekerjaan akan dilonggarkan dengan menaikkan HPS (Harga Perkiraan Sendiri) senilai 20 persen dari nilai proyek,” kata Firli dalam konferensi pers, Jumat (3/9/2021).

Saat itu Budhi menawarkan kepada perusahaan yang berminat untuk mendapat proyek harus membayar komitmen fee sebesar 10 persen.

Baca juga: Sebelum Diciduk Polisi, Terduga Pelaku Pembunuhan Ibu Muda di Banjarnegara Sempat Tabrak Jembatan

Pertemuan selanjutnya dilaksanakan di rumah kediaman pribadi Budhi yang dihadiri oleh beberapa perwakilan asosiasi Gapensi Banjarnegara.

Dari total 20 persen HPS, 10 persen lainnya digunakan sebagai keuntungan rekanan.

“BS juga berperan aktif dengan ikut langsung dalam pelaksanaan pelelangan pekerjaan infrastruktur, di antaranya membagi paket pekerjaan di Dinas PUPR, mengikutsertakan perusahaan milik keluarganya, dan mengatur pemenang lelang,” ungkap Firli.

“Diduga BS telah menerima komitmen fee atas berbagai pekerjaan proyek infrastruktur di Kabupaten Banjarnegara, sekitar sejumlah Rp 2,1 Miliar,” ujar Firli.

Diketahui, selain Budhi, satu tersangka lainnya adalah pihak swasta bernama Kedy Afandi.

“Dengan telah dilakukannya pengumpulan berbagai informasi dan data yang kemudian ditemukan adanya bukti permulaan yang cukup, KPK melakukan penyelidikan dan meningkatkan status perkara ini ke penyidikan pada bulan Mei 2021, dengan menetapkan tersangka BS (Budhi Sarwono),” ujar ketua KPK Firli Bahuri dalam konferensi pers, Jumat (3/9/2021).

Atas perbuatannya, Budhi dan Kedy disangkakan melanggar pasal sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. (TribunWow.com)

Berita lain terkait Bupati Banjarnegara

Artikel ini diolah dari Tribunnews.com dengan judul Budhi Sarwono Jadi Tersangka KPK, Sejumlah Spanduk Terpasang di Banjarnegara: Selamat Jalan Bupatiku,  Kompas.com dengan judul "KPK Tetapkan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono Tersangka " dan "Jadi Tersangka Korupsi, Harta Kekayaan Bupati Banjarnegara Mencapai Rp 23,8 M" dan "Konstruksi Kasus Korupsi Bupati Banjarnegara: Aktif Meminta Fee hingga Libatkan Perusahaan Keluarga"

Tags:
KorupsiKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK)Bupati BanjarnegaraTersangkaBudhi Sarwono
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved