Vaksin Covid
Tak Peduli Dicap Sales Vaksin, dr Tirta Pamer Efek Sinovac di Tubuhnya: Swab 32 Kali Negatif Terus
Dokter Tirta Mandira Hudhi mengunggah efek positif dari Vaksin Sinovac di dalam tubuhnya setelah enam bulan mendapat suntikan vaksin
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Influencer sekaligus tenaga kesehatan dr. Tirta Mandira Hudhi adalah satu dari sekian banyak masyarakat Indonesia angkatan pertama yang menerima suntikan Vaksin Sinovac di tengah pandemi Covid-19.
Kini sudah berlalu enam bulan, dr. Tirta mengaku sudah mulai merasakan efek dari suntikan Vaksin Sinovac tersebut.
Lewat unggahan akun Instagram miliknya @dr.tirta, Selasa (22/6/2021), dr. Tirta memamerkan efek dari Vaksin Sinovac di tubuhnya.

Baca juga: Fakta Viral Foto Jenazah Covid-19 Diangkut Pakai Truk, Pemprov DKI Jakarta Beri Penjelasan: Simulasi
Sebelum membahas efek positif vaksin, dr. Tirta menuliskan peringatan kepada warganet yang anti vaksin agar tidak usah membaca postingan miliknya.
Di dalam unggahannya itu, dr. Tirta menceritakan bagaimana tubuhnya sudah mulai membentuk sistem kekebalan terhadap Sars Cov-2.
Selain karena vaksin, dr. Tirta menuliskan hal itu juga dipengaruhi oleh pola hidupnya yang sehat.
Dirinya menegaskan, tidak peduli apabila dianggap menjadi sales vaksin gara-gara unggahannya itu.
Hal nyata yang dirasakan oleh dr. Tirta di antaranya adalah selama satu tahun lebih pandemi, dirinya selalu negatif Covid-19.
Berikut caption lengkap yang ditulis oleh dr. Tirta:
"PERINGATAN : JIKA ANDA GA SUKA VAKSIN, SKIP POSTINGAN INI, DARIPADA BIKIN PANAS , RELAKSIN AJA SKUY MATIKAN MEDIAMU. ENJOY IDUPMU. SIMPLE SOB
Tepat stelah 6 bulan saya menerima vaksin sinovac di puskesmas ngemplak sleman. Yup 6 bulan. Gue termasuk angkatan pertama yg vaksin
Saya iseng cek antibody serology di @bumame_farmasi . Stelah 6 bulan menerima sinovac. (Sistem Kekebalan mulai muncul stelah 2-3 bulan abis vaksin)
Hasil antibody sars cov saya alhamdulillah walau stelah 6 bulan, tetap reaktif, menandakan sistem kekebalan buat sars cov 2 sudah mulai terbentuk dan cenderung stabil di atas rata2. Kata @dokterdecsa malah cenderung tinggi ini hahaha. Ditambah MAKAN tratur, olahraga, dan sebisa mngkin jaga kesehatan dan disiplin jaga diri ! Dan JUGA KUDU POSITIVE MIND !
Mau gue disebut Antek sales vaksin taek lah. Ga peduli gua. Yg penting antibodi gue dah terbentuk.
Anyway. Selama hampir 17 bulan pandemi, gua swab 32x negatif trus . Alhamdulillah. Fokus melayani meneh. Pasien banyak . Baik pasien orang dan pasien @shoesandcare."
Baca juga: Sosok Pemuda yang Buat Video Tantang Siap Pegang Mayat Covid-19 Kini Dibebaskan, Motif demi Adsense
dr Tirta: Stop Panik, Semua Harus Optimis
Sebelumnya diberitakan, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyoroti soal peningkatan kasus Covid-19 di Bandung.
Ia khawatir, peningkatan kasus yang terus terjadi ini akan membuat fasilitas kesehatan atau tenaga medis di Bandung kolaps atau tumbang.
Menanggapi hal ini, influencer sekaligus tenaga kesehatan dr. Tirta Mandira Hudhi meminta agar semua unsur harus tetap optimis.

Baca juga: Teka-teki Kematian 2 Warga Riau setelah Suntik Vaksin Sinovac Akhirnya Terungkap, Ini Penyebabnya
Pernyataan itu disampaikan oleh dr. Tirta lewat akun Instagram miliknya @dr.tirta, Minggu (6/6/2021).
Dalam unggahannya itu, ia mengutip berita dari TribunJabar.id berjudul "Kota Bandung Terancam Kolaps oleh Covid-19, Kasus Melonjak, Keterisian Tempat Tidur 79,9 persen"
Berita tersebut mengutip pernyataan Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana sebagai berikut:
"Trennya naik terus. Saya pikir sudah di titik psikologis yang menunjukkan bahwa fasilitas kesehatan baik di rumah sakit atau tenaga medisnya sebentar lagi kolaps," kata Yana di Lodaya, Minggu (6/6/2021).
Dokter Tirta berpesan, agar semua pihak harus selalu optimis dan tidak panik.
Dirinya juga berpesan agar tidak menyebarkan narasi yang saling menyalahkan satu sama lain.
Berikut caption lengkap yang ditulis oleh dr. Tirta:
"Stop panik. Yang penting. Semua harus tetap optimis. Jaga diri jaga sesama
Dan saya kira stop narasi saling menyalahkan ya kawan2
Suwun dan terimakasih"
Diketahui , kasus harian di Kota Bandung pada Minggu (6/6/2021) mencapai rekor hingga 100 orang yang sebelumnya sekitar 30-an orang per hari.
"Kami justru khawatir adanya libur panjang, karena siklusnya peningkatan Covid-19 terjadi setelah adanya libur panjang dan biasanya itu pada dua minggu sampai sebulan pascalibur panjang," kata Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana seperi dikutip TribunJabar.com, Minggu (6/6/2021).
Yana menjadi khawatir karena melihat kekuatan Kota Bandung dalam masalah tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan di kota tersebut.
Berdasarkan data hari ini, di Kota Bandung dari bed occupancy ratio (pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit -red) atau BOR sudah menembus di angka 79,9 persen.
"Trennya naik terus. Saya pikir sudah di titik psikologis yang menunjukkan bahwa fasilitas kesehatan baik di rumah sakit atau tenaga medisnya sebentar lagi kolaps," katanya.
Kini Pemkot Bandung tengah berupaya agar virus tersebut tidak menyebar dan meluas ke tempat lain atau membuat orang lain ikut terpapar.
Hal tersebut dilakukan melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro di kewilayahan.
"Kalau saya sih kuncinya pada PPKM mikro. Sebab, RT dan RW yang tahu betul warganya apakah mereka mudik atau tidak. Jadi, ketika ketahuan ada yang mudik atau tak ada selama beberapa hari bisa langsung diisolasi," katanya. (TribunWow.com/Anung)
Baca berita lain terkait Vaksin Covid