Breaking News:

Terkini Daerah

Siswi SMP Dirudapaksa Guru Selama 3 Tahun, Korban Diberi Obat Anti-hamil, Ini Modusnya

Seorang siswi SMP di Blitar, Jawa Timur, menjadi korban rudapaksa oleh oknum guru berstatus PNS di sekolahnya.

Editor: Lailatun Niqmah
TribunWow.com/Rusintha Mahayu
Ilustrasi Pemerkosaan. Seorang siswi SMP di Blitar, Jawa Timur, menjadi korban rudapaksa oleh oknum guru berstatus PNS di sekolahnya. 

TRIBUNWOW.COM - Seorang siswi SMP di Blitar, Jawa Timur, menjadi korban rudapaksa oleh oknum guru berstatus PNS di sekolahnya.

Dalam melancarkan aksinya, pelaku membujuk korban dengan iming-iming nilai bagus.

Agar korban tak hamil karena perbuatan bejatnya, pelaku memberikan korban obat anti-hamil.

Baca juga: Fakta Anak Diajak Nonton Hubungan Badan Lalu Dirudapaksa, Polisi: Ibu Nurut Aja yang Atur Bapaknya

Tndakan asusila pelaku itu dilakukan sejak korban masih duduk dibangku kelas satu SMP.

Perbuatan bejat pelaku pertama kali dilakukan di ruang kepala sekolah setelah belajar selesai.

Kini, guru berinisial BR itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya setelah keluarga korban melaporkan ke Polres Blitar.

Terungkapnya kasus asusila itu berawal dari kakak korban memergoki foto korban dengan BR di ponselnya.

Dari situlah, polisi kemudian menangkap dan menahan BR pada Kamis (4/2/2021).

Perbuatan BR kepada siswi SMP itu berlangsung selama 3 tahun.

Setelah kejadian pertama, guru olah raga itu ketagihan dan sering mengajak korban ke hotel.

Untuk memuluskan akal bulusnya, BR pun memberi iming-iming nilai bagus.

Tak hanya itu, dia juga seringkali memberi iming-iming korban dengan modus mengajak makan-makan dulu setiap kali akan memuluskan perbuatannya.

"Pengakuannya, dia menjalin asmara dengan korban ya tiga tahun. Malah, ia juga mengaku siap menikahinya," kata AKP Dony Christian Bara' Langi, Kasatreskrim Polres Blitar.

Baca juga: Niat Tagih HP, Remaja 17 Tahun Justru Rudapaksa Wanita 35 Tahun setelah Lihat Korban Rebahan

Perbuatan bejat itu pertama kali dilakukan di ruang kepala sekolah, setelah itu, pelaku mengajak korban menginap ke hotel.

Termasuk, saat study tour ke Bali, korban juga dipisahkan dengan teman-temannya. Lalu, korban diajak check in sendiri di hotel oleh pelaku.

Namun, sepandai-pandainya menyimpan rahasia, akhirnya kedok bejat pelaku terungkap juga.

"Kamis (4/2/2021) siang kemarin, dia sudah kami tahan. Ia menyerahkan diri setelah beberapa kali mangkir dari panggilan. Ia mengakui semua perbuatannya kalau telah melakukan berbuatan bejat terhadap korban," ungkap Dony.

Dengan jabatannya sebagai guru, pelaku dengan muda memperdayai korbannya.

"Ia mengaku menaksir korban karena tertarik dengan postur tubuhnya (bongsor). Terutama saat diajar olah raga, pelaku mengaku kalau korban terlihat beda dengan siswi lainnya. Kata pelaku, kulitnya putih dan bersih," paparnya.

Karena tak bisa menahan nafsunya itu, pelaku melancarkan aksi bejatnya pertama kali di saat korban pulang sekolah.

Oleh pelaku, korban dipanggil ke ruang kepala sekolah, dengan pura-pura diberi motivasi.

Itu terjadi tahun 2018 lalu atau saat korban masih kelas 1.

"Pelaku berhasil merayu korban, dengan diiming-imingi akan diberi nilai bagus. Tak hanya itu, pelaku juga mengaku siap membiayai sekolah korban hingga sampai kuliah nanti," ungkapnya.

Rupanya, bujuk rayu pelaku itu membuat korban yang saat itu masih berusia 13 tahun itu terbuai.

"Korban ya meronta. Wong, masih anak-anak kok diajak gituan. Namun karena tak ada orang sama sekali karena semua siswa dan guru sudah pulang, sehingga pelaku dengan mudah melancarkan aksinya," tuturnya

Di sekolah itu merupakan awal perbuatan bejat pelaku karena setelah pelaku seperti ketagihan.

Sebulan kemudian, pelaku mengajak korban kembali. Alasannya, korban akan diajak makan.

Tanpa curiga, korban menurut saja ketika dibonceng sepeda motor oleh pelaku, sewaktu sepulang dari sekolah sore hari itu.

"Saat itu, korban diajak ke penginapan yang ada di jalan raya Malang-Blitar atau tepatnya di Kecamatan Wlingi," ujarnya.

Bahkan, di penginapan yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah sakit milik pemkab itu, lanjut Dony, pelaku mengaku bukan hanya sekali mengajak korban.

Namun, itu terjadi sampai empat kali.

"Selain di penginapan (bertarif Rp 250 ribu sekali check in), korban juga pernah diajak menginap di hotel Kota Blitar. Modusnya, ya diajak jalan-jalan lalu makan,," paparnya.

Akhirnya, dari sekian kali melakukan hubungan badan selama tiga tahun itu, kedok bejat pelaku terkuak.

Itu bermula dari telepon seluler korban dipinjam kakaknya.

Bersamaan itu, pelaku mengirim WA, yang berisi kata-kata mesra dan menjurus ke hubungan asmara.

Dari situ, kakak korban curiga dan menanyai korban.

"Korban tak berani bohong dan mengakui semua, apa yang terjadi selama ini antara dirinya dengan pelaku," paparnya

Buntutnya, orangtua korban tak terima dan lapor ke Pplres Blitar.

Kepada petugas, pelaku mengaku kalau setiap kali berhubungan, korban diberi obat anti hamil.

"Pelaku terancam hukuman 20 tahun penjara (pasal 81 UU No 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak)," paparnya. (Surya.co.id, Imam Taufiq)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul 3 Tahun Beri Obat Anti Hamil, Guru PNS Ini Kerjain Siswi SMP di Ruang Kepala Sekolah di Blitar

Sumber: Surya
Tags:
rudapaksaGuru cabuli muridBlitarJawa Timur
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved