Terkini Daerah
Keluarga Syok Doran Ditembak Mati Bripka CS di Kafe: Tumpuan Keluarga, Anaknya Mau Makan Apa?
Keluarga korban penembakan oknum polisi, Doran Manik (39), masih berduka akibat insiden yang disebabkan oknum anggota Polri Bripka Cornelius Siahaan.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Keluarga korban penembakan, Doran Manik (39), masih berduka akibat insiden yang disebabkan oknum anggota Polri Bripka Cornelius Siahaan (CS).
Dilansir TribunWow.com, Doran adalah satu dari empat korban yang ditembak Bripka CS di sebuah kafe di Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (25/2/2021) subuh.
Doran merupakan pegawai yang bekerja sebagai kasir di kafe tersebut, bersama seorang rekan kerjanya, Feri Saut Simanjuntak.

Baca juga: Detik-detik Anggota TNI Ditembak Mati Oknum Polisi di Cengkareng, Tersangka Mabuk Pukul 4 Pagi
Setelah dievakuasi ke Rumah Sakit Kramat Jati, jenazah korban diserahkan ke pihak keluarga.
Jenazah Doran segera disambut isak tangis pihak keluarga, terutama sang istri Ratna Berlian Rumahorbo (40) yang mengurus jenazah mendiang suaminya.
Mertua Doran, Marupa Rumahorbo, menyesalkan insiden yang menewaskan menantunya tersebut.
"Almarhum meninggalkan 3 anak. Dua laki-laki, satu perempuan," ungkap Marupa Rumahorbo, dalam tayangan kanal YouTube Tribun Jakarta.
"Laki-laki yang paling tua sekarang kelas 5 SD, kurang lebih umurnya 11 tahun, sedangkan yang perempuan yang paling kecil, umurnya 2 tahun," lanjutnya.
Marupa menuturkan, ia terkejut mendengar kabar tewasnya sang menantu.
Pasalnya selama ini Doran dikenal sebagai orang baik-baik yang bahkan tidak pernah berbicara kasar.
"Saya kaget mendengar telepon itu karena orang ini saya lihat baik sekali," ungkap Marupa.
"Istilahnya untuk mau berbicara keras orang ini belum pernah saya lihat," katanya.
Marupa menjelaskan menantunya itu menjadi tulang punggung keluarga.
Baca juga: Tak Mau Bayar Tagihan Minum, Oknum Polisi Ini Nekat Tembaki Karyawan Kafe, 3 Tewas dan 1 Luka
"Ini (Doran) termasuk tumpuan keluarga," terang pria tersebut.
Mengenai hukuman terhadap pelaku, Marupa mengaku pihak keluarga tidak berharap banyak-banyak.
Ia hanya menuntut tersangka mengganti rugi secara materi untuk membiayai anak-anak korban.
"Untuk pelaku, tergantung hukuman yang berlaku di Indonesia," ucapnya.
"Cuma saya minta dalam hukumannya itu diperhatikan karena seperti yang saya bilang tadi, ini tumpuan keluarga. Biar bagaimanapun, kalau bapaknya sudah meninggal yang jelas anak-anaknya mau makan apa? Mau sekolah pakai apa?" singgungnya.
"Kalau bisa kami mohon siapa yang melakukan masalah ini agar tanggung jawab menyekolahkan anak-anak itu. Itulah permintaan kami dari keluarga," tegas Marupa.
Lihat videonya mulai menit 1.40:
Kronologi Kejadian
Seorang oknum polisi berpangkat Bripka dengan inisial CS menjadi tersangka penembakan seorang anggota TNI dan dua warga sipil di sebuah kafe di Cengkareng Barat, Jakarta Barat, Kamis (25/2/2021) subuh.
Dilansir TribunWow.com, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menjelaskan kronologi kejadian dalam rilis kasus, seperti yang ditayangkan kanal YouTube Kompas TV.
Ia membenarkan ada tiga korban tewas di tempat dan satu korban terluka.
Baca juga: Nasib Bripka CS, Oknum Polisi yang Tembak 3 Orang di Cengkareng hingga Tewas, Dipastikan Dipecat
Termasuk di antara korban yang tewas adalah anggota TNI.
"Korbannya adalah inisial S, yang merupakan anggota TNI. Yang kedua Saudara FFS meninggal dunia juga, pegawai dari kafe tersebut," kata Yusri Yunus.
"Kemudian Saudara M, pegawai (kafe). Satu masih dirawat di rumah sakit, inisialnya H," paparnya.

Jenazah korban meninggal sementara masih berada di Rumah Sakit Kramat Jati sebelum nantinya diserahkan ke pihak keluarga.
"Rencananya selesai penanganan di rumah sakit baru akan diambil keluarga korban," kata Yusri.
Yusri menjelaskan kronologi bermula saat Bripka CS datang ke kafe selewat tengah malam untuk minum-minum.
"Kronologinya sekitar pukul 02.00 WIB tersangka CS datang ke sana, ke TKP (tempat kejadian perkara) yang merupakan kafe," ungkap Yusri.
"Kemudian melakukan kegiatan minum-minum di sana," katanya.
Baca juga: Oknum TNI-Polri Jadi Perantara Jual Senpi ke KKB Papua, Senjata Berasal dari Sisa Kerusuhan Ambon
Menjelang subuh, pihak kafe hendak tutup dan meminta pelanggan membayar tagihan, termasuk kepada Bripka CS.
Dalam kondisi mabuk, oknum polisi tersebut justru menolak membayar tagihan.
Ia semakin tidak terima ketika ditagih dan pertengkaran terjadi dengan pegawai kafe.
Akhirnya CS mengeluarkan senjata dan menembak keempat korban.
"Sekitar pukul 04.00 WIB karena memang sudah kafe itu akan tutup, pada saat akan melakukan pembayaran terjadi percekcokan antara tersangka dengan pegawai kafe tersebut," kata Yusri.
"Dengan kondisi mabuk, Saudara CS mengeluarkan senjata api dan melakukan penembakan terhadap 4 orang pegawai tersebut," terangnya.
"Tiga meninggal dunia di tempat dan satu masih dirawat di rumah sakit," tutup Yusri.
Selain itu, fakta-fakta lainnya masih didalami sementara Bripka CS terus diperiksa. (TribunWow.com/Brigitta)