Isu Kudeta Partai Demokrat
Soal Kudeta Demokrat, Deddy Sitorus Sebut Permainan Politik: Tak Ada Urgensinya dengan Jokowi
Politisi Partai DPI Perjuangan, Deddy Sitorus tanggapi soal adanya gerakan untuk mengudeta atau mengambil alih Partai Demokrat.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai PDI Perjuangan, Deddy Sitorus tanggapi soal adanya gerakan untuk mengudeta atau mengambil alih Partai Demokrat.
Dilansir TribunWow.com, Deddy Sitorus menilai persoalan yang terjadi di tubuh Demokrat saat ini tidak lebih dari sekedar permainan politik.
Hal itu diungkapkannya dalam acara Sapa Indonesia Malam, Selasa (2/2/2021).

Baca juga: Soroti Sikap AHY Melebih-lebihkan Isu Kudeta Demokrat, Ferdinand Hutahaean: Dari Dulu Sudah Ada
Pada kesempatan itu, Deddy Sitorus mempersolakan sikap Demokrat ataupun Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang justru melibatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam persoalan internal partainya.
"Menjadi aneh ketika kemudian terseret-seret ke Pak Presiden dan pejabat penting pemerintahan lain," ujar Deddy Sitorus.
"Pak AHY memang tidak menyebut, hanya mengatakan orang di lingkaran istana," imbuhnya.
"Tapi kemudian kader-kader Demokrat menebar segala macam di media sosial, sehingga membuat gaduh."
Dirinya memastikan bahwa selama ini hubungan antara Jokowi dengan AHY maupun dengan mantan ketum Demokrat sekaligus Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono terjaga dengan baik.
Oleh karenanya, ia menyayangkan sikap Demokrat yang menggembor-gemborkan isu tersebut yang akhirnya justru membuat Jokowi ikut terkena tudingannya.
"Komunikasi antara Pak Jokowi dan Pak SBY dan Mas Agus kan cukup baik," kata Deddy Sitorus.
"Tapi yang terjadi dalam dua hari ini adalah penghakiman, terori konspirasi bahwa seolah-olah Pak Jokowi ada di belakang semua ini."
Baca juga: Seret Nama Jokowi, Eks Waketum Partai Demokrat Sentil AHY dan Para Kader: Selesaikan secara Elegan
Deddy Sitorus menegaskan bahwa tidak ada kaitannya masalah kudeta Demokrat dengan Jokowi.
Menurutnya jika tudingan tersebut akan digunakan untuk Pilpres 2024, Jokowi sendiri sudah tidak bisa lagi mencalonkan diri.
Sedangkan jika tudingan tersebut dimaksudkan untuk dukungan parlemen, Jokowi disebut juga sudah mempunyai oposisi yang kuat.
"Saya sudah katakan tidak ada urgensinya Pak Jokowi pada periode kedua hendak mengambil Partai Demokrat," kata Deddy Sitorus.
"Untuk dukungan parlemen beliau sudah di atas 70 persen dan hampir 80 persen."
Lebih lanjut, Deddy Sitorus mempertanyakan alasan AHY yang mengirimkan surat kepada Jokowi yang memintanya untuk memberikan klarifikasi.
Menurutnya, lebih tepat AHY bisa menemui langsung Jokowi.
"Kalau sudah klarifikasi kenapa (diungkapkan) sebelum ada jawaban resmi dari Pak Jokowi," tanya Deddy Sitorus.
"Jadi ini adalah murni isu politik yang memang benar-benar diorkestrasi sedemikian rupa untuk level ride Pak AHY atau Demokrat," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 8.10
Demokrat Ungkap Bukti Pengakuan Moeldoko soal Kudeta
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra menanggapi bantahan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko terkait isu kudeta partai.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam Kabar Petang di TvOne, Selasa (2/2/2021).
Diketahui sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap ada sekelompok orang yang hendak berbuat makar terhadap partainya.

Baca juga: Alasan Demokrat Surati Jokowi terkait Kelakuan Moeldoko, Andi Mallarangeng: Prosedur dari Pak Lurah?
Satu di antara nama yang disebut-sebut adalah Moeldoko yang kini memangku jabatan di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pihak Demokrat lalu mengirim surat kepada Jokowi untuk memberitahukan upaya kudeta tersebut.
"Kami ingin menyampaikan informasi ini langsung kepada Pak Jokowi sehingga Pak Jokowi tidak mendengarnya dari publik atau sumber-sumber yang tidak jelas," jelas Herzaky Mahendra Putra.
Ia mengaku khawatir karena Moeldoko menjabat posisi yang penting dan dekat dengan Jokowi.
"Karena bahayanya ini adalah pejabat dekat beliau, oknum kalau kami sampaikan, yang berusaha melakukan pengambilan paksa partai politik yang punya hak dalam demokrasi," ungkit Herzaky.
Selain itu, hal yang membahayakan adalah isu kudeta ini turut menyeret nama pejabat tinggi negara, menteri, bahkan Jokowi sendiri.
Herzaky mengaku pihak Partai Demokrat khawatir isu kudeta ini tidak dapat diredam.
Baca juga: Seret Nama Jokowi, Eks Waketum Partai Demokrat Sentil AHY dan Para Kader: Selesaikan secara Elegan
Maka dari itu AHY memutuskan untuk langsung memberitahukan keadaan partainya melalui surat kepada Jokowi.
Diketahui Moeldoko sempat mengakui dirinya bertemu dengan beberapa tokoh Partai Demokrat yang diduga menjadi dalang kudeta.
Meskipun begitu, ia mengaku tidak ada pembahasan tentang upaya kudeta dalam pertemuan itu.
"Kalau saya melihat Pak Moeldoko membantah agak bingung juga," komentar Herzaky.
Ia juga menyoroti sikap Moeldoko yang langsung pasang badan agar Jokowi tidak terkena isu-isu miring.
Menurut Herzaky, pernyataan itu justru menjadi bukti pengakuan Moeldoko.
"Statement Pak Moeldoko di awal bilang, 'Jangan ganggu Pak Jokowi. Ini Moeldoko, bukan Pak Jokowi'," singgung Herzaky.
"Saya agak bingung, itu 'kan namanya pengakuan ini urusannya Pak Moeldoko, padahal kita belum bilang secara langsung," jelasnya.
Lihat videonya mulai menit 0.30:
(TribunWow/Elfan/Brigitta)