Reshuffle Kabinet
Jokowi Dikabarkan Bakal Reshuffle Kabinet, Siapa Menteri yang Aman dan Terancam? Lihat Surveinya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan bakal melakukan perombakan atau reshuffle kabinetnya dalam waktu dekat ini.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan bakal melakukan perombakan atau reshuffle kabinetnya dalam waktu dekat ini.
Hal ini pun membuat nama sejumlah menteri menjadi sorotan, baik prediksi siapa yang akan dicopot, atau siapa yang dalam posisi aman dan layak dipertahankan.
Satu di antara nama yang diisukan kuat akan diganti adalah Menristek Prof Bambang Brodjonegoro karena kementeriannya akan dibubarkan.
Baca juga: Jokowi Bakal Gerak Cepat soal Reshuffle, Ali Ngabalin: Kita Tunggu Sejenak Pekan-pekan Ini
Belakangan banyak versi dan spekulasi tentang menteri mana saja yang layak di reshuffle.
Semua tentu menjadi hak prerogatif Presiden untuk menentukan gerbong pembantunya yang terbaik.
Tenaga Ahli Utama Kedeputian Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin, menyebut Jokowi akan melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat.
Menurut Ngabalin, reshuffle kabinet tersebut besar kemungkinan akan dilakukan pada pekan ini.
"Pekan ini (reshuflle), sangat bisa pekan ini," kata Ngabalin pada Selasa (13/4/2021).
Ngabalin mengungkapkan, ada tiga faktor yang menguatkan Presiden Jokowi akan melakukan perombakan Kabinet Indonesia Maju Jilid ke 2 dalam waktu dekat.
Pertama, adanya penyatuan Kementerian Riset dan Tekonologi (Kemenristek) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Seperti diketahui, usulan pemerintah untuk menyatukan dua kementerian tersebut telah disetujui DPR.
"Surpres yang dikirim ke DPR 30 maret itu sudah diterima DPR, disidang DPR dan telah diambil keputusan, terkait pengabungan Kemenristek ke Kemendikbud," ucap Ngabalin.
"Kenapa begitu, banyak pekerjaan di Kemeristek yang seharusnya menjadi bidang Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)."
Kedua, yakni Menristek Bambang Brodjonegoro menyatakan telah pamit dari Kementeriannya.
"Kan terjadi kekosongan itu. Sementara Kemenristek sendiri belum ke Kemedikbud," katanya.
Ketiga, pemerintah akan segera membentuk kementerian baru yaitu Kementerian Investasi. Dengan adanya kementerian baru, otomatis akan ada menteri baru.
"Selama masa kerja di Bina Graha saya tahu benar, bagaimana keputusan-keputusan yang diambil presiden tidak membutuhkan waktu lama," ujar Ngabalin.
Siapa Menteri yang Aman?
Pengamat politik Ray Rangkuti menilai, menteri-menteri yang akan diisukan akan direshuffle kali ini, kemungkinan adalah menteri-menteri yang telah bekerja lebih dari setahun.
Sebab, menurut Ray, kinerja seorang menteri baru bisa diukur minimal dalam kurun waktu setahun.
"Ini artinya untuk menteri-menteri anyar yang diangkat pada Desember 2020 lalu posisinya aman dari reshufle," kata Ray saat dihubungi, Selasa (13/4/2021).
Pada Desember 2020, Jokowi melantik enam menteri baru yakni, Tri Rismaharini sebagai Mensos, Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif, Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Yaqut Cholil Qomas sebagau Menag, Budi Gunadi Sadikin sebagai Menkes dan M Lutfi Mendag.
Ray menilai, enam orang menteri baru itu berpeluang besar dipertahankan oleh Presiden Jokowi, karena masa jabatan mereka masih seumur jagung.
"Kalau dari aspek waktu, setidaknya nunggu satu tahun lah untuk ngukur kinerja," ujar Ray.
Ray menambahkan, Presiden Jokowi bukanlah tipikal pemimpin yang mengukur kinerja dalam waktu singkat.
"Dari aspek waktu itu terlalu cepat, karena belum sampe 3-4 bulan, itu bukan gayanya Pak Joko Widodo," jelasnya.
Menteri-menteri yang baru dilantik pada Desember 2020 itu juga telah menunjukkan gebrakan-gebrakan.
Ray mencontohkan, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
Menurutnya, Trenggono telah berani melakukan gebrakan dengan melarang ekspor benih bening lobster, komoditas yang merupakan kekayaan alam Indonesia.
Selain Trenggono, Menkes Budi Gunadi Sadikin juga dianggap telah melakukan gebrakan dengan menekan angka penularan covid-19, dan vaksinasi.
Ray juga mencatat menteri tersebut tergolong sosok menteri yang tidak bermasalah.
Ia tidak menemukan suatu peristiwa yang memungkinkan menteri-menteri yang baru dilantik pada Desember 2020 itu digeser.
“Yang memungkinkan untuk direshuffle itu kinerja, Tapi, Kalau kinerja gimana mengukurnya baru beberapa bulan,” jelasnya.
Baca juga: Jokowi Mania Beri Kisi-kisi 5 Menteri Layak Di-reshuffle, Kesalahan Pratikno Buat Presiden Dibully
Menteri Layak Diganti Versi Survei
Sementara, nama beberapa menteri yang layak direshuffle pun berhembus kencang.
Berbagai lembaga survei pun ramai melakukan riset mengenai siapa saja menteri yang layak untuk direshuffle.
Satu di antaranya riset yang dilakukan oleh Lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO).
IPO telah mengeluarkan daftar menteri-menteri dengan kinerja paling memuaskan.
Daftar menteri layak reshuffle versi Survei
1. Yasonna Laoly 54,0 persen
2. Ida Fauziah 46,0 persen
3. Zainuddin Amali 41,2 persen
4. Tjahjo Kumolo 34,0 persen
5. Johnny Plate 29,0 persen
6. Teten Masduki 28,5 persen
7. Syahrul Yasin Limpo 27,0 persen
8. Siti Nurbaya 23,8 persen
9. Airlangga Hartanto 19,3 persen
10. Arifin Tasrif 19,0 persen
11. Bintang Darmawati 15,0 persen
12. Sofyan Djalil 12,1 persen
13. Luhut Panjaitan 9,8 persen
14. Nadiem Makarim 9,7 persen
15. Muhadjir Effendy 9,1 persen
Menteri paling populer:
1. Prabowo Subianto 56 persen
2. Tito Karnavian 43 persen
3. Sandiaga Uno 39 persen
4. Mahfud MD 30 persen
5. Sri Mulyani 29 persen
Menteri berkinerja paling memuaskan:
1. Sri Mulyani 54,7 persen
2. Retno LP Marsudi 50 persen
3. Tri Rismaharini 42 persen
4. Tito Karnavian 38 persen
Menteri Layak Diganti Versi Relawan
Ketua Sukarelawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer mengatakan 5 menteri dalam kabinet Presiden Jokowi saat ini layak diganti karena kinerjanya dinilai tidak memenuhi ekspektasi rakyat.
Pernyataan ini diungkapkan Immanuel pasca adanya isu reshuffle akibat penggabungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).
“Ada beberapa menteri secara kinerja menurut kami di luar ekspektasi kita sebagai rakyat,” kata Nuel kepada Kompas TV, Selasa (13/4/2021).
Lima menteri yang dimaksud Immanuel yaitu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan A. Djalil, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate, serta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Menurutnya, kelima menteri tersebut layak diganti berdasarkan penilaian track record kinerja mereka selama menjabat di kementerian.
“Misalnya Pak Pratikno, tiga kali melakukan kecerobohan-kecerobohan berkaitan dengan data-data yang disampaikan beliau kepada Presiden. Salah satunya adalah soal omnibus law,” jelas Immanuel.
Immanuel memaparkan, Pratikno pernah membuat pernyataan bahwa kesalahan pasal-pasal yang terdapat dalam draft final Omnibus Law karena salah ketik sehingga secara moral dan akademik itu dianggap sesuatu yang memalukan.
Kemudian, terkait peraturan presiden soal penanaman modal yang pada saat itu dikatakan investasi produksi miras dibolehkan.
Hingga akhirnya Perpres tersebut dicabut oleh Presiden Jokowi karena banyak menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan.
“Ketiga soal impor beras, nah data yang kita terima dan disampaikan berkali-kali ke media ternyata impor beras itu ada selama tiga tahun. Yaitu 2018, 2019, dan 2020,” kata Immanuel.
Padahal, Presiden Jokowi pernah menegaskan tak ada impor beras.
Ia menuturkan, dari data-data yang disampaikan presiden melalui Pratikno menimbulkan asumsi masyarakat bahwa Presiden Jokowi adalah tukang bohong.
Sementara hingga kini belum ada penjelasan lebih lanjut dari Pratikno terkait tudingan tersebut. Kompas TV masih berupaya menghubungi. (*)
Berita terkait Reshuffle Kabinet
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Isu Reshuffle Kabinet Menguat: Siapa Menteri yang Terancam dan Siapa Saja yang Aman?