Breaking News:

Terkini Nasional

Pidato Jokowi Promosikan Bipang Ambawang Tuai Kontroversi, Ali Ngabalin: Apa yang Salah?

Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin mempertanyakan pidato viral Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mempromosikan kuliner nusantara.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TribunManado
Bipang Ambawang jadi trending topic setelah disebutkan Jokowi. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin memberi keterangan soal pidato viral Jokowi. 

TRIBUNWOW.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin mempertanyakan pidato viral Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mempromosikan kuliner nusantara.

Pidato tersebut menjadi sorotan lantaran Jokowi menyebut Bipang Ambawang yang merupakan babi panggang sebagai makanan khas Kalimantan Barat.

Menurut Ali Ngabalin, hal tersebut seharusnya tak menjadi masalah lantaran Jokowi sebagai kepala negara juga mewakili beragam etnis dan agama yang ada di Indonesia.

Di acara Sapa Indonesia Malam pada Rabu (13/5/2020), Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Ngabalin lantas memberikan klarifikasinya soal kenaikan BPJS
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Ngabalin. (Youtube/KompasTV)

Baca juga: Jokowi Bakal Bangun Rumah untuk Keluarga Korban KRI Nanggala 402: Tempatnya Terserah Ibu-ibu Semua

Baca juga: Ditanya Nadiem Makarim, Jokowi Ungkap Kebiasaan Unik Waktu Sekolah: Saya Tidak Mau Kalah

Diketahui, Jokowi memberikan pidato saat menghadiri acara Kementerian Perdagangan bertajuk Hari Bangga Buatan Indonesia, pada Rabu (5/5/2021).

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyebutkan ajakan untuk membeli kuliner asli Indonesia yang kini dapat dibeli secara online.

Satu di antaranya, Jokowi menyebut makanan Bipang Ambawang yang merupakan daging babi panggang.

Hal ini langsung memicu beragam respons dari publik hingga menjadi trending topik nasional.

Pasalnya, ungkapan tersebut dinilai tak sesuai dengan nuansa Ramadan yang sedang berlangsung.

Padahal, selain Ramadan, ada pula hari Kenaikan Isa Almasih dan Waisak yang juga dirayakan di bulan Mei.

Namun, hal ini justru menjadi sorotan Ali Ngabalin yang menyebut Jokowi merupakan bapak dari masyarakat Indonesia yang memiliki berbagai macam latar belakang.

Oleh sebab itu, tak heran ia mewakili berbagai jenis masyarakat termasuk dari kalangan minoritas.

"Apa yang salah dari seorang kepala negara, bapak dari seluruh ragam agama di negeri ini, suku, kemudian etnis, macam-macam," tutur Ali Ngabalin dikutip dari kanal YouTube KOMPASTV, Minggu (9/5/2021).

"Itu bagi seorang presiden sesuatu saya kira soal yang biasa saja."

Terkait unggahan Juru Bicara Presiden Fadjroel Rahman yang menyebut Bipang adalah Jipang, Ali Ngabalin membantah.

Ia menyatakan bahwa yang dimaksud Jokowi memang makanan babi panggang yang menjadi kuliner khas sejumlah daerah di luar Jawa.

"Saya tegaskan bahwa Bipang itu ya Bipang, bukan Jipang, Bipang itu adalah babi panggang yang di Kalimantan Barat, di Bali juga ada, di Karo juga ada, di Kota Medan juga beberapa tempat tertentu ada," terang Ali Ngabalin.

"Ini makan-makanan yang khas."

Ia kembali menegaskan bahwa tak ada yang salah dari ungkapan Jokowi yang seolah mengajak masyarakat membeli Bipang Ambawang.

Hal ini terkait dengan posisinya sebagai Presiden yang berhak menjadi wakil bagi masyarakatnya.

"Yang saya mau bilang, apa yang salah kalau Presiden itu mempromosikan makanan-makanan khas daerah sebagai seorang kepala negara?," ulang Ali Ngabalin.

Baca juga: Penjelasan Menteri Perdagangan soal Jokowi Ajak Warga Beli Bipang Ambawang: Maaf Sebesar-besarnya

Baca juga: Heboh Bipang Ambawang Disinggung Jokowi saat Bahas Lebaran, Jubir Presiden Langsung Beri Penjelasan

Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 02.30:

Pidato Jokowi dan Tanggapan Jubir Istana

Makanan khas Pontianak, Kalimantan Barat, bipang Ambawang, menuai sorotan bahkan menjadi trending topic di Twitter, Sabtu (8/5/2021).

Dilansir TribunWow.com, viralnya bipang Ambawang ini disebabkan oleh pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (5/5/2021) lalu.

Saat itu, Jokowi meresmikan hari bangga buatan Indonesia.

Namun, presiden asal Solo itu juga menyinggung perihal mudik dan lebaran.

"Nah, untuk bapak ibu dan saudara yang rindu kuliner khas daerah atau yang biasanya membawa oleh-oleh tidak perlu ragu untuk membelinya secara online," ucap Jokowi.

Sementara itu, bipang adalah kepanjangan dari babi panggang.

Pidato Jokowi itu dianggap tak sesuai dengan tema lebaran karena babi dianggap haram oleh umat Islam.

"Yang rindu makan gudeg Jogja, bandeng Semarang, siomay Bandung, pempek Palembang, bipang Ambawang dari Kalimantan dan lain-lainnya tinggal pesan dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah," sambung Jokowi.

Narasi tersebut bahkan diunggah dalam kanal YouTube Kementerian Perdagangan.

Sontak, hal itu menimbulkan pro kontra di kalangan pengguna Twitter.

Untuk meluruskan kontroversi yang terjadi, Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman lantas menuliskan klarifikasi pada akun Twitter-nya @fadjroeL, Sabtu (8/5/2021).

Dalam cuitannya itu, Fadjroel menegaskan bipang bukanlah babi panggang seperti yang banyak orang kenal.

Ia menyebut bipang yang dimaksud adalah makanan khas zaman dulu yang terbuat dari beras.

"Ini BIPANG atau JIPANG dari beras. Makanan kesukaan saya sejak kecil hingga sekarang.

BIPANG atau JIPANG dari beras ini memang makanan hit sampai sekarang ya. Nuhun," cuit Fadjroel.

Namun, cuitan Fadjroel itu bertolak belakang dengan unggahan akun Instagram @bipangambawang.

Dalam unggahannnya, akun tersebut menuliskan ucapan terimakasih pada Jokowi karena telah menyebut bipang ambawang dalam pidato.

Pada profil akun tersebut pun tertulis jelas kalimat 'Babi Panggang Ambawang'.

"Sebuah kebanggaan kami dapat disebut oleh bapak Presiden @jokowi dalam pidato tadi malam di Kompas TV," tulisnya. (TribunWow.com)

Berita lain terkait

Tags:
JokowiBipang AmbawangAli Ngabalin
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved