Banjir Kalimantan Selatan
Bahas Banjir Kalsel, Refly Harun Singgung Kerusakan Lingkungan: Selain Watak Ya Biaya Politik
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun turut angkat bicara soal banjir yang melanda Kalimantan Selatan (Kalsel).
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun turut angkat bicara soal banjir yang melanda Kalimantan Selatan (Kalsel).
Refly Harun menganggap bencana yang terus terjadi belakangan ini sebagai pertanda kerusakan lingkungan.
Seperti yang diungkapkannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Rabu (20/1/2021).

Baca juga: Peringatan Dini BMKG Besok Rabu 20 Januari: Waspada Cuaca Ekstrem Hujan Petir dan Angin di Kalsel
Baca juga: 1 Hari Pasca-tinjau Banjir di Kalsel, Jokowi Unggah Foto Berangkat ke Sulbar Pantau Korban Gempa
Mulanya, Refly Harun menyoroti pandemi Virus Corona yang tak kunjung berakhir.
"Bumi ini menjadi tempat yang tidak baik untuk ditinggali," jelas Refly.
"Sebagai contoh, Covid-19 2020 yang mendera kita."
Selama pandemi, menurut Refly, banyak kegiatan yang terhalang.
Tak cuma itu, ia juga menyinggung banyaknya warga yang mengalami kesulitan ekonomi selama pandemi.
"Berapa pun banyaknya uang kita, kita tidak bisa menikmatinya seperti tahun sebelumnya," tutur Refly.
"Karena bepergian terbatas, berkegiatan terbatas."
"Kalau masih ada kegiatan masih mending ya."
"Bayangkan mereka yang tidak punya kegiatan untuk mengisi waktu luang seperti ini atau mereka yang mengalami tekanan ekonomi yang luar biasa," sambungnya.
Baca juga: 1 Hari Pasca-tinjau Banjir di Kalsel, Jokowi Unggah Foto Berangkat ke Sulbar Pantau Korban Gempa
Baca juga: Detik-detik Mobil Rombongan Jokowi Terobos Banjir di Kalimantan Selatan, Setinggi Betis Orang Dewasa
Melihat banyaknya bencana yang belum lama ini terjadi, Refly lantas mengungkapkan harapannya soal pemimpin masa depan.
Ia berharap, pemimpin masa depan tak merusak lingkungan hingga menimbulkan bencana.
"Mudah-mudahan pemimpin yang datang belakangan bukan pemimpin yang merusak lingkungan," jelas Refly.
"Karena kerusakan lingkungan terjadi karena keserakahan."
"Keserakahan itu salah satunya ya karena selain watak manusia ya biaya politik yang mahal."
Terkait hal itu, Refly lantas menyebut nama menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution.
Dalam Pilkada Medan 2020 lalu, Bobby disebutnya menghabiskan dana hingga Rp 15 miliar.
"Seperti kemarin saya membahas Bobby Nasution mengeluarkan biaya kampanye 15 miliar," jelas Refly.
"Konon katanya dapat sumbangan 18 miliar dari pihak ketiga."
"Kita tidak tahu siapa penyumbangnya, jangan-jangan konglomerat, jangan-jangan perusak lingkungan."
"Dan pasti mereka meminta jatah terus menerus," tandasnya.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-9.14:
Gubernur Sahbirin Sebut Hanya 2 Daerah yang Tidak Terdampak
Hampir seluruh daerah di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) diterjang banjir.
Kondisi tersebut membuat Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor menaikkan status siaga darurat menjadi tanggap darurat.
Dilansir TribunWow.com, Sahbirin Noor mengatakan saat ini hanya ada dua wilayah yang tidak atau belum terdampak banjir.
Sedangkan 11 kabupaten/kota sudah terendam banjir dengan ketinggian yang berbeda-beda.

Baca juga: Perjuangan Diana Hadapi Banjir Kalsel, Jalan 4 Jam ke Tempat Pengungsian, Bawa Anak yang Sakit
Baca juga: Banjir Kalsel Dikabarkan Telan Korban Jiwa, Muncul Tagar KalselJugaIndonesia agar Diperhatikan
"Dari 13 kabupaten kota ada dua yang masih belum terkena banjir dan yang lainnya hampir rata-rata terkena banjir sesuai dengan tingkatannya," ujar Sahbirn Noor, dikutip dari Kabar Petang, Jumat (15/1/2021).
Menurutnya, titik terparah banjir berada di Banjar, Hulu Sungai, Pelaihari dan Barabai.
"Ketinggian air hampir mencapai dua meter," ungkapnya.
Sahbirin mengungkapkan hingga saat ini berdasarkan data yang diterima, terdapat 5.930 rumah yang terdampak banjir sehingga tidak bisa ditempati.
"Kemudian yang terdampak sekitar 5.930 rumah, sementara yang lainnya masih dalam proses pendataan."
Menindaklanjuti hal itu, Pemprov Kalsel sudah menyediakan tempat pengungsian untuk masyarakat yang kehilangan tempat tinggal, serta bantuan pangan.
Dirinya menambahkan proses evakuasi sudah dilakukan oleh petugas bersama Basarnas Kalsel.
Baca juga: Banjir di Kalimantan Selatan Makin Meluas, Jokowi Perintahkan Segera Kirim Bantuan
"Sudah banyak yang dievakuasi terutama oleh keluarganya sendiri kemudian oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan," pungkasnya.
"Di Kabupaten Banjar, (tempat pengungsian) ada di kantor Kodim, di kantor-kantor pemerintah yang bisa dijadikan tempat penampungan dan juga lapangan, seperti lapangan Demang Lehman," terangnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sudah mengkomunikasikan kepada Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor terkait penanganan bencana banjir di wilayahnya.
"Tadi pun saya berbicara dengan Gubernur Kalimantan Selatan melalui sambungan telepon untuk mendapatkan laporan mengenai banjir yang terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan," ujar Jokowi, dikutip dari akun Instagram @jokowi, Jumat (15/1/2021).
"Saya telah memerintahkan Kepala BNPB, Panglima TNI dan Kapolri untuk secepat-cepatnya mengirim bantuan seperti perahu karet yang sangat dibutuhkan dalam penanganan bencana banjir di daerah itu," ungkapnya.
Jokowi memastikan pemerintah tidak akan lepas tangan dalam membantu penanganan bencana, mulai dari menyiapkan tempat pengungsian hingga mengirimkan bantuan pangan.
"Saya akan terus memantau perkembangan penanganan bencana di Tanah Air, baik yang terjadi di Sulawesi Barat, di Jawa Barat, maupun di Kalimantan Selatan," kata Jokowi.
"Pemerintah daerah dan pemerintah pusat akan selalu hadir di lokasi bencana dalam situasi seperti ini."
Simak videonya mulai menit awal:
(TribunWow)