Breaking News:

Virus Corona

Jokowi Sebut PPKM Tak Efektif, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo Ungkap Fakta Sebaliknya di Lapangan

Wali Kota Solo FX Rudy mengatakan jika PSBB sedikit banyak mampu menekan laju penambahan kasus covid-19 di Kota Solo.

Editor: Lailatun Niqmah
KOMPAS.com/LABIB ZAMANI
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo. Wali Kota Solo FX Rudy mengatakan jika PSBB sedikit banyak mampu menekan laju penambahan kasus covid-19 di Kota Solo. 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini menyatakan bahwa PPKM/PSSB tak efektif.

Namun, hal itu justru dimentahkan oleh Wali Kota Solo FX Hady Rudyatmo.

Rudy menganggap jika pelaksanaan PSBB sudah sesuai apa yang diinginkannya.

Meskipun masih ditemukan beberapa warga yang tak patuh protokol kesehatan.

Baca juga: Alasan Siswi SMA yang Viral Maki Tenaga Medis, Bakar Masker, hingga Sebut Covid-19 Cuma Hoaks

"Kalau PPKM Solo, kondisi yang ada saat ini semua berjalan sesuai harapan," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (1/2/2021).

Sesuai catatannya, memang masih masih ada pelanggar yang mendapatkan peringatan keras bahkan warungnya ditutup.

"Namun kalau untuk kegiatan kerumunan dan sebagaianya masih bisa kita atasi semua," terangnya.

Lebih lanjut Rudy menerangkan, jika PSBB sedikit banyak mampu menekan laju penambahan kasus covid-19 di Kota Solo.

"Kalau penurunan kasus Solo lumayan," aku dia.

"Kemarin ada tambahan 140 kasus itu tandon pemeriksaan 3 hari. Tapi di hari sebelumnya hanya 34 kasus," imbuhnya menekankan.

Pernyataan Jokowi 'PPKM Tak Efektif'

Sebelumnya, Jokowi secara tegas menyatakan kebijakan PPKM di Pulau Jawa dan Bali untuk menekan penyebaran virus corona (Covid-19) tidak efektif.

"Saya ingin menyampaikan mengenai yang berkaitan dengan PPKM, tanggal 11-25 Januari, kita harus ngomong apa adanya, ini tidak efektif," kata Jokowi saat rapat terbatas di Istana Bogor pada Jumat (29/1/2021) lalu.

Video pembukaan rapat ini baru diunggah pada Minggu (31/1/2021).

Jokowi mengatakan, esensi dari PPKM saat ini ialah mengurangi atau bahkan mencegah mobilitas masyarakat untuk menekan laju penularan Covid-19.

Namun, dalam implementasinya, kebijakan tersebut tidak tegas.

Padahal, ketegasan dan konsistensi dari penerapan kebijakan tersebut sangat dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang diinginkan.

"Esensi dari PPKM ini kan membatasi mobilitas, tetapi yang saya lihat di implementasinya ini kita tidak tegas dan tidak konsisten," imbuhnya.

Sejumlah menteri dan pejabat hadir dalam rapat terbatas itu, di antaranya Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Dalam rapat tersebut Jokowi menyebut ketidakefektifan PPKM terlihat dari mobilitas masyarakat yang masih tinggi, sehingga di beberapa provinsi kasus positif Covid-19 tetap naik.

Jokowi juga menunjukkan bahwa PPKM berdampak pada penurunan ekonomi.

Ia mengatakan, masalah penurunan ekonomi tidak perlu dikhawatirkan, selama PPKM mampu menekan kasus positif Covid.

"Ada PPKM ekonomi turun. Sebetulnya enggak apa-apa asal Covid-nya juga turun, tapi ini enggak. Menurut saya, coba dilihat lagi, tolong betul-betul dikalkulasi, dihitung, supaya kita dapat sebuah formula," kata Jokowi.

"Formula yang memang standarnya emang enggak ada. Negara lain enggak ada. Yang benar yang mana enggak ada, yang lockdown juga eksponensial," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Jokowi menginstruksikan agar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hingga Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk terlibat lebih sering untuk memberi contoh kedisiplinan melaksanakan protokol kesehatan kepada masyarakat.

"Yang ingin saya dengar adalah implementasi lapangannya seperti apa. Mungkin nanti Kementerian Agama melibatkan tokoh-tokoh agamanya seperti apa, TNI seperti apa, di Polri seperti apa dan Pak Menko nanti yang mungkin bisa men-drive agar ini betul-betul lapangannya terjadi," ujarnya.

Jokowi juga memerintahkan jajarannya bekerja sesederhana mungkin agar pesan kebijakan tersebut mudah diterima publik.

Misalnya, mengingatkan masyarakat soal aturan gerakan 5M. Gerakan itu meliputi memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi serta interaksi.

Hal ini yang mesti disampaikan ke publik.

"Siap dengan cara-cara yang lebih praktis dan sederhana agar masyarakat tahu apa sih yang namanya 5M itu. Siapin juga masker yang memiliki standar standar yang benar," ucap Jokowi.

Keterlibatan dan kerja sama para pakar bersama pemerintah nantinya diharapkan akan menghasilkan desain kebijakan yang lebih baik dan komprehensif.

"Saya ingin Menko ajak sebanyak-banyaknya pakar epidemiologi, sehingga dalam mendesain kebijakan itu betul-betul bisa lebih komprehensif," ujarnya.

Jokowi berharap laju penularan Covid-19 dapat semakin menurun seiring dengan pelaksanaan vaksinasi untuk seluruh masyarakat di Indonesia.

"Kita harapkan di Februari ini betul-betul kita kepung dengan vaksinasi," tambahnya.

Baca juga: Indonesia akan Terima Vaksin Covid-19 AstraZeneca Gratis, Kemenkes: Keberhasilan Diplomasi Kita

Kebijakan PPKM telah berlangsung dua jilid. PPKM jilid pertama dilangsungkan pada 11 hingga 25 Januari 2021.

Sementara, jilid kedua dilaksanakan mulai 26 Januari hingga 8 Februari.

Dalam pelaksanaan PPKM jilid II, pemerintah justru mengendorkan sejumlah aturan, salah satunya yakni pemerintah mengizinkan pusat perbelanjaan atau mal hingga restoran beroperasi sampai pukul 20.00 WIB.

Padahal, pada PPKM jilid pertama, baik mal dan restoran hanya diizinkan beroperasi sampai pukul 19.00 WIB.

Kasus positif Covid-19 justru melambung alih-alih berkurang selama PPKM yang berlangsung dua jilid itu.

Tercatat, dari PPKM jilid pertama hingga PPKM jilid II yang baru berlangsung enam hari, kasus positif Covid di Indonesia bertambah 228.502 kasus.

Secara kumulatif, sejak awal pandemi sampai dengan Minggu (31/1/2021), jumlah kasus positif di Indonesia mencapai 1.078.314 kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 873.221 dinyatakan sembuh, dan 29.998 meninggal dunia. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Wali Kota Solo Rudy Mentahkan Pernyataan Presiden Jokowi, yang Sebut PPKM Tak Efektif Tekan Covid-19, dan di Tribunnews.com dengan judul PPKM Dinilai Tidak Efektif Menekan Laju Covid-19, Jokowi Minta Aparat di Lapangan Lebih Tegas

Sumber: Tribun Solo
Tags:
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)FX Hadi RudyatmoWali Kota SoloJokowiVirus CoronaCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved