Breaking News:

Virus Corona

Sempat Tertawa, Ini Reaksi Khofifah saat Diminta Najwa Shihab Jangan Kecewakan Pencari Vaksin

Khofifah Indar Parawansa diminta Najwa Shihab agar tidak mengecewakan para pencari vaksin di Jawa Timur.

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube Najwa Shihab
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Mata Najwa, Rabu (28/7/2021) malam. 

TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sempat tertawa kecil ketika dicecar oleh Najwa Shihab terkait program vaksinasi Covid-19.

Momen tersebut terjadi saat ia hadir dalam acara Mata Najwa, Rabu (28/7/2021) malam.

Pada awalnya dalam acara itu, seorang warga Malang yang bukan prioritas penerima vaksin mengeluhkan sulitnya mendapat vaksin padahal sudah mengunjungi sejumlah tempat namun tetap tidak mendapat kuota.

Baca juga: Bantah Tuduhan Manipulasi Data Kematian akibat Covid-19 di Jatim, Khofifah: Insyallah Paling Sinkron

Merujuk hal tersebut, Najwa lalu berpesan kepada Khofifah agar mengupayakan supaya vaksin Covid-19 bisa disalurkan dengan tepat waktu.

"Kalau bisa ya memang vaksinnya agak cepat gitu bu, karena kalau berburu terus dan enggak dapet kan kecewa, patah hati," ucap Najwa ke Khofifah.

"Nanti akhirnya lama-lama pasrah enggak mau divaksin saja deh," sambungnya.

Baca juga: Bisa Pengaruhi Fokus Isolasi Mandiri, Ini 9 Hoaks soal Cara Sembuhkan Covid-19

Baca juga: Fakta Viral Foto Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga untuk Influencer, Ini Penjelasan Sekwan DPRD DKI

Mendengar permintaan dari Najwa, Khofifah sempat tertawa kecil.

Ia kemudian menjelaskan bahwa pada awalnya jatah vaksin Covid-19 memang terbatas untuk publik karena dialokasikan untuk nakes hingga pelayanan publik.

"Ya karena memang seperti Ibu Nadia bilang, awal itu kan terbatas sekali," ujar Khofifah.

"Maka kalau (jatah) untuk SDM kesehatan, enggak bakalan Dinkes berani ngasih (ke) yang lain."

Namun Khofifah juga menekankan bahwa saat ini, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 sudah mulai menyasar masyarakat umum.

"Sekarang ini kan kita sudah mulai menyisir anak-anak, dan kita sudah mulai menyisir masyarakat publik," ucap Khofifah.

"Jadi bukan hanya yang ber-KTP Malang Raya."

"Tetapi mereka yang berdomisili di Malang Raya," tambahnya.

Khofifah lalu menyampaikan, bahwa akan segera dilaksanakan vaksinasi untuk umum di Universitas Brawijaya Malang, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Islam Malang.

Baca juga: Jangan Kendur, Ini 10 Hal yang Perlu Diperhatikan seusai Pasien Covid-19 Jalani Isolasi Mandiri

Lihat videonya mulai menit 10.45:

Khofifah Bantah Tudingan Manipulasi Data

Di acara yang sama, Khofifah Indar Parawansa membantah tuduhan adanya memanipulasi data kematian akibat Virus Corona (Covid-19).

Khofifah menyatakan pihaknya telah melakukan penyesuaian data dengan baik.

Dilansir TribunWow.com, sebelumnya disinyalir ada ketidak sesuaian data kematian di Pemprov Jatim dan pusat.

Khofifah lantas menjelaskan bahwa pihak provinsi tidak melakukan pencatatan langsung.

Provinsi hanya menerima laporan kasus kematian Covid-19 dari Kabupaten/Kota.

"Soal kematian. Tidak ada dinas kematian di Povinsi, tidak ada dinas pemakaman di Provinsi."

"Maka, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melapor ke pusat dan melapor ke provinsi," kata Khofifah dalam acara Mata Najwa, Rabu (28/7/2021) malam.

Khofifah lantas mengambil contoh angka kematian di Kota Surabaya yang diduga berbeda dengan yang dirilis oleh Pemprov Jatim.

Khofifah mengaku telah menglarifikasi ke Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, terkait perbedaan data kematian yang dicatat pusat dengan pemakaman di TPU Keputih.

Baca juga: Selesai Isolasi Mandiri atau Sembuh dari Covid-19? Kenali Teknik Rehabilitasi untuk Pemulihan

Baca juga: Anak Positif Covid-19? Tak Perlu Diberikan Antivirus dan Antibiotik, Berikut Penanganannya

Ia mengatakan, Wali Kota sudah memberi penjelasan terkait data kematian yang disetorkan ke Pemprov.

Hanya saja, diduga ada ketidak sinkronan penerimaan data kematian dari Dinkes Kabupatan/Kota kepada Provinsi.

Kematian pasien terduga atau suspek atau suspect dan probable yang belum disertai hasil pemeriksaan positif berdasarkan tes swab PCR biasanya tak bisa tercatat dalam laporan.

"Kata Pak Wali nih, bahwa ini belum di-swab baik Antigen maupun PCR. Jadi mereka sifatnya suspek," ujarnya.

Mantan Menteri Sosial itu juga menepis tudingan perbedaan angka kematian yang jauh antara Provinsi dengan pusat.

Ia mengklaim bahwa pencatatan data di Jatim sudah sinkron sengen Kementerian Kesehatan.

"Ini Dinkes yang input. Dari inputnya Dinkes baru kita unggah di web-nya Pemprov."

"Insyaallah data paling sinkron. Data paling sinkron dengan Kemenkes paling dekat itu data Pemprov Jatim," katanya. (TribunWow.com/Rilo)

Baca artikel lain terkait

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Covid-19Virus CoronaJawa TimurKhofifah Indar ParawansaMata NajwaNajwa ShihabVaksin
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved