Konflik Palestina Vs Israel
Pengungsi Palestina Mulai Kembali ke Gaza, Mengaku Lega Gencatan Senjata dengan Israel Disepakati
Pengungsi Palestina kembali ke tempat tinggal mereka di sekitar jalur Gaza setelah gencatan senjata dengan Israel disepakati.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Pengungsi Palestina kembali ke tempat tinggal mereka di sekitar jalur Gaza.
Hal ini dilakukan setelah terjadi kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dengan Israel setelah bentrok selama 11 hari.
Para penduduk tersebut memeriksa yang tersisa dari puing-puing rumah mereka dan mencari keluarga yang terpisah.

Baca juga: Warga Gaza Rayakan Gencatan Senjata antara Israel dan Palestina, Serukan Takbir dan Pose 2 Jari
Baca juga: Ini Alasan Hakim Minta Rizieq Shihab Copot Atribut Palestina: Di Luar Persidangan Boleh Silakan
Menurut keterangan pejabat Palestina, biaya untuk mengembalikan Gaza seperti semula bisa menghabiskan dana hingga puluhan juta dolar atau sekitar Rp 150 miliar.
Sementara itu, ditambah 5 mayat yang dievakuasi dari puing-puing bangunan belum lama ini, total korban tewas telah mencapai 248 jiwa dari pihak Palestina.
66 orang diantaranya adalah anak-anak, sementara terdapat 1.900 orang lainnya yang menderita luka-luka.
Israel turut mengklaim bahwa sejumlah tentaranya meninggal akibat bentrokan tersebut.
Sementara 12 warga sipil termasuk dua anak-anak juga tewas akibat insiden itu.
Menurut penelusuran kantor berita Aljazeera, Jumat (21/5/2021), sekitar 1.000 rumah di Gaza hancur lebur.
700 rumah lain rusak parah sedangkan 14.000 rumah menderita kerusakan ringan.
Nazmi Dahdouh (70), ayah dari lima anak, mengatakan rumahnya di Kota Gaza hancur dalam serangan Israel.
Ia pun terpaksa tinggal dengan anak-anaknya di dalam tenda untuk sementara waktu.
“Kami tidak punya rumah lain. Saya akan tinggal di tenda di atas puing-puing rumah saya sampai dibangun kembali, '' katanya
Malak Mattar, seorang seniman di Kota Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa gencatan senjata bisa membuatnya dan keluarga menarik napas.
“Kami merasa lega. Kami akhirnya bisa mendapatkan jam tidur yang lama yang merupakan sesuatu yang telah kami kurangi selama 10 atau 11 hari terakhir, jadi itu hal yang baik bahwa kami merasa aman, bahwa tidak ada pemboman, "kata Mattar.
“Kami sekarang bisa mendapatkan persediaan makanan. Jadi, kami merasa lega.”
Baca juga: Joe Biden Janji Bangun Gaza yang Hancur karena Konflik Palestina-Israel, Tegaskan Tak Ubah Komitmen
Baca juga: Kronologi Palestina dan Israel Kembali Bentrok di Masjid Al-Aqsa, Terjadi setelah Gencatan Senjata
Bentrokan Kembali Terjadi setelah Gencatan Senjata
Bentrokan kembali terjadi antara penduduk Palestina dengan aparat kepolisian Israel di Masjid Al Aqsa, Yerusalem, Jumat (21/5/2021).
Kerusuhan tersebut berlangsung hanya beberapa jam setelah gencatan senjata antara Hamas dan Israel disepakati.
Terkait hal tersebut, Palestina menyebut gencatan sejata denga Israel tak memiliki landasan kuat karena hanya dilakukan sepihak.
Dilansir oleh TribunWow.com, rekaman kerusuhan tersebut ditampikan dalam kanal YouTube Guardian News, Sabtu (22/5/2021).
Menurut keterangan, setelah melakukan salat Jumat, sejumlah warga Palestina yang beribadah di Masjid Al Aqsa tak segera bubar.
Mereka justru berkumpul merayakan gencatan senjata yang akhirnya dinyatakan oleh Hamas dan pemerintah Israel pada hari tersebut.
Mereka berkumpul dan meneriakkan yel-yel sembari mengibarkan bendera Palestina.
Para warga tersebut melakukan demonstrasi untuk menunjukkan dukungan pada penduduk Palestina di jalur Gaza.
"Kami lebih baik mati daripada dipermalukan," bunyi yel-yel yang digaungkan oleh para demonstran.
Dari sejumlah orang yang didominasi laki-laki tersebut terdapat sejumlah anak-anak dan wanita yang ikut berpartisipasi.
Kemudian, terlihat beberapa demonstran melemparkan benda-benda pada aparat yang berjaga.
Dari jejak video, seorang aparat yang belum mengenakan helm terkena lemparan botol air di kepalanya.
Sejumlah benda-benda lain juga dilemparkan oleh para warga, sementara warga lain berteriak dan mengangkat tangan untuk menenangkan.
Ketegangan memuncak sehingga aparat akhirnya memutuskan untuk membubarkan massa.
Mereka menembakkan peluru karet hingga massa berlarian untuk melindungi diri.
Pihak kepolisian Israel merilis video yang memperlihatkan adanya bom molotov yang diledakkan ke arah mereka.
Kekacauan itu terjadi hingga akhirnya bisa diredam sekitar satu jam kemudian.
Akibat adanya insiden tersebut, menteri luar negeri Palestina, Riyahd Al-Maliki meragukan gencatan senjata bisa terus dipertahankan.
Dilansir kantor berita Aljazeera, Sabtu (22/5/2021), Riyadh Al-Maliki mengatakan bahwa gencatan senjata tersebut dinyatakan oleh Israel secara sepihak.
"Tidak ada jaminan sama sekali. Tidak ada jaminan sama sekali. Sebab, Israel mencanangkan gencatan senjata itu sepihak. Bahwa mereka telah mengambil keputusan itu sendiri," ujar Riyadh Al-Maliki. (TribunWow.com)