Euro 2020
Jelang Babak Perempat Final, Eropa Dibayangi Munculnya Kasus Covid-19 Klaster Euro 2020
World Health Organization (WHO) mengungkap data meningkatnya kasus Covid-19 di Eropa yang dikaitkan dengan kompetisi Euro 2020.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - World Health Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap data meningkatnya kasus Covid-19 di Eropa yang dikaitkan dengan kompetisi Euro 2020.
Padahal Euro 2020 masih akan berlangsung dan baru masuk babak perempat final yang akan dilaksanakan malam ini, Jumat (2/7/2021).
Dalam laporan WHO yang dilansir dari BBC, diketahui dalam seminggu kasus Covid-19 meningkat sebanyak 10 persen di Eropa secara akumulasi.
Hal itu dianggap mengejutkan karena kasus Covid-19 di Eropa, dua bulan terakhir memiliki tren positif dengan selalu turun dari kasus tertingginya.
Baca juga: Rekam Jejak Timnas Belgia: Belum Punya Gelar Juara, Diadang Italia untuk Menang di Euro 2020
Direktur Regional WHO Hans Kluga pada Kamis (1/7/2021) menyebut Euro 2020 diduga sebagai salah satu penyebab utama dan sementara ini dianggap sebagai penyebab super.
Hal ini sangat mencemaskan di tengah beberapa negara Eropa yang menjalankan vaksin dengan sangat lamban dan munculnya Covid varian baru di Eropa.
Ratusan suporter yang kembali dari London, Inggris dan St Petersburg, Rusia dinyatakan positif.
Deputi WHO Catherine Smallwood meminta kota-kota tuan rumah untuk berbuat lebih banyak untuk memantau pergerakan penggemar.
Baca juga: Perempat Final Euro 2020: Pemain Belgia Axel Witsel Sebut Keunggulan Timnas Italia
Baca juga: Jadi Pahlawan Kemenangan Spanyol atas Kroasia di Euro 2020, Alvaro Morata: Saya Tahu Alasannya
Catherine mengimbau bagi tuan rumah untuk dapat menyoroti area perjalanan untuk menuju lokasi keramaian.
Baik itu di stadion maupun lokasi-lokasi lain yang berpotensi terjadinya kerumunan.
"Yang perlu kita perhatikan adalah di sekitar stadion," katanya.
"Apa yang terjadi setelah pertandingan? Apakah mereka pergi ke bar dan pub yang ramai?"
Rusia telah mencatat rekor jumlah kematian selama tiga hari terakhir, dengan 672 kematian dan 23.543 kasus baru pada hari Kamis saja.
Sebagian besar kasus baru di Moskow adalah varian Delta, dan pejabat tinggi kesehatan di sana juga membicarakan varian Delta-plus baru.
Kota tuan rumah Euro 2020 St Petersburg mencatat 115 kematian dalam 24 jam terakhir pada hari Kamis.
Hal itu cukup mengkhawatirkan mengingat perempat final Spanyol dan Swiss akan diadakan di sana.
Otoritas kesehatan Finlandia mengimbau masyarakatnya untuk tidak bepergian ke Rusia setelah 400 kasus dikaitkan dengan suporter yang kembali dari St Petersburg pada 21 Juni.
Otoritas yang cukup keras mengkritisi hal ini adalah Jerman.
Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer mengatakan dengan tegas jelas bahwa memanjakan suporter akan membantu menyebarkan virus.
Dia sangat kritis terhadap keputusan untuk mengizinkan 60.000 pendukung masuk ke stadion di Budapest dan di Wembley di London untuk semi-final dan final.
Badan sepak bola Eropa, UEFA, juga dicap sebagai pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Saya tidak bisa menjelaskan mengapa UEFA tidak masuk akal, saya menduga itu karena komersialisme," katanya kepada wartawan.
Jerman memperkirakan varian Delta menyumbang lebih dari 70 persen kasus bulan ini.
Itu diduga karena adanya pelonggaran tindakan karantina pada pengunjung dari Inggris dan Portugal di mana varian tersebut sudah lazim.
Di mana UEFA bersikukuh bahwa keputusan tentang jumlah penggemar yang diizinkan masuk ke dalam stadion berada di bawah tanggung jawab otoritas lokal yang berwenang.
Pejabat Kesehatan Skotlandia merilis bahwa di Skotlandia ada 1.294 kasus Covid telah dikaitkan Euro 2020.
Kasus baru ini ditemukan dari orang-orang yang telah melakukan perjalanan ke London untuk pertandingan Euro 2020 melawan Inggris pada 18 Juni, termasuk 397 orang yang menonton langsung di Wembley.
Di seluruh Inggris, 27.989 kasus lainnya telah dicatat, jumlah tertinggi sejak Januari.
Namun, Inggris menjadi salah satu negara yang melakukan vaksinasi dengan cepat di negaranya.
Laporan terakhir, ada 62,7% orang dewasa di Inggris telah memiliki dua dosis vaksin. (TribunWow.com/Afzal Nur Iman)