Breaking News:

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

KNKT Sebut Ada 4 PR Investigasi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Termasuk Faktor Manusia

Mulai dari pencarian CVR hingga penyelidikan faktor manusia menjadi target investigasi lanjutan KNKT.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
YouTube Kompastv
KNKT Rilis Laporan Awal Penyebab Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh, Rabu (10/2/2021). Kepala Sub Komite Penerbangan KNKT, Kapten Nur Cahyo Utomo memaparkan plan investigasi lanjutan. 

TRIBUNWOW.COM - Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih belum bisa menyimpulkan apa yang menjadi penyebab utama jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Sabtu (9/1/2021) lalu.

KNKT menyatakan akan melanjutkan proses investigasi dalam empat hal.

Pernyataan itu disampaikan oleh Kepala Sub Komite Penerbangan KNKT, Kapten Nur Cahyo Utomo, dalam konpers Rabu, (10/2/2021).

KNKT berhasil mengunduh data flight data recorder (FDR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182, dirilis Senin (8/2/2021).
KNKT berhasil mengunduh data flight data recorder (FDR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182, dirilis Senin (8/2/2021). (knkt.go.id)

Baca juga: Kronologi Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, Pesawat Turun setelah Direkam di Ketinggian 10.900 kaki

Proses investigasi selanjutnya yang akan dilakukan oleh KNKT adalah, pertama pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR).

"KNKT masih melakukan upaya pencarian dengan berbasis di Pulau Lancang, Kepulauan Seribu," jelas Kapten Nur Cahyo.

Kedua, KNKT akan melakukan penelitian ke beberapa komponen yang terkait dengan sistem-sistem yang mengalami gangguan, termasuk unit Ground Proximity Warning System (GPWS) yang ditemukan dari lokasi kecelakaan.

Ketiga, investigasi lebih lanjut akan menargetkan sistem autothrottle dan komponen terkait yang terpasang di pesawat.

Perawatan komponen-komponen itu juga menjadi perhatian dari tim investigasi KNKT.

Keempat adalah menginvestigasi lebih lanjut faktor manusia dan organisasi terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Mesin Melemah 3 Kali

Pada segmen sebelumnya, Kapten Nur Cahyo menjelaskan terkait kronologis penerbangan Sriwijaya Air SJ 182.

"Pesawat Jenis Boeing 737-500 berangkat dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, pada pukul 14.36 WIB dengan nomor penerbangan SJY 182," ujarnya.

Diketahui isi pesawat adalah 2 pilot, 4 awak kabin, dan 56 penumpang.

"Setelah lepas landas, pesawat ini mengikuti jalur keberangkatan yang sudah ditentukan, yaitu diberi nama ABASA 2 Delta (ABASA 2D)," jelas Kapten Nur Cahyo.

Baca juga: KNKT soal Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182: Pesawat Tidak Melalui Area Awan Hujan

Flight Data Recorder (FDR) mencatat, sistem autopilot pesawat Sriwijaya Air SJY 182 mulai aktif di ketinggian 1.980 kaki.

Lalu menginjak ketinggian 8.150 kaki, diketahui throttle atau tuas pengatur tenaga mesin di bagian kiri bergerak mundur (tenaga kurang).

Kondisi itu hanya dialami oleh mesin bagian kiri.

Selanjutnya, pada pukul 14.38 WIB, pilot Sriwijaya Air SJY 182 meminta izin kepada ATC untuk berbelok ke arah 75 derajat dan mendapat izin.

Namun karena diperkirakan akan berpapasan dengan pesawat lainnya, ATC memberikan sebuah instruksi kepada pilot pesawat Sriwijaya Air SJY 182.

"Perubahan arah ini diperkirakan oleh Air Traffic Controller akan membuat pesawat SJY 182 akan bertemu dengan pesawat lain yang berangkat dari landas pacu 25L atau Seokarno-Hatta landasan selatan," papar Kapten Nur Cahyo.

"Sedangkan SJ 182 berangkat dari landasan utara."

"Kedua pesawat ini memiliki tujuan yang sama yakni Pontianak."

"Karena diperkirakan akan berpapasan, maka SJ 182 diminta untuk berhenti naik di ketinggan 11.000 kaki," sambungnya.

Selanjutnya, pada pukul 14.39.47 WIB, ketinggian pesawat yang mulai melewati 10.600 kaki, berada di arah 46 derajat dan berbelok ke kiri.

Lagi-lagi tuas pengatur mesin bagian kiri kembali mundur sedangkan yang kanan masih tetap.

"ATC beri instruksi kepada pilot SJ 182 naik ke ketinggian 13.000 kaki, dan dijawab pilot pada 14.39.59 WIB," ujar Kapten Nur Cahyo.

"Ini adalah komunikasi terakhir yang terekam di rekaman komunikasi pilot-ATC di Bandara Soekarno-Hatta."

Selanjutnya pada pukul 14.40.05 WIB, FDR merekam ketinggian tertinggi pesawat adalah 10.900 kaki.

Kemudian pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif, serta pesawat mengarah ke 16 derajat.

"Sikap pesawat hidungnya pada posisi naik atau pitch up, pesawat mulai miring ke kiri," kata Kapten Nur Cahyo.

Pada saat itu, tuas pengatur mesin bagian kiri kembali berkurang dan yang kanan masih tetap stabil.

Selanjutnya pada pukul 14.40.10 WIB, FDR mencatat auto throttle tidak aktif.

"Sikap pesawat menunduk atau pitch down," kata Kapten Nur Cahyo.

20 detik kemudian FDR berhenti merekam aktivitas di pesawat Sriwijaya Air SJY 182.

Baca juga: Misteri 4 Menit sebelum Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh, ATC Panggil Pilot 11 Kali tapi Tak Ada Jawaban

Simak video selengkapnya mulai menit ke-27.19:

(TribunWow.com/Anung)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)PesawatSriwijaya Air SJ 182Kepulauan SeribuJakarta
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved