Virus Corona
Sebut Sangat Mungkin Jakarta Tarik Rem Darurat Covid, dr Tirta: Kita Lihat 5-6 Hari ke Depan
Dokter Tirta menyebut ada kemungkinan besar Pemprov DKI Jakarta yang kini dipimpin Anies Baswedan menarik rem darurat karena kasus Covid saat ini
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Lewat akun media sosial miliknya, influencer sekaligus tenaga kesehatan (nakes) dr. Tirta Mandira Hudhi membahas soal kemungkinan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menarik rem darurat karena lonjakan kasus Covid-19.
Dokter Tirta mengaku tidak kaget apabila pada akhirnya Jakarta mendadak menarik rem darurat.
Ia mengungkit curhatan para nakes tentang daruratnya kondisi di Ibu Kota sehingga tak bisa dipungkiri adanya kemungkinan Pemprov Jakarta menarik rem darurat.

Baca juga: Anies akan Bantu Kirim Makanan hingga Obat untuk Warga Jakarta Isoman Covid, Ini Cara Mendapatkannya
Baca juga: Melihat Isi Ruang ICU RS UI Penuh Pasien Covid, Nakes: Bahasa Kasarnya Kita Milih-milih Nyawa
Dugaan itu disampaikan oleh dr. Tirta lewat akun Instagram miliknya @dr.tirta, Selasa (29/6/2021).
Dokter Tirta menjelaskan, apabila rem darurat ditarik maka daerah yang lain di sekitar Ibu Kota akan menerapkan hal serupa.
Ia menyebut, sangat mungkin rem darurat ditarik jika melihat instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit yang kini penuh.
Berikut pernyataan lengkap yang diunggah oleh dr. Tirta di kolom foto:
"Melihat cuitan temen2 nakes di jakarta, igd penuh, oksigen menipis, ga kaget kalau ada kemungkinan tiba2 rem darurat ditarik.
Jika jakarta melakukan A. Otomatis daerah lain yg "darurat" akan mengikuti dan melakukan A juga.
Mari kita lihat dalam 5-6 hari ke depan,"
Lalu dalam kolom caption-nya, dr. Tirta menegaskan tidak ada yang mau Pemprov Jakarta mendadak menarik rem darurat.
Berikut tulisan lengkap caption dr. Tirta:
"Semoga semua baik baik saja saya yakin ga ada yg mau rem darurat ditarik. Karena ekonomi akan terdampak, jadi ribet, susah mobilisasi, dan menghambat pelayanan
Akan tetapi, jika kita melihat angka kepenuhan IGD, ada potensi sangat besar kebijakan ini di ambil
Mari kita tunggu berita 5-6 hari ke depan."
Jika Pemprov DKI Jakarta menarik rem darurat, maka Ibu Kota akan kembali seperti masa-masa awal PSBB, di mana tidak ada pelonggaran seperti saat ini.
Baca juga: TKA Asal China Minta Vaksin Covid-19 di Banten, Langsung Ditolak Petugas karena Hal Ini
Anies Peringatkan Covid-19 saat Ini Lebih Parah
Sebelumnya diberitakan, Anies memperingatkan bahwa pandemi Covid-19 pada saat ini lebih buruk dibandingkan puncak pada Januari 2021.
Info tersebut disampaikan oleh Anies dalam akun Instagram miliknya @aniesbaswedan, Kamis (24/6/2021).
Pada unggahan tersebut, Anies mengunggah kegiatan dirinya meninjau tenda darurat di RSUD Kramat Jati.
Sejumlah rumah sakit di Jakarta diketahui sudah over kapasitas sehingga ada pasien yang harus dirawat di lobi.
Merespons kondisi itu, Anies telah menyiapkan tenda-tenda di beberapa rumah sakit.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah menambah kapasitas rumah sakit yang menangani pasien Covid-19.
Namun, Anies mengingatkan jika pasien Covid-19 terus bertambah maka akan sulit mengatasinya karena keterbatasan personil tenaga kesehatan (nakes).
Anies menyebut, penyebaran kali ini parah karena adanya varian Delta yang diketahui berasal dari India.
Ia juga menyebut, mayoritas pasien yang positif Covid belakangan ini lebih banyak yang memiliki gejala sedang yang menurutnya lebih buruk karena sebelumnya mayoritas pasien hanya mengalami gejala ringan.
Terakhir, Anies berpesan agar masyarakat tidak berkumpul di ruang publik karena mustahil bagi pemerintah untuk terus mengawasi masyarakat.

Baca juga: Melihat Isi Ruang ICU RS UI Penuh Pasien Covid, Nakes: Bahasa Kasarnya Kita Milih-milih Nyawa
Berikut pesan lengkap yang ditulis oleh Anies:
"Malam ini melakukan inspeksi tenda darurat yg dipasang di halaman RSUD Kramat Jati.
Beberapa RS kita sudah penuh, bahkan lobinya difungsikan sbg tempat rawat inap. Maka kami siapkan tenda2 di RSUD.
Pemprov DKI telah menambah kapasitas Rumah Sakit Covid-19, semula 103 sekarang jadi 140 dari total 193 rumah sakit di Jakarta.
Dari 32 RSUD ada 13 yang menjadi RS khusus Covid-19, seperti RSUD Kramat Jati ini.
Lalu 19 RSUD lainnya 60% kapasitas itu disiapkan utk Covid-19, 40% utk penyakit lain.
Menambah tenda / tempat tidur memang mudah, tapi menambah tenaga kesehatan tak mudah dan tak bisa secepat penambahan kasus Covid-19 ini.
Kalau jumlah pasiennya bertambah terus, kita akan kerepotan.
Mari bantu tenaga kesehatan kita yg terbatas ini dgn mengurangi aktivitas di luar, karena tingginya potensi penularan dan percepatan perburukan dari varian Delta.
Pada puncak bulan Januari masih kita lebih sering temukan gejala ringan, sedangkan di bulan ini lebih banyak kita temukan gejala sedang dgn desaturasi (kekurangan oksigen dalam darah) di bawah 90%. Jauh lebih cepat perburukannya.
Pesan bagi semua, mari kita sama-sama saling jaga. Penularan COVID-19 itu tidak hanya terjadi di ruang publik, tapi saat kita meeting, makan bersama, di kumpul dgn orang yg kita kenal. Itulah potensi terbesar dari ruang privat yg tak mungkin diawasi oleh pemerintah.
Mari jaga diri dgn disiplin 3M & segera divaksinasi. Dengan menjaga diri, teman-teman juga ikut menjaga sesama dan #JagaJakarta."
(TribunWow.com/Anung)
Berita terkait Peristiwa Covid-19 lainnya