Kecelakaan Maut Bus Sri Padma Kencana
5 Fakta Kecelakaan Maut Bus Padma, Teriakkan Takbir Penumpang hingga Banyak Korban Terhimpit
Pulang dari acara ziarah dan tur, 27 orang dari rombongan SMP IT Al Muaawanah tewas seusai bus yang mereka tumpangi terjun ke dalam jurang.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Warga Subang kini tengah berduka atas kecelakaan maut yang melibatkan rombongan SMP IT Al Muaawanah.
Dari total 63 orang yang ada di bus Sri Padma Kencana, 27 di antaranya tewas seusai terjun ke jurang di Tanjakan Cae, Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021) malam.
Berikut ini adalah sejumlah fakta seputar kecelakaan maut rombongan SMP Muaawanah yang terjadi di Sumedang.
1. Penumpang Teriakkan Takbir
Seorang korban selamat menceritakan sempat ada kejanggalan sebelum kecelakaan terjadi.
Penumpang selamat itu adalah Mimin Mintarsih (52).
Warga Desa Paku Haji, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, itu beserta dua anaknya yang berumur 2 dan 11 tahun selamat dalam kecelakaan maut tersebut.
"Alhamdulillah saya dan dua anak saya selamat," ujar Mimin di rumahnya, Kamis (11/3/2021) dini hari.

Baca juga: Dugaan Penyebab Kecelakaan Maut Bus Padma, dari Skill Sopir yang Kurang hingga Rem Blong
Mimin pada kala itu duduk di jok kedua di belakang sopir.
Ia ingat bus sempat oleng sebelum terjun ke dalam jurang.
"Bus goyang-goyang, terus masuk jurang," ucap Mimin.
Mimin bercerita, sebelum kecelakaan terjadi, sopir sempat meminta seorang penumpang untuk memeriksa bagian kampas rem.
Hal tersebut dikarenakan sepanjang jalan tercium bau sangit kampas rem.
"Sopir bilang remnya blong," ujar Mimin.
Saat detik-detik kecelakaan terjadi, Mimin menyebut semua penumpang dilanda kepanikan.
"Semua orang teriak Allahhu akbar, takbir," ujar Mimin.
Mulai dari Siswa SMP IT Muaawanah, orangtua, pendamping, hingga guru semua mengucap takbir ketika kecelekaan terjadi.
Ketika jatuh ke jurang, dua anak Mimin terpental ke belakang sedangkan dirinya terjepit jok.
"Saya terjepit jok, saya merangkak cari anak saya dan keluar dari bus," kata dia.
2. Tur di Tengah Covid-19
Sementara itu, kegiatan rombongan SMP Muaawanah melakukan tur di tengah pandemi Covid-19 kini tengah disoroti oleh pemerintah.
Dikutip TribunWow.com dari TribunJabar.id, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Subang, Tatang Komara memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar masih dilakukan secara online.
"Yang jelas saat ini sekolah masih tetap online, ulangan saja online. Belajar tatap muka belum bisa, apalagi ikut tur," ucapnya.
Baca juga: Pemilik PO Bus Sri Padma Ikut dalam Rombongan Bus yang Kecelakaan Maut di Tanjakan Cae Sumedang
Sementara itu, Ketua Forum Kepala Sekolah SMP Swasta Kabupaten Subang, Suhaerudin, juga menyampaikan pihaknya masih melakukan komunikasi dengan Kepala SMP IT Al Muaawanah Cisalak.
"Masih belum tahu, saya sedang berusaha mencari info kebenarannya," ucap Suhaerudin.
Pihak kepolisian pun memberikan penjelasan serupa, bahwa tidak ada laporan dari pihak sekolah hendak melakukan kegiatan ziarah serta tur.
Hal itu diungkapkan oleh Kapolsek Cisalak, Iptu Ikin Sodikin.
"Kami masih komunikasi dengan Unit Laka Polrea Sumedang, informasi pasti masih kami gali," ujarnya ketika dihubungi Tribun.
"Kami tidak tahu, dari pemerintah setempat juga sama, katanya tidak ada laporan rombongan sekolah tersebut akan berangkat tur atau ziarah," tambah Iptu Ikin.
3. Sopir Tak Paham Medan
Warga setempat yang sempat membantu proses evakuasi, Waslim menceritakan ada sejumlah korban yang tewas dalam kondisi tragis.
"Alhamdulillah tadi di awal-awal ada 11 orang selamat yang kami amankan, 9 orang lainnya sudah meninggal, kondisinya tragis," tutur Waslim.
Waslim menduga kecelakaan itu terjadi karena sopir bus tidak mengenal medan jalan.
"Kondisinya memang menanjak dan berkelok. Kalau sopir yang tahu medan di sini pasti sudah paham. Mungkin sopirnya ini tidak tahu medan, jadi sebelum masuk jurang tidak paham cara mengendalikan busnya," kata Waslim.
4. Sering Ada Kecelakaan di TKP
Sementara itu, Danpos Koramil Wado, Pelda Nandang mengungkapkan bahwa rombongan di dalam bus tersebut baru saja pulang dari ziarah dan tur SMP IT AL Muawanah Cisalak, Subang.
Namun dalam perjalanan pulang, bus mengalami kecelakaan dan jatuh ke jurang.
Untuk kronologi sementara yang didapat Nandang, kecelakaan terjadi tepatnya di tanjakan Cae yang diakui memang tajam dan rawan.
Baca juga: 27 Orang Tewas Akibat Bus Padma Terjun ke Jurang, Polisi Soroti Kegiatan Ziarah: Tidak Ada Laporan
"Saat itu, bus dari arah Malangbong, Kabupaten Garut, menuju Sumedang mengalami kecelakaan di Tanjakan Cae yang berada di Dusun Cilangkap, Desa Sukajadi," kata Nandang.
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir juga mengakui bahwa lokasi kecelakaan bus Sri Padma Kecana begitu rawan.
Hanya saja untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan, pihaknya mengaku sudah memasang penerangan hingga rambu-rambu.
"Iya memang di sana sering terjadi kecelakaan, di sana memang harus hati-hati. Jalan ini jalan provinsi tapi kami tetap sediakan lampu PJU-nya, marka jalan, dan sebagainya," ungkap Dory.
"Ini jadi perhatian kami secepatnya," imbuhnya.
"Sebenarnya kemarin TNI-Polri dan pihak kecamatan sudah membersihkan ada longsoran, sudah kami atasi sejak kejadian sebelumnya. Tapi terjadi lagi (kecelakaan) di tempat itu lagi, memang harus ada penanganan dan tindakan di Tanjakan Cae ini."
5. Banyak Korban Terhimpit
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengakui adanya kesulitan dalam proses evakuasi para korban.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, hal itu diungkapkan oleh Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Bandung Supriono.
Seusai terjun ke dalam jurang di Tnajakan Cae, posisi bus berada dalam kondisi terbalik.
"Kesulitan yang kami hadapi pada proses evakuasi ini karena posisi bus yang terbalik, sehingga korban banyak yang terhimpit badan bus dan menyulitkan kami dalam proses evakuasi," tutur Supriono.
Sopir bus Padma diduga ikut tewas dalam kecelakaan maut tersebut.
"Sopir busnya juga meninggal, tadi sudah dievakuasi," ujar warga setempat yang membantu proses evakuasi Waslim (59), kepada Kompas.com.
Diketahui jumlah rombongan adalah 63 orang. Rinciannya peziarah dewasa 55 orang, anak-anak 5, sopir 1, kondektur 1, dan yang punya PO satu orang. (TribunWow.com/Anung/Elfan)
Artikel ini diolah dari TribunJabar dengan judul 23 Orang Dilaporkan Meninggal dalam Kecelakaan Bus Maut di Sumedang, Dinkes Subang Kirim TRC dan Kompas.com dengan judul Bupati Sumedang: Tanjakan Cae, Lokasi Bus Masuk Jurang, Memang Rawan Kecelakaan, "Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Bus di Sumedang, Diduga Rem Blong", dan "Detik-detik Kecelakan di Tanjakan Cae Sumedang, Bus Goyang-goyang Lalu Masuk Jurang, 27 PenumpangTewas"