Teroris Serang Mabes Polri
Penjelasan Eks Teroris Sofyan Tsauri soal Serangan Mabes Polri: Nekat Sekali Sudah Yakin akan Mati
Eks teroris Sofyan Tsauri menanggapi aksi teror yang dilancarkan ke Mabes Polri di Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Eks teroris Sofyan Tsauri menanggapi aksi teror yang dilancarkan ke Mabes Polri di Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan iNews, Rabu (31/3/2021).
Diketahui sebelumnya terjadi baku tembak antara petugas dengan terduga teroris bernama Zakiah Aini alias ZA (25), yang kemudian ditembak mati.
Baca juga: Fakta Klub Menembak yang Diikuti ZA Terduga Teroris Penyerang Mabes Polri, Sudah Lama Bubar
Sesuai dengan keterangan polisi, Sofyan menilai ZA adalah terafiliasi dengan kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Ia menjelaskan ada beberapa indikasi yang menunjukkan keanggotaan ZA dalam kelompok tersebut.
"Dilihat dari cara-cara operasinya, kemudian simbol-simbol negara seperti kantor polisi (yang diserang), kemudian aksi lone wolf-nya itu," ungkap Sofyan Tsauri.
"Kemudian yang ketiga adalah melibatkan kaum wanita," lanjutnya.
Menurut Sofyan, cara-cara seperti itu lazim digunakan kelompok ISIS dalam meneror masyarakat.
"Tiga indikasi tersebut membuktikan bahwa ini adalah kelompok yang sama selama ini memakai media wanita atau anak-anak untuk melaksanakan operasi mereka," jelasnya.
Ia juga menyinggung fakta tentang tempat tinggal ZA di Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.
Menurut Sofyan, Jakarta Timur kerap menjadi basis aksi teror dan lumayan intensif dipantau.
Ia memberi contoh ada beberapa kasus terorisme yang terjadi di kawasan tersebut, seperti penyerangan pos polisi di Kampung Melayu, Jakarta Timur pada 2017 silam.
Baca juga: Detik-detik Wanita Terduga Teroris Serang Mabes Polri, Sempat Ada Perbincangan Ini dengan Petugas
"Tetapi dari banyaknya yang beredar, terutama nama dan alamat, kalau enggak salah Jakarta Timur, ya. Jakarta Timur ini memang cukup rawan, cukup dipantau," singgung Sofyan.
Sofyan turut mengomentari senjata yang digunakan ZA untuk menyerang polisi, yakni airsoft gun.
Ia meyakini ZA sudah tahu nasibnya akan tewas saat menyerang Mabes Polri, tetapi pelaku tetap nekat.
"Dari senjata yang saya amati memang ini menggunakan air gun kaliber 4,5 yang menggunakan gas CO2 yang memang juga barang ini mudah didapatkan sebelumnya," ungkap Sofyan.
"Analisa saya perempuan ini sangat nekat. Dia yakin dia akan mati," lanjut dia.
"Ya, kita enggak tahu motivasinya apa. Nanti Mabes Polri mem-profiling pengajiannya ikut siapa, jaringannya ikut siapa, nanti akan ketahuan berapa jauh militansi dan sebagainya," tandasnya.
Lihat videonya mulai menit 13.40:
BIN Ungkap Sudah Tahu Rencana Teroris sejak Januari
Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto mengungkapkan pihaknya sudah mengetahui operasi jaringan teroris yang berlangsung di berbagai daerah.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan iNews, Rabu (31/3/2021).
Menurut Wawan, operasi kelompok teroris tersebut sudah terencana sejak awal tahun 2021.
Baca juga: Detik-detik Wanita Terduga Teroris Serang Mabes Polri, Sempat Ada Perbincangan Ini dengan Petugas
"Sejak Januari memang mereka merencanakan mau menyerang," ungkap Wawan Purwanto.
Rencana operasi tersebut diduga berkaitan dengan penangkapan sejumlah terduga teroris di berbagai wilayah.
Diketahui banyak anggota teroris dari berbagai kelompok ditangkap baru-baru ini.
Serangan-serangan yang akhir-akhir ini dilakukan, Wawan menilai, adalah bentuk deklarasi diri.
Mereka juga memilih waktu tertentu untuk melancarkan serangan.
"Setelah tertangkapnya dua terduga (teroris) di Makassar, kemudian tertembak mati dua, kemudian dibawa ke Jatim itu," kata Wawan.
"Geser-geser ini dia sudah men-declare untuk melakukan serangan dan tunggu timing yang mereka pilih," jelasnya.
Baca juga: Sempat Arahkan Pistol ke Polisi, Terduga Teroris yang Ditembak Mati di Mabes Polri Ternyata Wanita
Menurut Wawan, pihak kepolisian sudah mengetahui rencana serangan tersebut, sehingga dilakukan pengejaran terhadap mereka yang terlibat.
Tidak hanya itu, dalam kurun waktu perencanaan operasi, jaringan teroris menerima rekrut anggota baru.
Diketahui sebelumnya terjadi serangan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021) dan baku tembak dengan terduga teroris di Mabes Polri pada Rabu sore.
"Ini sudah diketahui aparat, kemudian aparat juga segera melakukan peningkatan kapasitas juga melakukan pengejaran terhadap nama-nama yang dalam posisi DPO," kata Wawan.
"Serta juga rekrut baru yang muncul di tengah perjalanan penyelidikan itu," lanjutnya.
"Pasca-serangan kemarin di Makassar, muncul serangan-serangan lainnya dan ditindaklanjuti dengan upaya-upaya penangkapan dan pengejaran bagi mereka yang selama ini sudah lama tertera di situ," tandasnya. (TribunWow.com/Brigitta)
