Vaksin Covid
25 Relawan Uji Klinis Sinovac Positif Covid-19, Kemenkes: Sebagian Besar Hanya Gejala Ringan
25 relawan uji klinis yang sempat terpapar Covid-19, sebagian besar sudah kembali sehat seusai mengalami gejala ringan.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - 25 dari total 1.620 relawan uji klinis vaksin Sinovac di Bandung terkonfirmasi positif Covid-19.
Dari total 25 relawan yang positif, ada yang sudah menerima suntikan vaksin dan ada yang hanya menerima suntikan placebo.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, sebagian besar relawan yang positif, kini telah dinyatakan sehat.

Baca juga: 17 Kelompok Masyarakat Ini Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac, Siapa Saja?
Dikutip dari YouTube Kompastv, Selasa (19/1/2021), Siti menjelaskan, relawan yang terpapar Covid-19, sebagian besar hanya mengalami gejala ringan.
"Sudah sembuh, sudah tidak ada gejala Covid sama sekali," ujar dia.
"Dan karena sebagian besar hanya gejala ringan."
Siti menjelaskan, para relawan yang positif Covid-19 sempat diisolasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat.
Ia mengatakan, para relawan yang positif Covid-19 akan terus mengikuti uji klinis vaksin Sinovac hingga selesai.
Nantinya, para relawan vaksin Sinovac yang hanya menerima suntikan placebo, akan menerima suntikan vaksin yang sebenarnya.
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, berikut rincian relawan yang positif Covid-19.
Dari total 25 orang yang positif, 7 di antaranya adalah relawan yang telah menerima 2 kali suntikan vaksin Covid-19.
Lalu 18 sisanya adalah orang yang menerima suntikan placebo.
"Kemudian dilihat berapa yang sakit dari kelompok yang dapat vaksin, berapa yang sakit dari kelompok yang dapat plasebo. Dari hasil yang kemarin, dari yang dapat plasebo 18 orang, yang sakit yang dapat vaksin 7 orang," kata Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran, Prof Kusnandi Rusmil saat ditemui di tempat praktiknya di Kota Bandung, Senin (18/1/2021).
Kusnandi menjelaskan, para relawan terpapar Covid-19 bukan dari vaksin itu sendiri, melainkan dari luar.
"Mereka dapat virus dari luar (bukan dari vaksin), karena yang ikut uji klinis kan boleh ke mana-mana ya. Nanti kalau ada gejala batuk, pilek, itu harus kontrol. Sehingga kalau kontrol, sama kita di-swab. Tapi sebagian besar dari yang positif itu gejalanya ringan, jadi nggak dirawat yang dapat vaksin itu. Nah yang dapat plasebo ada yang dirawat," kata Kusnandi.
Baca juga: Ribka Tjiptaning Tolak Vaksin Covid-19, Refly Harun: Saya Sebenarnya Agak Sedikit Malas Membahasnya
Simak video selengkapnya mulai menit ke-4.30:
Vaksin Sinovac Tak Jadikan Pasien Kebal Covid-19
Pemerintah menyampaikan bahwa suntikan vaksin Sinovac bukanlah perlindungan utama terhadap Covid-19.
Pemerintah berulang kali menyampaikan bahwa protokol kesehatan harus terus diterapkan mesti sudah mendapat suntikan vaksin.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan, suntikan vaksin Sinovac tidak akan membuat penerima vaksin menjadi kebal Covid-19.
Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Minggu (17/1/2021).
Siti menegaskan, tidak ada vaksin yang memiliki efikasi 100 persen atau membuat pasien yang disuntik menjadi kebal dari Covid-19.
"Sampai saat ini tidak ada vaksin yang 100 persen efikasinya, artinya membuat orang menjadi tidak berisiko untuk sakit Covid-19," ujar dia.

Baca juga: Daftar 9 Syarat Penerima Vaksin Covid-19, Tidak Memiliki Riwayat Penyakit
Siti memaparkan, para penerima suntikan vaksin Sinovac nantinya akan memiliki risiko tertular Covid-19 hanya 35 persen.
"Kemungkinan kita untuk sakit Covid-19 hanya 35 persen," ujar dia.
Jumlah tersebut turun sebanyak 65 persen sebelum disuntik vaksin.
Ia juga mengingatkan bahwa protokol kesehatan masih harus diterapkan dalam situasi pandemi saat ini.
Karena konsentrasi penyebaran virus di masyarakat masih tergolong tinggi.
"Situasi di dalam masyarakat, penularannya masih sangat tinggi," ungkap Siti.
"Walau sudah divaksinasi, kita harus menerapkan protokol kesehatan."
Selanjutnya, Siti menerangkan soal antibodi yang tidak bisa secara instan terbentuk seusai menerima suntikan vaksin.
"Tidak bisa satu kali suntik pada dosis pertama maupun pada dosis kedua, itu sudah langsung membentuk antibodi yang optimal," kata Siti.
"Sehingga dalam masa pembentukan antibodi tersebut, kita harus tetap menerapkan protokol kesehatan," sambungnya. (TribunWow.com/Anung)
Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews.com dengan judul 25 Relawan Uji Klinis Vaksin Sempat Terkonfirmasi Positif Covid-19, Apa Sebab? Simak Penjelasannya