Vaksin Covid
Relawan Suntik Vaksin Covid-19 Sendiri: Biar kalau Terjadi Apa-apa, Pak Pangdam dan Semuanya Aman
Relawan vaksin Covid-19 di Papua memilih menyuntikkan vaksin tersebut sendiri ke tubuhnya, ternyata ini alasannya.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Kontroversi vaksin Sinovac yang menjadi sorotan masyarakat, membuat relawan vaksin Covid-19 di Papua memilih menyuntikkan vaksin tersebut sendiri ke tubuhnya.
Ia adalah, dr Aaron Rumainum, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua, orang pertama di Papua yang menerima vaksin Covid-19 Sinovac.
Aaron sebenarnya menjadi satu di antar 14 relawan yang akan menerima vaksin pertama di Papua pada 15 Januari 2021.
Baca juga: Akui Sempat Gemetaran saat Suntikkan Vaksin ke Jokowi, Abdul Muthalib: Lancar, Tidak Ada Pendarahan
Sebanyak 14 relawan lainnya merupakan pejabat publik, di antaranya panglima Kodam XVII/Cenderawasih, kabag Ops Polda Papua, kepala DPPAD Papua, dan wakil wali Kota Jayapura.
Namun, karena kontroversi mengenai vaksin Sinovac terus muncul di media, Aaron ingin membuktikan bahwa vaksin tersebut aman.
"Saya pikir lebih baik saya disuntik dulu biar kalau terjadi apa-apa, Pak Pangdam, wakil wali kota aman, semua aman," kata dia di Jayapura, Rabu (13/1/2021).
Aaron belum tahu pasti apakah nanti akan merasakan efek samping dari vaksin tersebut.
Hanya saja dia merasa sebagai seorang tenaga kesehatan perlu memberi contoh dan memastikan vaksin Sinovac berbahaya atau tidak.
Sejauh ini Papua telah mendapat 14.680 dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac.
Sebanyak 7.000 tenaga kesehatan di Jayapura akan menjadi penerima vaksin tahap pertama.
Sementara itu, pada Rabu (13/1/2021), Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menerima vaksinasi perdana Covid-19 di Istana Kepresidenan.
Jokowi mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 pukul 09.42 WIB.
Dokter kepresidenan yang menjadi pemberi vaksin menyuntikkan vaksin itu di lengan kiri Jokowi.
Penyuntikan berlangsung singkat, hanya beberapa menit.
"Enggak terasa sama sekali," ucap Jokowi.
Baca juga: Tolak Disuntik Vaksin Covid-19, Politisi PDIP Ribka Tjiptaning Ngaku Mending Bayar Denda Rp 5 Juta
Satgas Tegaskan Vaksin Sinovac Aman dan Berkhasiat
Di sisi lain, Satgas Penanganan Covid-19 meminta masyarakat tidak ragu lagi terhadap keamanan vaksin Covid-19 yang akan diberikan pemerintah secara gratis.
Baca juga: Budi Gunadi Ungkap Pemerintah Finalisasi Pembelian 50 Juta Dosis Vaksin Covid-19 dari Pfizer
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan keamanan vaksin sudah dipastikan.
Untuk vaksin Sinovac, Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) telah mengeluarkan sertifikasi Emergency Use of Authorization (EUA) dan sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdasarkan fatwa No. 2 Tahun 2021.
"Kedua sertifikasi ini telah memenuhi standar medis, sehingga berkhasiat, minim efek samping dan juga halal," katanya dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, (12/1/2021).
Wiku mengatakan keputusan dikeluarkannya EUA dari Badan POM karena vaksin tersebut sudah memenuhi standar medis dengan memastikan keamanan, dosis dan efek sampingnya.
Dasar pemberian EUA sendiri melalui beberapa syarat diantaranya data keamanan subjek uji klinis, data imunogenisitas dan data efikasi vaksin berdasarkan hasil uji klinis tahap I, tahap II dan tahal III.
"Lalu, untuk sertifikat halal, pun juga dikeluarkan berdasarkan kajian kehalalan vaksin melalui beberapa tahapan termasuk kunjungan ke fasilitas pembuatan vaksin Sinovac di China," lanjut Wiku.
Pada vaksin Sinovac, besaran angka efikasi sebesar 65,3 persen.
Baca juga: Berbeda dengan Jokowi, Sultan HB X Tak Jadi Penerima Vaksin Covid-19 Pertama di DIY, Ini Kata Dinkes
Baca juga: BPOM Sebut Efikasi Vaksin Covid-19 Sinovac 65,3 Persen, Ternyata Begini Cara Menghitungnya
Hal ini menyatakan bahwa terjadi penurunan 65,3 persen kemunculan kasus pada kelompok yang divaksinasi.
Besaran angka efikasi ini didapatkan dari perbandingan kelompok yang divaksin dan tidak divaksin.
Tentang hal ini, sudah dibuktikan pada saat masa uji klinik yang terkontrol di Bandung.
Untuk itu Wiku meminta masyarakat tidak perlu ragu terhadap efektivitas vaksin karena standar efikasi vaksin telah melampaui standar minimal nyang ditetapkan sebesar 50 persen.
Penetapan standar ini dilakukan World Health Organization (WHO), Food and Drugs Association (FDA) di Amerika Serikat maupun European Medicine Agency (EMA) di wilayah Eropa.
"Dengan angka efikasi yang sudah melampaui standar minimal, maka sudah sangat bermakna dalam mencegah kejadian infeksi baru, baik pada penerima vaksin maupun populasi yang tidak menerima vaksin," katanya.
Masyarakat juga diharapkan yakin akan efektivitas dan keamanan vaksin yang telah mengantongi sertifikat EUA dan sertifikat halal. Pemerintah pun akan tetap melakukan pemantauan lanjut setelah 6 bulan kedepan paska vaksinasi sehingga terlihat efektivitas vaksin tersebut.
(Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi/ (Tribunnews/Taufik Ismail)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lebih Baik Saya Disuntik Dulu, biar kalau Terjadi Apa-apa, Pak Pangdam, Wakil Wali Kota Aman", dan di Tribunnews.com dengan judul Satgas: Vaksin Sinovac Teruji Minim Efek Samping, Berkhasiat dan Halal