Breaking News:

Terkini Nasional

LAPAN Umumkan Jadwal Hari Tanpa Bayangan di Indonesia Mulai 6 September 2021, Cek Kotamu

Lapan mengumumkan jadwal dan kota di Indonesia yang akan mengalami fenomena hari tanpa bayangan.

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Lailatun Niqmah
Eskipaper
Ilustrasi Hari Tanpa Bayangan - Pekan depan, diperkirakan Indonesia akan mulai kembali mengalami fenomena hari tanpa bayangan. 

TRIBUNWOW.COM - Indonesia tidak lama lagi akan kembali mengalami fenomena 'hari tanpa bayangan'.

Hal itu disampaikan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

Lapan menyampaikan, fenomena itu akan mulai terjadi pada 6 September hingga 21 Oktober 2021.

Ilustrasi matahari.
Ilustrasi matahari. (Pexels.com)

Baca juga: 17 Wilayah Waspada Cuaca Ekstrem Hujan Lebat, Ini Peringatan Dini BMKG Besok Kamis 2 September 2021

Peneliti Pusat Sains dan Antariksa Lapan Andi Pangerang menyebut, fenomena tersebut terjadi saat posisi matahari tepat berada di atas Indonesia atau tepat berada di titik Zenith.

Tepat ketika fenomena itu terjadi, bayangan dari benda-benda tegak akan nyaris tidak ada.

"Ketika posisi matahari berada di atas Indonesia, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tak berongga saat tengah hari, sehingga fenomena ini dapat disebut sebagai hari tanpa bayangan matahari," kata Andi dikutip TribunWow.com dari KompasTV, Selasa (31/8/2021).

Kendati demikian, fenomena tersebut bukanlah sesuatu yang langka.

Pasalnya, letak Indonesia terbentang dari 6 derajat Lintang Utara hingga 11 derajat Lintang Selatan dan dibelah oleh garis khatulistiwa.

 

Baca juga: Info BMKG - Prakiraan Cuaca Besok Kamis 2 September 2021: Jambi dan Samarinda Waspada Hujan Petir

Posisi geografis Indonesia yang berada didekat ekuator memungkinkan fenomena hari tanpa bayangan bisa terjadi dua kali setahun.

Tahun ini, fenomena tersebut sudah terjadi di akhir Februari hingga awal April 2021 lalu.

Sedangkan periode kedua diperkirakan akan terjadi mulai pekan depan.

Melansir dari Edukasi Sains Antariksa (LAPAN), berikut jadwal dan beberapa wilayah yang akan mengalami Hari Tanpa Bayangan:

Sabang, 6 September 2021 pada pukul 12.36 WIB

Banda Aceh, 7 September, pukul 12.36 WIB

Medan, 13 September, pukul 12.21 WIB

Tanjungpinang, 20 September, pukul 11.55 WIB

Pekanbaru, 21 September, 12.07 WIB

Padang, 25 September pukul 12.10 WIB

Jambi, 27 September, pukul 11.56 WIB

Pangkalpinang, 28 September, pukul 11.46 WIB

Bengkulu, 2 Oktober, pukul 12.00 WIB

Bandarlampung, 7 Oktober, pukul 11.46 WIB

Serang, 8 Oktober, pukul 11.42 WIB

Jakarta, 9 Oktober, pukul 11.39 WIB

Bogor, 10 Oktober, pukul 11.39 WIB

Bandung, 11 Oktober, pukul 11.36 WIB

Semarang, 11 Oktober, pukul 11.25 WIB

Surabaya, 11 Oktober, pukul 11.15 WIB

Sumenep, 11 Oktober, pukul 11.11 WIB

Surakarta, 12 Oktober, pukul 11.23 WIB

Pangandaran, 13 Oktober, pukul 11.31 WIB

Yogyakarta, 13 Oktober, pukul 11.24 WIB

Banyuwangi, 14 Oktober, pukul 11.08 WIB

Nunukan, 12 September, pukul 12.07 WIB

Tarakan, 14 September, pukul 12.05 WITA

Tanjungselor, 15 September, pukul 12.05 WITA

Pontianak, 23 September, pukul 11.35 WITA

Samarinda, 24 September, pukul 12.03 WITA

Balikpapan, 26 September, pukul 12.03 WITA

Palangkaraya, 28 September, pukul 11.14 WITA

Banjarmasin, 1 Oktober, pukul 12.11 WITA

Buleleng, 14 Oktober, pukul 12.05 WITA

Denpasar, 15 Oktober, pukul 12.04 WITA

Mataram, 15 Oktober, pukul 12.01 WITA

Sumbawabesar, 15 Oktober, pukul 11.56 WITA

Labuhanbajo, 15 Oktober, pukul 11.46 WITA

Waingapu, 18 Oktober, pukul 11.46 WITA

Kupang, 19 Oktober, pukul 11.30 WITA

Rote Dao, 21 Oktober, pukul 11.31 WITA

Manado, 19 September, pukul 11.34 WITA

Majene, 2 Oktober, pukul 11.53 WITA

Kendari, 3 Oktober,pukul 11.38 WITA

Wakatobi, 6 Oktober, pukul 11.33 WITA

Makassar, 6 Oktober, pukul 11.50 WITA

Sofifi, 21 September, pukul 12.22 WIT

Sorong, 25 September, pukul 12.06 WIT

Manokwari, 25 September, pukul 11.55 WIT

Biak, 26 September, pukul 11.46 WIT

Jayapura, 29 September, pukul 11.27 WIT

Ambon, 2 Oktober, pukul 12.16 WIT

Merauke, 14 Oktober, pukul 11.24 WIT 

Penjelasan BMKG dan Astronom soal Hari Tanpa Bayangan

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam keterangan tertulisnya menyatakan, bahwa hari tanpa bayangan terjadi karena bidang ekuatro bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi.

Sehingga, posisi matahari dari bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 LU sampai dengan 23,5 LS, dan hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari.

Astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo menjelaskan, hari tanpa bayangan matahari adalah suatu hari bagi suatu tempat tertentu di mana manusia dan obyek lain yang berdiri tegak akan kehilangan bayang-bayangnya, manalaka Matahari mencapai titik kulminasi atas istiwa atau mengalami kondisi transit.

Marufin berkata, hari tanpa bayangan matahari terjadi ketika altitude Matahari tepat 90º, sehingga matahari tepat berada di titik Zenith (titik tertinggi yang bisa dicapai peredaran benda langit).

"Kulminasi atas terjadi saat altitude matahari mencapai maksimum pada hari itu," kata Marufin.

Secara astronomis, hari tanpa bayangan matahari terjadi saat nilai deklinasi matahari, yakni salah satu parameter dalam sistem koordinat langit, tepat sama dan senilai dengan garis lintang sebuah tempat.

(TribunWow.com)

Artikel ini telah tayang di KompasTV dengan judul Fenomena Hari Tanpa Bayangan Akan Kembali Terjadi di Indonesia, Catat Daftar Wilayah dan Waktunya, dan di Kompas.com dengan judul "Mulai Hari Ini hingga Oktober, Indonesia akan Mengalami Hari Tanpa Bayangan."

Sumber: TribunWow.com
Tags:
LAPANHari Tanpa BayanganFenomena Alam
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved