Breaking News:

Terkini Nasional

Sri Mulyani Sebut Kondisi Ekonomi 2020 Jadi yang Terburuk dalam 150 Tahun Terakhir: Tak Pandang Bulu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan dampak Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Youtube/Sekretariat Presiden
Menteri Keuangan, Sri Mulyani setelah KTT LUar Biasa G20. Terbaru, Sri Mulyani Indrawati menyebut pertumbuhan ekonomi tahun 2020 merupakan yang terburuk sejak 150 tahun terakhir. 

TRIBUNWOW.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan dampak Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Dilansir Kompas.com, Sri Mulyani menyebut pertumbuhan ekonomi tahun 2020 merupakan yang terburuk sejak 150 tahun terakhir.

Tercatat, ada 170 negara di dunia yang mengalami kontraksi akibat Covid-19.

Baca juga: Viral Pegawai KFC Ajak Nenek-Nenek Masuk Restoran, Manajer Pastikan Bukan Settingan

Hal ini membuktikan Covid-19 tidak memandang bulu.

Seluruh negara dipaksa untuk memformulasikan kebijakan yang sesuai dan extraordinary.

Kebijakan harus menanggulangi masalah di bidang kesehatan dan berefek pada pemulihan ekonomi.

"Sebanyak 170 negara mengalami kontraksi ekonomi. Dan ini (kondisi ekonomi 2020) adalah kondisi terburuk dalam 150 tahun terakhir," kata Sri Mulyani dalam webinar IAIE, Selasa (6/4/2021).

Wanita yang akrab disapa Ani ini mengatakan, Indonesia termasuk satu dari 170 negara yang mengalami kontraksi.

Sepanjang tahun 2020, ekonomi RI mencatat terkontraksi -2,07 persen.

Kontraksi dimulai pada kuartal II 2020 yakni -5,3 persen.

Baca juga: Tuai Polemik, Telegram yang Larang Media Tampilkan Kekerasan dan Arogansi Polisi Dicabut Kapolri

Jika dilihat dari tingkat keparahannya, Indonesia masih lebih baik dari negara-negara lain, seperti negara di lingkaran G20, negara ASEAN, hingga negara-negara Islam.

"Saya sering melakukan pembandingan, supaya kita tahu karena hidup itu ada perspektif, kita tidak hidup sendiri. Supaya kita bisa punya sense di mana kita berada," ungkap dia.

Sri Mulyani lantas merinci, negara-negara yang masuk dalam jajaran negara G20 terkontraksi lebih dalam. Perancis -9 persen, India -8 persen, Italia -9,2 persen, Meksiko -8,5 persen, Inggris -10 persen, Kanada -5,5 persen, Brazil -4,5 persen, dan Arab Saudi -3,9 persen.

Begitu pula ketika dibandingkan dengan negara ASEAN. Singapura -6 persen, Filipina -9,6 persen, Thailand -6,6 persen, dan Malaysia -5,8 persen.

Baca juga: Fakta Baru Kasus Tewasnya Remaja seusai Latihan Silat, Polisi: Ditendangi saat Latihan Pernapasan

Sementara pertumbuhan ekonomi negara Islam lainnya misalnya Iran -1,5 persen, Irak -12 persen, Kuwait -8 persen, Qatar -4,5 persen, hingga United Arab Emirates (UAE) -6,6 persen.

"Poin saya adalah ini situasi yang tidak memandang bulu. Tentu dengan adanya kontraksi ekonomi, akan terjadi konsekuensi kenaikan pengangguran, kenaikan kemiskinan, dan juga dampak kepada kesejahteraan masyarakat," ungkap dia.

Tak berhenti pada tahun 2020, pandemi masih berlanjut hingga kuartal I 2021 ini.

Ani mengungkap, ada beberapa negara yang bahkan mengalami gelombang ketika penyebaran virus Covid-19.

Beberapa negara Eropa seperti Prancis, Italia, dan Jerman kembali melakukan lockdown.

Begitu pun dengan India yang mengalami lonjakan kasus sehingga menyetop pengiriman vaksin ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia.

"Supply vaksin ke seluruh dunia, disetop hanya untuk digunakan di dalam negeri. Meskipun itu tidak atau belum berhasil untuk menurunkan kasusnya. Negara tetangga kita Filipina juga dalam situasi yang luar biasa terjadi kenaikan lonjakan," pungkas Ani. (*)

Baca berita terkait lainnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi 2020 Terburuk dalam 150 Tahun Terakhir"

Sumber: Kompas.com
Tags:
Sri MulyaniPerekonomianEkonomiCovid-19Virus Corona
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved