Breaking News:

Terkini Nasional

Novel Baswedan, dan Sejumlah Penyidik yang Tak Lolos TWK Dapati Nomornya Masuk Grup Telegram Bitcoin

Sejumlah penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kaget saat mendapati nomornya masuk dalam grup di aplikasi Telegram.

KOMPAS.com/TSARINA MAHARANI
Eks Kabiro Humas KPK Febri Diansyah di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (26/12/2019). Sejumlah penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kaget saat mendapati nomornya masuk dalam grup di aplikasi Telegram termasuk Febri Diansyah. 

TRIBUNWOW.COM - Sejumlah penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kaget saat mendapati nomornya masuk dalam grup di aplikasi Telegram.

Penyidik KPK tersebut antara lain Novel Baswedan, eks Juru Bicara KPK Febri Diansyah, serta beberapa 75 pegawai gagal Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

Novel Baswedan, dkk disusupkan ke grup investasi bitcoin di aplikasi Telegram oleh peretas, Minggu (20/6/2021) pagi.

Baca juga: Tak Lolos TWK KPK dan Bakal Dipecat, Ronald Paul Merasa Ada 2 Pertanyaan Mengganjal

Sejumlah pegawai KPK yang tak lulus TWK hadir di acara Mata Najwa, Rabu (26/5/2021), di antaranya ada Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Giri Supradiono hingga Kasatgas Penyidik KPK, Rizka Anung Nata.
Sejumlah pegawai KPK yang tak lulus TWK hadir di acara Mata Najwa, Rabu (26/5/2021), di antaranya ada Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Giri Supradiono hingga Kasatgas Penyidik KPK, Rizka Anung Nata. (youtube najwa shihab)

Hal ini sebagaimana disampaikan Febri lewat Twitter resmi miliknya @febridiansyah, Minggu (20/6/2021) sore pukul 16.29 WIB.

"WARNING: Saya, Novel @nazaqistsha, beberapa teman #75PegawaiKPK & yang advokasi, pagi ini tiba-tiba dimasukan ke group Telegram “Bitcoin Trader Investasi”," cuit Febri, dikutip Tribunnews.com, Senin (21/6/2021).

Ia sudah mengizinkan Tribunnews.com untuk mengutip cuitannya.

Febri mengatakan masuknya ia, Novel Baswedan, 75 pegawai KPK gagal TWK, dan tim advokasi ke grup investasi bitcoin tanpa persetujuan.

Ia merasa heran karena pada akun telegramnya sudah diatur pembatasan yang bisa memasukkan ke grup.

"Tanpa persetujuan dan pemberitahuan. Saya segera report dan leave. Padahal setting siapa yang Add Groups dan Channels telah dibatasi," tulisnya.

Baca juga: Bantah Harun Masiku Sudah Ditembak Mati, Penyidik KPK Beberkan Hasil Penggeledahan: Saya Pastikan

Febri pun membagikan tangkapan layar beberapa nama yang masuk ke dalam grup Telegram 'Bitcoin Trader Investasi'.

Nama-nama yang disusupkan seperti Bivitri Susanti, Saut Situmorang, Muhammad Isnur, Sujanarko, Novel Baswedan, dan Yudi Purnomo Harahap.

"Berikut tangkapan layar beberapa yang diketahui.. mereka juga tiba-tiba masuk group Telegram ini tanpa persetujuan dan pemberitahuan," cuitnya.

"Semoga segera tertanggulangi. Informasi ini saya sampaikan agar kita lebih hati-hati dan mitigasi risiko penyalahgunaan ke depan," kata Febri.

Sebelumnya, akun WhatsApp milik Febri juga sempat diretas pada Kamis (20/5/2021) lalu.

Febri mengaku akun WhatsApp miliknya tidak bisa diakses.

Dugaan peretasan ini bersamaan dengan diretasnya nomor telepon Novel Baswedan dan eks Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI) KPK Sujanarko.

Baca juga: Respons Firli Bahuri saat Dipaksa Jawab Pertanyaan TWK KPK, Pilih Pancasila atau Alquran?

Nomor telepon keduanya tiba-tiba muncul pada akun Telegram secara bersamaan, Kamis (20/5/2021) malam.

Novel pun mengakui nomor telepon miliknya diretas ke dalam akun Telegram.

Secara bersamaan, kontak keduanya yakni Novel dan Sujanarko muncul di akun Telegram.

“Iya mas, saya (Novel Baswedan) dan Pak Sujanarko,” kata Novel.

Senada juga disampaikan Sujanarko.

Pria yang karib disapa Koko ini mengatakan, dirinya tidak mempunyai akun Telegram.

“Akun Telegram atas nama Sujanarko juga dibajak per jam 20.31 WIB. Ini bukan Pak Koko yang pegang, Pak Koko nggak pakai Telegram,” kata Koko.

Koko khawatir peretasan itu berdampak buruk kepada rekan-rekan lain yang tidak mengetahui, kalau dirinya tidak menggunakan akun Telegram.

Karena itu, dia meminta agar tidak menghubungi dirinya melalui Telegram.

“Kasih tahu teman-teman lain ya, siapa tahu disalahgunakan,” imbau Koko.

Bahkan delapan peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) juga pernah mengalami peretasan.

ICW memang belakangan ini giat membela 75 pegawai KPK yang gagal menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui mekanisme TWK.

grup investasi bitcoin di aplikasi Telegram oleh peretas
Penyidik senior KPK Novel Baswedan, eks Juru Bicara KPK Febri Diansyah, serta sejumlah pegawai KPK gagal TWKdisusupkan ke grup investasi bitcoin di aplikasi Telegram oleh peretas, Minggu (20/6/2021) pagi.

Wana Alamsyah peneliti dari ICW menjelaskan, salah satu pola dugaan upaya peretasan ini dimulai saat seorang rekannya dihubungi oleh nomor tak dikenal dengan kode area telepon Amerika Serikat.

Setelah itu, akun WhatsApp salah satu rekannya itu tidak lagi bisa diakses.

“Dari delapan orang ini, empat orang di antaranya WA masih teretas, masih di take over, dua di antaranya sudah dipulihkan dan dua lainnya itu percobaan,” kata Wana, Senin (17/5/2021).

Ia menduga, peretas menggandakan nomor telepon tersebut.

Kendati demikian, dia tidak mengetahui siapa pelaku yang meretas akun WhatsApp para peneliti ICW.

“Dugaannya seperti itu (digandakan) karena dihubungi berkali-kali dan di SMS pun yang bersangkutan tidak menerima SMS. Kemudian dicoba telepon ke call center, tapi call center bilang enggak ada masalah apa-apa,” kata Wana. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul "Novel Baswedan, Febri Diansyah, dan Beberapa Pegawai KPK Gagal TWK Disusupkan Ke Grup Bitcoin."

Berita lainnya terkait KPK

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Novel BaswedanFebri DiansyahKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK)TelegramBitcoin
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved