Vaksin Covid
Apakah Orang yang Pernah Divaksin Masih Tetap Bisa Terkena Corona? Varian Baru Dinilai Kurang Rentan
Vaksin Covid-19 sudah diedarkan dan diberikan untuk para warga Indonesia. Namun, orang yang disuntik vaksin Sinovac tidak langsung kebal.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Vaksin Covid-19 sudah diedarkan dan diberikan untuk para warga Indonesia.
Namun, orang yang disuntik vaksin Sinovac tidak serta merta kebal dari Virus Corona.
Simak penyebab orang yang disuntik vaksin tak langsung kebal:
1. Ada Jeda
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, diperlukan beberapa hari hingga minggu agar vaksin bekerja.
Seseorang dapat terjangkit Covid-19 sebelum disuntik vaksin.

"Dibutuhkan beberapa saat untuk mengembangkan respons kekebalan," kata Dr. Robert Salata, direktur University Hospitals Roe Green Center for Travel Medicine & Global Health di Cleveland.
Dosis pertama mungkin memberikan beberapa perlindungan.
Namun, CEO Moderna, Stephane Bancel, mengatakan, pihaknya tidak memiliki data untuk membuktikannya saat ini.
Sementara untuk Pfizer, menurut Salata, setelah 14 hari dosis pertama, baru sekitar 52 persen efektif untuk mencegah penyakit.
Baca juga: Ada Layanan Vaksin Covid-19 Mandiri Berbayar di RS Pelni, Benar atau Hoaks?
2. Vaksin Mencegah sebagian Besar, tetapi Tidak Seluruhnya
Seseorang masih dapat dinyatakan positif setelah divaksin, karena vaksin tersebut tidak 100 persen efektif.
Pzifer dan moderna sangat efektif, tetapi tidak memberikan perlindungan total.
Vaksin Pfizer 95 persen efektif mencegah Covid-19 setelah orang tersebut mendapatkan dua dosis pada uji klinis.
Sementara itu, vaksin Moderna 94 persen efektif mencegah penyakit pada orang-orang yang mendapat dua dosis dalam uji klinis.
Baca juga: Syarat dan Cara Daftar BLT UMKM Rp 2,4 Juta, Ini Langkah Mengecek Nama Penerima
3. Vaksin Mencegah Penyakit Covid-19, tetapi Belum Pasti Mengenai Infeksi
Vaksin mencegah penyakit, tetapi masih belum jelas apakah bisa mencegah infeksi.
"Informasi yang kurang jelas adalah, apakah vaksin akan mencegah virus menginfeksi kita dan kita bisa terinfeksi tanpa gejala."
"Itu masih dalam studi," kata Dr. William Schaffner, spesialis penyakit menular dan profesor pencegahan medis di Department of Health Policy, Vanderbilt University.
Senada dengan Schaffner, Namandje Bumpus, direktur departemen farmakologi dan ilmu molekuler di Johns Hopkins University juga mengatakan hal yang sama.
"Sejauh yang kami lihat, vaksin ini benar-benar bisa mencegah penyakit dan bahkan keparahan penyakit," ungkapnya.
Meskipun begitu, Bumpus menekankan, angka kemanjuran vaksin tidak menggambarkan keseluruhan efektivitasnya.
"Anda masih bisa terkena Covid, tetapi dengan semua indikasi yang muncul, kasus-kasusnya tidak begitu parah dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi, dan itu sangat penting," imbuhnya.
Para pembuat vaksin masih mempelajari apakah vaksin tersebut hanya mencegah orang dari Covid-19 yang parah, atau benar-benar melindungi dari infeksi virus corona.
Jika seseorang tidak menunjukkan gejala, bukan berarti dia tidak terkena Covid-19.
Itu juga berlaku untuk orang yang telah divaksin.
Oleh karena itu, orang yang telah divaksin tetap perlu memakai masker.
Seseorang dapat menjadi OTG (orang tanpa gejala) dan memiliki virus di saluran hidung.
Jadi, ketika ia bernapas, berbicara, atau bersin, dia masih dapat menularkan virus corona kepada orang lain.
Baca juga: Tata Cara Mendapatkan dan Mencairkan BLT UMKM Rp 2,4 Juta, Perhatikan Persyaratannya
4. Vaksin Tidak Bekerja secara Retroaktif
Vaksin tidak bekerja secara retroaktif.
Seseorang dapat positif Covid-19 karena terinfeksi sebelum mendapatkan vaksin, dan ia belum mengetahuinya.
Itulah yang terjadi pada beberapa pekerja medis dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh CDC AS, Senin (1/2/2021) lalu.
Studi ini menemukan bahwa 22 dari 4.081 petugas kesehatan yang divaksinasi dinyatakan positif Covid-19 setelah mendapatkan dosis pertama mereka.
Salah satu penulis penelitian, Dr. Eyal Leshem dari Sheba Medical Center di Israel, mengatakan bahwa beberapa pekerja yang dites positif 'sebenarnya terinfeksi Covid sebelum mereka mendapatkan dosis pertama'.
5. Varian Baru yang Kurang Rentan
Ada kekhawatiran bahwa varian virus corona baru yang telah menyebar di AS mungkin kurang rentan terhadap perlindungan yang diberikan vaksin.
Data laboratorium pendahuluan menunjukkan, vaksin harus memberikan perlindungan.
Oleh karena itu, para pemimpin kesehatan masyarakat pun ingin agar sebanyak mungkin orang mendapatkan vaksinasi secepat mungkin untuk membatasi peluang virus bermutasi.
Pembuat vaksin Covid-19 mengatakan, mereka sedang melakukan tes untuk melihat apakah vaksin bekerja melawan varian.
Mereka juga membuat penguat yang akan menambah perlindungan ekstra terhadap varian.
"Ada kemungkinan satu tahun dari sekarang, akan ada vaksinasi flu dan penguat pembaruan vaksin Covid," kata Schaffner.
"Kami harus menyesuaikan diri dengan apa yang dilakukan virus ini. Dan kami memiliki kapasitas untuk mengikuti virus, dan bahkan menjadi yang terdepan," imbuhnya. (Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "5 Alasan Mengapa Seseorang Masih Bisa Positif Covid-19 Meskipun Sudah Divaksin."