Reshuffle Kabinet
Qodari Nilai Reshuffle Kabinet Jokowi Dilakukan untuk Akomodasi Kepentingan Parpol: Belum Berhasil
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indobarometer, Qodari menyebut perombakan kabinet dilakukan untuk mengakomodasi kepentingan parpol.
Editor: Mohamad Yoenus
Ada juga daftar nama menteri yang memiliki kinerja mengecewakan sehingga dinilai layak untuk di-reshuffle.
Baca juga: Daftar Nama Menteri Rawan Reshuffle Versi Relawan Jokowi Vs Survei, Ternyata Tak Jauh Beda
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengungkapkan daftar ini dalam diskusi bertajuk "Evaluasi Kabinet dan Peta Politik 2024".
Survei yang dilakukan IPO ini melibatkan 1.200 reponden dan berlangsung dari 10 Maret hingga awal April 2021.
Metode yang digunakan yakni multistage random sampling.
Menurut Dedi, tingkat akurasi datanya 97 persen serta persentase eror dalam pengambilan sampel 2,5 persen.
Baca juga: Belum Dapat Info soal Reshuffle, Wasekjen PDIP: Presiden Sebaiknya Komunikasi dengan Partai Koalisi
Hasil Survei IPO
Hasil survei menunjukkan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly dianggap sebagai menteri yang paling layak unuk di reshuffle.
Selanjutnya ada juga Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah.
"Ini kalau diasumsikan atau dikaji lebih dalam, nama-nama ini (yang dianggap layak reshuffle) sebetulnya adalah nama-nama yang berkaitan dengan program-program selama pandemi," jelas Dedi.
Daftar menteri yang dianggap layak reshuffle:
1. Yasonna Laoly 54,0 persen
2. Ida Fauziah 46,0 persen
3. Zainuddin Amali 41,2 persen
4. Tjahjo Kumolo 34,0 persen
5. Johnny Plate 29,0 persen