Terkini Daerah
Nasib Pengikut Aliran Hakekok seusai Terciduk Mandi Bareng, Ketua Bakorpakem: Pemahaman Agama Kurang
16 pengikut aliran Hakekok akhirnya diserahkan ke Pondok Pesantren Asuhan Abuya Muhtadi, Cidahu, Jawa Barat.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - 16 pengikut aliran Hakekok akhirnya diserahkan ke Pondok Pesantren Asuhan Abuya Muhtadi, Cidahu, Jawa Barat.
Dilansir TribunWow.com, penyerahan tersebut merupakan tindak lanjut rapat Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) Pandeglang, Jumat (12/3/2021).
Sebelumnya, keberadaan aliran Hakekok di Pandeglang, Banten, terbongkar seusai melakukan ritual mandi bersama antara pria dan wanita dewasa.
Ketua Bakorpakem Pandeglang, Suwarno menyebut pengikut aliran Hakekok kemungkinan tak punya banyak pemahaman soal agama.

Baca juga: Ajak Mandi Bareng Pengikut, Pemimpin Aliran Hakekok Ngaku Salah dan Ingin Tobat, Begini Respons MUI
Baca juga: Soroti Minuman Misterius Aliran Hakekok, MUI Curigai Campur Tangan Makhluk Halus: Penggunaan Mantra
Karena itulah, mereka disebutnya mudah percaya pada aliran yang menyimpang.
"Karena walau bagaimanapun juga mereka adalah warga kita, yang mungkin dalam kehidupannya pemahaman agamanya kurang," kata Suwarno, dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (14/3/2021).
"Sehingga mudah di provokasi, mudah dimasuki paham-paham yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam."
Karena itulah, 16 pengikut aliran Hakekok akhirnya diserahkan ke pesantren untuk dibimbing.
"Menindaklanjuti hasil rapat Bakorpakem yang diadakan pada Jumat sore, yaitu kita berpendapat bahwa 16 orang anggota aliran Balakasuta ini merupakan warga masyarakat kita yang perlu kita bina, perlu kita bimbing," sambungnya.
Sementara itu, Kapolres Pandeglang, AKBP Hamam Wahyudi menyebut polisi telah menggeledah rumah seorang pengikut aliran Hakekok.
Baca juga: Sosok Pemimpin Aliran Hakekok yang Ajak 16 Orang Mandi Bersama hingga Ritual di Hutan
Baca juga: Ajak Murid Mandi Bugil untuk Hapus Dosa, Pemimpin Aliran Hakekok Simpan Kondom, Keris dan Kemenyan
Dalam penggeledehan itu, polisi menemukan sejumlah barang bukti yang diduga jimat.
Selain itu, barang-barang lain yang tak wajar juga turut ditemukan di rumah pengikut aliran Hakekok.
"Olah TKP yang diadakan di kediaman yang bersangkutan kami ada mengumpulkan beberapa barang bukti salah satunya adalah kitab, kemudian ada pusaka-pusaka, jimat-jimat, serta alat kontrasepsi dan saat ini masih kita amankan," kata Hamam.
"Betul itu memang ada di salah satu kediaman orang tersebut."
Menurut Hamam, barang bukti tersebut milik pemimpin aliran Hakekok, A (52).
Diduga, barang tersebut digunakan sebagai pegangan agar memiliki keahlian tertentu.
Ini dimiliki oleh salah satu pengikut, saudara ketuanya sebagai pegangan yang bersangkutan."
"Digunakan untuk, ya yang namanya sebagai ketua mungkin dia mempunyai kemampuan lebih sehingga dia bisa mempengaruhi pengikut-pengikutnya," tambahnya.
Pimpinan Aliran Hakekok Ingin Tobat
Dilansir TribunWow.com dari TribunBanten.com, Sabtu (13/3/2021), Ketua Majelis Ulama (MUI) Pandeglang, Hamdi Ma'ani menyebut aliran Hakekok sudah terbentuk sejak lama.
Ia bahkan menyebut MUI Pandeglang pernah memberikan pembinaan pada kelompok aliran menyimpang ini.
Namun, sekelompok warga ternyata masih tetap menjalankan aliran Hakekok.

Baca juga: Temuan Polisi di Rumah Pimpinan Hakekok yang Ajak Mandi Bersama secara Telanjang untuk Hapus Dosa
Baca juga: Soroti Minuman Misterius Aliran Hakekok, MUI Curigai Campur Tangan Makhluk Halus: Penggunaan Mantra
Menurut Hamdi, ia sudah bertemu dengan pimpinan aliran Hakekok, A (52).
Dalam pertemyan itu, A sudah mengakui kesalahan dan ingin tobat.
Hamdi menceritakan, A menyebut ritual mandi bareng dilakukan belasan pengikut untuk menghapus dosa dan mendatangkan rezeki.
Ritual mandi bareng itu dilakukan di tempat penampungan air area kebun sawit milik PT Gal, Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang.
Baca juga: Kronologi 16 Pengikut Aliran Hakekok Mandi Bersama, Dijanjikan Bisa Hapus Dosa hingga Kaya Raya
Baca juga: Ajak Murid Mandi Bugil untuk Hapus Dosa, Pemimpin Aliran Hakekok Simpan Kondom, Keris dan Kemenyan
Hamdi melanjutkan, ritual itu dilakukan untuk mengamalkan ajara Balatasuta.
"Akhirnya setelah melakukan Rajaban kemarin, mereka memutuskan untuk menyucikan diri, bebersih dan bubar," ujar Hamdi, Jumat (12/3/2021).
Setelah menyadari kesalahannya, pengikut aliran Hakekok meminta maaf pada masyarakat dan menyatakan bersedia dibina MUI Pandeglang.
Karena itu, Hamdi menyambut baik niat baik pengikut aliran Hakekok tersebut.
Namun, ia belum bisa memutuskam ada tidaknya fatwa atas adanya aliran Hakekok yang diketahui sudah ada sejak lama serta kerap muncul dan tenggelam.
"Dia merasa bersalah, siap dibenarkan, siap dibimbing dan dibina. Ingin tobat," lanjutnya. (TribunWow.com/Tami)
Artikel ini telah diolah dari Tribunnews.com dengan judul Pengikut Aliran Hakekok yang Lakukan Ritual Mandi Bersama Dibina di Pondok Pesantren Abuya Muhtadi, dan TribunBanten.com dengan judul Ritual Mandi Bareng untuk Hapus Dosa, Pimpinan Aliran Hakekok Akui Salah dan Ingin Tobat