Breaking News:

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Kisah Paulus Yulius Batal Naik Pesawat Sriwijaya Air SJ 182: Semua Jalan Tuhan Saya Bisa Selamat

Paulus Yulius Kollo (24) berhasil lolos dari kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu. Ini kisahnya.

Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNPONTIANAK/JOVI LASTA
Paulus Yulius Kollo (24) Asal Kupang dan Indra Wibowo (21) asal Aceh Tenggara calon penumpang Sriwijaya Air yang selamat dari Pesawat Hilang Kontak Tersebut. 

TRIBUNWOW.COM - Paulus Yulius Kollo (24) berhasil lolos dari kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

Dikutip dari Tribun Pontianak, warga Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu menceritakan pengalaman yang ia alami sebagai calon penumpang pesawat Sriwijaya Air.

Yulius mengatakan mulanya dirinya bersama rekan kerjanya Indra Wibowo, awalnya mereka hendak berangkat dari Makassar, Sulawesi Selatan menuju Pontianak.

Baca juga: Black Box Sriwijaya Air SJ 182 Telah Ditemukan, Selanjutnya Diserahkan ke Tim KNKT untuk Diteliti

Karena tidak ada penerbangan langsung, sehingga keduanya transit di Jakarta.

“Kita dari Makassar sampai di jakarta dari Pukul 19:00 Wib Tanggal 5. Waktu itu, kita transit menuju Ke Kota Pontianak. Transit dari Pesawat itu menjadi Pukul 05:00 Wib tanggal 5. Kita menginap di bandara, kebetulan ada keluarga di Kota Jakarta jadi menginap semalam,” ujar Yulius, saat ditemui awak media di kediaman bosnya rumah nomer 60 Gang Nusa, Swignyo, Sungai Jawi, Kota Pontianak, Selasa (12/1/2021).

"Niatnya ingin menuju bandara, setelah itu pada Pukul 03:00 Wib Paulus dan Timnya terdiri dari 6 orang termasuk bos," tutur Yulius.

Diketahui, Paulus dan rekannya berangkat dari Makassar ke Jakarta menggunakan hasil tes biasa.

Baca juga: Suasana Bawah Laut Pencarian Korban Sriwijaya Air: Ada Badan Pesawat, Pakaian Bermerk, hingga Uang

Sementara untuk masuk ke Pontianak, Kalimantan Barat, wajib menunjukkan hasil tes swab.

Yulius mengatakan sesampainya di bandara, pihak maskapai Sriwijaya Air memberhentikan karena Kebijakan dari Pemerintah Provinsi Kalbar melaksanakan Swab PCR Negatif untuk bisa terbang ke Kota Pontianak.

"Tim dari Makassar yang berangkat terdiri dari 6 orang. Saya dan Indra Wibowo hanya melaksanakan Swab Antigen jadi kami tidak diperbolehkan karena hanya melaksanakan swab tersebut, serta bos saya berdebat dengan pihak maskapai Sriwijaya Air. Setelah berdebat, pihak maskapai Sriwijaya Air memanggil managernya berbicara dengan bos saya. Akhirnya manager maskapai tersebut memberi jalan tengah bagi kami," sambungnya.

"Manager Maskapai Sriwijaya Air meminta untuk mereschedule tiketnya, 4 orang lanjut, saya berserta teman saya batal berangkat pada tanggal 5 itu."

Mereka melanjutkan Swab Test, ia dan temannya ditahan untuk berangkat serta di reschedule ke tanggal 9.

Selain itu, Yulius menambahkan, pada tanggal 8 ingin pergi ke salah satu rumah sakit di jakarta untuk mengecek biaya Swab PCR.

"Harganya bervariasi untuk 3 hari tes sekitar 1,3 juta dan yang instan 6 jam kalau tidak salah harganya 2,6 juta."

Baca juga: 2 Instruksi Presiden Jokowi soal Pencarian Sriwijaya Air, Menhub: Insyaallah akan Kami Lakukan

Karena harga swab yang mahal, akhirnya Paulus dan temannya memutuskan untuk berangkat ke Pontianak dari Jakarta menggunakan kapal.

"Tiket kita besok tanggal 9 jadi harus tes instan cek biaya saya hubungi bos memberitahukan harga tesnya. Bos berkata kalau memang tesnya lebih mahal lebih baik coba mencek dari Kapal PELNI," jelasnya.

"Saya cek dari kapal akan berangkat Pukul 17:00 Wib dari Tanjung Priok Jakarta menuju Pontianak. Bos saya mengatakan ya sudah dengan kapal laut saja dan tes kesehatan di kapal. Jadi tanggal 8 sore kita berangkat dari jakarta menuju Kota Pontianak. Perjalanannya 2 hari 2 malam, tanggal 10 pukul 09:00 Wib kita datang di pelabuhan pontianak," ujar dia.

Orangtua Yulius Sempat Khawatir

Yulius mengaku baru mengetahui terkait kecelakaan Sriwijaya Air saat baru mendapat sinyal.

Dia diberitahu oleh keluarga dan pimpinan tempat dia bekerja.

Keluarga, kata Yulius, sempat khawatir.

"Keluarga sempat khawatir dengan adanya kejadian tersebut. Waktu kami membatalkan tiket penerbangan tidak memberikan informasi kepada pihak maskapai Sriwijaya Air. Setahu orang-orang kami menaiki pesawat padahal kami sudah beralih menggunakan kapal laut. Jadi, tiket kami juga aktif di pihak maskapai Sriwijaya Air," tutur Yulius.

Kemudian, orang tuanya menunggu kabar dari tanggal 9 malam sampai tanggal 10 pagi karena nama Yulius paling atas di daftar manifes.

Baca juga: Kisah Calon Penumpang Batal Terbang Pakai Sriwijaya Air SJ182 karena Tunggu Hasil Swab PCR

Setelah sampai di dekat pelabuhan, ia mencoba menghubungi orang tua dan keluarganya.

"Orang tua saya menangis, mengira bahwa saya sudah kenapa-kenapa. Semua jalan Tuhan saya bisa selamat dan memang nasib saya beserta teman saya," tambahnya.

"Selain itu, jika Yulius memang memaksakan untuk tes Swab PCR, ia tidak tahu lagi akan duduk disini lagi atau sudah di tempat yang lain," pungkas dia. (*)

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Namanya Ada di Manifest Sriwijaya Air SJ182, Paulus Yulius Kollo Pilih Naik Kapal Menuju Pontianak dan Paulus Yulius Kollo: Jika Saya Paksakan Hari Itu, Tidak Mungkin Lagi Saya Duduk Disini Saat Ini

Tags:
Paulus YuliusPesawat Sriwijaya Air JatuhSriwijaya Air SJ 182JakartaPontianakMakassar
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved