Reshuffle Kabinet
Soal Isu Reshuffle, Pengamat Soroti Sikap Politisi NasDem Irma Chaniago: Sedikit Kesal dan Geram
Santer dikabarkan Partai Amanat Nasional (PAN) akan masuk dalam koalisi pemerintah.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Santer dikabarkan Partai Amanat Nasional (PAN) akan masuk dalam koalisi pemerintah.
Dilansir TribunWow.com, namun, di mata pengamat polisik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, kabar tersebut tak disambut baik partai yang sudah bergabung dalam koalisi.
Ia pun menyinggung nama Politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem), Irma Suryani Chaniago.
"NasDem sudah jelas (bersikap) melalui Irma Suryani yang sedikit kesal dan geram. Karena tadi PAN dianggap bukan pejuang Pilpres," ucap Ujang, dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (16/4/2021).
"Tapi partai koalisi lain mungkin dingin-dingin saja (menanggapi kemungkinan PAN bergabung)."

Baca juga: Rabu Sudah Lewat, M Qodari Yakin Ngabalin Meleset soal Kapan Reshuffle: Pekan Depan Rabu Pahing
Baca juga: Hendri Satrio Ungkap Ciri-ciri Menteri yang Bakal Di-reshuffle: Sering Ditegur Jokowi Langsung
Menurut Ujang, kegeraman NasDem itu disebabkan karena anggapan PAN tak berjuang memenangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019 lalu.
"Partai koalisi pemerintah yang ada seperti NasDem akan geram saja."
Karena PAN dianggap tak berdarah-darah dan berkeringat di Pilpres 2019," sambungnya.
Tak hanya itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) tersebut menyebut PAN sudah menanti jabatan di pemerintahan.
Meski belum bisa memerkirakan sosok menteri yang bakal diganti Jokowi, Ujang menduga sosok profesional lah yang bakal didepak Jokowi.
"Jika PAN masuk pemerintahan, maka akan diberikan posisi menteri oleh Jokowi dan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin akan semakin kuat," jelas Ujang.
"Isu yang beredar masih simpang siur, masih tarik ulur, belum tahu apa posisi menteri yang akan diberikan Jokowi ke PAN. Mungkin yang diganti menteri dari profesional."
Burhanuddin Kritik Ngabalin Buru-buru Prediksi Reshuffle
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menanggapi prediksi Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin terkait reshuffle kabinet.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Rabu (14/4/2021).
Sebelumnya Ngabalin menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan hasil reshuffle kabinet kedua pada pekan ini.
Baca juga: Yasonna Laoly Disebut Tak Terpengaruh Isu Reshuffle, Termasuk soal Kabar Paling Layak Diganti

Baca juga: Ali Ngabalin Beberkan 2 Nama Menteri Baru yang Kemungkinan akan Diangkat Jokowi, Ada Milenial
Walaupun begitu, belum diketahui kapan waktu pasti Jokowi akan menyampaikan perombakan kabinet terbaru.
Burhanuddin lalu mengkritik sikap Ngabalin yang dianggap mendahului presiden dan membandingkannya dengan sikap Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman.
"Sebenarnya yang correct adalah sikap Bung Fadjroel. Jadi sebagai anak buah tidak boleh mendahului keputusan majikan," komentar Burhanuddin Muhtadi.
"Jadi sebenarnya Bung Ali Ngabalin sebaiknya tidak memunculkan statement yang terkesan mendahului keputusan presiden," lanjutnya.
Ia lalu memberi pendapat atas perubahan kabinet untuk kedua kalinya dalam periode kedua pemerintahan Jokowi.
"Kalau kita lihat perubahan nomenklatur DPR, menurut saya inisiatif dari Presiden Jokowi," kata pengamat politik tersebut.
Ia memberi contoh Jokowi memiliki posisi tawar yang kuat, sehingga keinginannya cenderung dipenuhi DPR.
Baca juga: Andaikan Ngabalin Ditawari Gantikan Menteri Reshuffle, Refly Harun: Dia Pasti Mau, Jokowi Tertarik?
"Kalau kita lihat beberapa tahun terakhir, posisi Pak Jokowi sangat kuat, sehingga apapun yang diinginkan beliau itu umumnya disetujui DPR. Termasuk hal-hal yang tidak populer, misalnya omnibus law dan terakhir adalah Revisi Undang-undang Pemilu yang sudah digodok DPR tetapi kemudian ditarik," papar Burhanuddin.
"Dalam kasus sekarang, sepertinya desain awal Presiden Jokowi untuk memisahkan Kementerian Pendidikan dengan Ristekdikti itu tidak sesuai dengan rencana," jelasnya memberi contoh.
Ia menilai desain awal Jokowi adalah pendidikan menjadi hulu dan riset-teknologi menjadi hilir.
Namun akibat situasi pandemi Covid-19, banyak hal harus diubah.
Perbaikan ekonomi menjadi prioritas.
"Akibat kebutuhan untuk menarik investasi dan memulihkan ekonomi pasca-Covid, membuat Presiden Jokowi ingin menaikkan kelas Badan Penanaman Modal menjadi kementerian," jelas Burhanuddin. (TribunWow.com)
Sebagian artikel ini telah diolah dari Tribunnews.com dengan judul Pengamat Prediksi Parpol Koalisi Bakal Geram dan Kesal Jika PAN Gabung Kabinet