Gempa Bumi Guncang Sulawesi Barat
Curhat Terakhir Suster yang Tewas Pasca Selamatkan Bayi saat Gempa, Mengeluh Badan Terasa Dingin
Aksi heroik seorang suster yang berkorban nyawa demi menyelamatkan seorang pasien dan bayi ketika terjadi gempa di Sulbar.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Tercatat sudah ada 56 korban jiwa akibat gempa bumi magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat hingga Hingga Sabtu (16/1/2021) pukul 20.00 WIB.
Dari puluhan korban jiwa tersebut, seorang suster di Mamuju bernama Mia turut menjadi korban tewas.
Aksi heroik dilakukan oleh suster Mia sebelum dirinya meregang nyawa seusai menyelamatkan seorang pasien dan bayi saat gempa terjadi.

Baca juga: Gita Tewas Tertimpa Bangunan saat Gempa Susulan, Sudah Selamat tapi Kembali ke Rumah untuk Ambil HP
Dikutip dari TribunToraja,com, suster Mia yang biasa dipanggil Natyselia adalah seorang perawat yang bekerja di Rumah Sakit (RS) Mitra Mamuju.
Kala itu ketika gempa bumi terjadi, seisi rumah sakit panik dan kabur menyelamatkan diri karena goncangan yang begitu kuat.
Namun suster Mia justru lari ke dalam RS menyelamatkan seorang pasien.
Ketika berhasil menyelamatkan pasien tersebut, suster Mia kembali masuk ke dalam dan menyelamatkan seorang bayi yang sedang berada di dalam inkubator.
Kali ini suster Mia gagal keluar karena gedung rumah sakit telah ambruk lebih dulu dan menimpa dirinya serta bayi yang diselamatkannya.
"Saat menyelamatkan bayi ini, Mia terjebak dan tertimpa bahan bangunan yang jatuh," kata rekan korban, Manashe, Sabtu (16/1/2021) malam.
Setelah tertimbun reruntuhan, Mia dan sang bayi baru bisa diselamatkan sekira pukul 12.00 Wita, Jumat kemarin.
Mia dan bayi saat itu langsung dievakuasi ke RS Bhayangkara Mamuju.
Dari kedua korban reruntuhan itu, Mia akhirnya meninggal dunia.
"Saat kami mendampingi ia sempat menyampaikan keluhannya dan badannya terasa dingin hingga meninggal dunia," ungkap Manashe.
Sang bayi kini masih dalam perawatan di RS Bhayangkara.
Diketahui, dari 56 orang yang meninggal, 47 berasal dari Kabupaten Mamuju, sedangkan 9 lainnya dari Kabupaten Majene.
Selain korban jiwa, terdapat 637 korban luka di Kabupaten Majene dan 189 orang mengalami luka berat atau rawat inap di Kabupaten Mamuju.
Baca juga: Viral Penjarahan Bantuan Logistik Korban Gempa di Majene, BPBD: Sudah Koordinasi agar Dikawal
Penjelasan Polisi soal Bantuan Dijarah Warga
Sementara itu, sebuah video viral memperlihatkan beberapa warga mengadang truk yang membawa logistik untuk korban gempa bumi di Sulawesi Barat.
Bahkan terdapat tiga video yang beredar dengan menunjukkan tiga lokasi yang berbeda.
Satu di antaranya terjadi di Jalan Poros Majene-Mamuju, Sabtu (16/1/2021).

Dilansir oleh TribunWow.com, tidak hanya mengadang, warga bahkan menjarah bantuan-bantuan tersebut.
Terlihat mereka saling mengamankan satu persatu bantuan yang dibawa oleh sebuah truk berawana hijau.
Di antanya terlihat mereka membawa kardus mie instan dan bantuan-bantuan lainnya.
Sedangkan pada video lainnya, memperlihatkan sekolompok warga mengadang mobil yang membawa bantuan logistik.
Mereka juga mengambil paksa bantuan tersebut.
Seorang petugas tidak bisa berbuat banyak dan bahkan ikut diserang.
Menyusul beredarnya video penjarahan bantuan untuk korban gempa, Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Barat, Kombes Syamsu Ridwan memberikan tanggapan.
Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (16/1/2021), Syamsu mengatakan pihaknya masih menyelidiki kebenaran dari video tersebut.
"Terkait video yang beredar itu kami masih penyelidikan," ujar Syamsu Ridwan.
Baca juga: Warga Malunda Majene Kosongkan Kampung, Ngaku Khawatir Terjadi Gempa Susulan
Dirinya lantas berpesan kepada petugas yang akan menyerahkan bantuan ke tempat pengungsian korban gempa supaya lebih dulu melapor ke Polres terdekat.
Menurutnya, hal itu bertujuan supaya pihak kepolisian bisa memberikan pengawalan sehingga bisa meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan.
"Bahwa diharapkan semua bantuan dikoordinasikan dengan posko, melalui kepolisian dan TNI, agar setiap bantuan dikawal," kata Ridwan kepada Kompas.com melalui telepon, Sabtu.
Menurutnya penyelidikan akan dilakukan untuk mengungkapkan aksi penjarahan itu memang dari korban terdampak gempa atau justru sebagai bentuk kriminalitas.
"Kalau dari video itu, warga terlihat mau dapat bantuan tapi tidak melalui posko-posko," terangnya.
"Jadi bagi masyarakat yang mau memberikan bantuan jangan sendiri-sendiri," ujar dia.
Syamsu Ridwan juga menginformasikan bahwa jalur trans Sulawesi yang menghubungkan Kabupaten Majene dan Mamuju sudah bisa dilalui.
Meski begitu proses pembersihan masih terus berlangsung, khususnya di wilayah Tappalang.
"Jalur dari Majene masih dalam proses pembersihan," kata dia. (TribunWow/Anung/Elfan Fajar Nugroho)
Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul Video "Bantuan Gempa Majene Diduga Dijarah Warga, Ini Penjelasan Polisi" dan TribunTimur dengan judul "Kekurangan Logistik, Korban Gempa di Sulbar Adang Mobil Pengangkut Bantuan Logistik", Selamatkan Bayi Saat Gempa Susulan Guncang Majene, Suster Asal Tana Toraja Tewas