Isu Kudeta Partai Demokrat
Anggap Rugikan Jokowi, Masinton Pasaribu Desak AHY Bongkar Oknum yang Ingin Kudeta Demokrat
Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Masinton Pasaribu buka suara soal isu kudeta Partai Demokrat.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Masinton Pasaribu buka suara soal isu kudeta Partai Demokrat.
Menurut Masinton, isu tersebut membuat anggapan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) berperan dalam gerakan kudeta tersebut.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menggelar konferensi pers, Senin (1/2/2021).
Dalam konferensi pers tersebut, AHY menyebut posisinya sebagai pemimpin Partai Demokrat terancam diambilalih oleh sejumlah pihak.

Baca juga: Mahfud MD Bantah Restui Moeldoko Kudeta Demokrat: Jabatan Menko Tidak Laku untuk Beri Restu
Baca juga: Rocky Gerung Sebut Tudingan ke Moeldoko soal Kudeta Demokrat Masuk Akal: Ingin Calonkan Diri di 2024
Satu di antaranya, oleh pejabat tinggi di sekitar Jokowi.
Terkait hal itu, dalam kanal YouTube Kompas TV, Senin (2/2/2021), Masinton lantas mengungkap bantahannya.
"Tentunya kaget juga mendengar pernyataan yang disampaikan Pak AHY sebagai ketua umum Partai Demokrat," ucap Masinton.
"Yang menyatakan adanya rencana sekelompok orang untuk mengambil alih Partai Demokrat."
Masinton mengimbau AHY menyebutkan nama orang yang diduga terlibat dalam gerakan tersebut.
Pasalnya, pernyataan AHY bisa membuat informasi yang beredar menjadi liar.
Baca juga: Soal Isu Kudeta Demokrat, Pengamat Sebut Jokowi Harus Undang AHY ke Istana untuk Beri Klarifikasi
Baca juga: Moedoko Disebut Ingin Kudeta Partai Demokrat untuk Pilpres 2024, Gerindra: Bukan Urusan Pemilu
"Apalagi kelompok orang tersebut berasal dari pemerintahan Presiden Jokowi," ucap Masinton.
"Supaya ini tidak menjadi informasi liar, saya berharap supaya Pak AHY sampaikan langsung secara gamblang."
"Siapa orang atau kelompok yang dimaksud?"
Lebih lanjut, Masinton menyebut pernyataan AHY akan merugikan Jokowi.
Menurut dia, Jokowi kini dianggap seolah-olah merusak tatanan demokrasi dengan memberi izin pejabatnya berbuat makar Partai Demokrat.
"Karena pernyataan ini memiliki implikasi terhadap pemerintahan di bawah Presiden Pak Jokowi," ucapnya.
"Apalagi nanti ini menjadi informasi liar jika tidak dijelaskan secara gamblang."
"Bahwa seakan-akan Pak Jokowi mengingkari dan ingin merusak tatanan demokrasi saat ini."
Ia melanjutkan, semua partai politik diberikan kebebasan untuk mandiri dan berdaulat.
"Karena apa pun, kedaulatan sebuah partai politik harus kita hormati."
"Demokrasi ini mensyaratkan adanya partai politik yang mandiri, berdaulat," tukasnya.
Simak videonya berikut ini:
Komentar M Qadari
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qadari buka suara soal isu kudeta Partai Demokrat.
Setelah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan gerakan kudeta, M Qadari menduga hubungan Demokrat dan PDIP akan kembali memanas.
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Kompas TV, Senin (1/2/2021).
"Ini akan menimbulkan ketegangan baru antara biru dengan merah," ujar M Qadari.

Baca juga: Sosok Moeldoko, Dekat dengan SBY dan Pramono Edhie, Kini Dituding Terlibat Gerakan Kudeta Demokrat
Baca juga: Soal Tudingan Orang Dekat Jokowi Terlibat Rencana Kudeta Demokrat, Djarot: Dibuktikan Saja
Menurutnya, ketegangan politik ini tak seharusnya diungkap di masa pandemi Covid-19.
Karena itu, ia pun kembali mengungkit persaingan di Pilpres 2004 lalu.
Kala itu, Megawati Soekarnoputri bersaing dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Tentunya ini bukan sesuatu yang baik dalam situasi Covid seperti ini di mana butuh persatuan dan kesatuan," kata M Qadari.
"Kita tahu bahwa selama ini dinamika hubungan biru dengan merah tidak begitu lancar."
"Sebagai implikasi dari Pilpres 2004 yang lalu antara Ibu Mega dengan Pak SBY," sambungnya.
Baca juga: Dituding Jadi Dalang Makar Demokrat, Moeldoko Minta Nama Jokowi Tak Dibawa-bawa: Itu Urusan Saya
Baca juga: Tanggapan Moeldoko soal Isu Keterlibatan dalam Gerakan Kudeta Demokrat: Jangan Mudah Baper
Sejak saat itulah, menurutnya, hubungan Demokrat dan PDIP kerap memanas.
Bahkan, ia menyebut bahwa SBY menjadi opsisi sejati bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Memang menariknya kalau kita amati perkembangan media, sebenarnya 2014-2019 yang menjadi oposisi itu menurut saya Prabowo Subianto," ucap M Qadari.
"Kalau saya melihat dari wacana yang berkembang itu oposisi yang konsisten atau sejati buat Jokowi itu Pak SBY."
"Kan sering tukar-tukaran pernyataan soal Hambalang, soal macam-macam progaramlah," sambungnya.
Karena itu, M Qadari berharap AHY membeberkan identitas orang yang diduga merencanakan gerakan makar Demokrat.
Namun, M Qadari menduga tujuan AHY menyurati Jokowi agar sang presiden mencari informasi perihal pelaku yang diduga melakukan makar.
"Menurut saya, ini di luar faktual atau tidak, memang ada tembok psikologi yang tinggi antara pemerinatah sekarang dengan Pak SBY atau Demokrat."
"Memang penting untuk mengatakan siapa yang berperan agar tidak dianggapsebagai isu atau gosip ya."
"Kalau dari kaca mata Demokrat, saya lihat, ini manuver, motong agar gerakan ini tidak berlanjut."
"Dengan asumsi bahwa Pak Jokowi akan tanya kanan kiri siapa sesungguhnya orang dekat dia yang terlibat dalam gerakan mendongkel Demokrat," tandasnya. (TribunWow.com)