Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Cerita Didik Gunardi Korban Sriwijaya Air SJ 182, Pernah Tulis di Tembok Kamar Merpati Way of Life
Didik Gunardi sudah merintis karier sebagai pilot sejak 1993, cita-cita bekerja di dunia penerbangan sudah tertanam sejak kecil.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Kapten Didik Gunardi (49), merupakan pilot maskapai Nam Air sejak 2014 silam.
Ia masuk dalam daftar manifest pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ182 di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) lalu.
Didik menumpang Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak, bersama lima crew dan rencananya pada Minggu (10/1/2021), dia menerbangkan pesawat Nam Air tujuan Solo atau Surabaya.
Baca juga: 2 Instruksi Presiden Jokowi soal Pencarian Sriwijaya Air, Menhub: Insyaallah akan Kami Lakukan
Ayah lima orang anak ini sudah merintis karier sebagai pilot sejak 1993, cita-cita bekerja di dunia penerbangan sudah tertanam sejak kecil.
Hal ini diceritakan kakak kandungnya Inda Gunawan (57), saat dijumpai di rumah duka kediaman Didik di Perumahan Vida Bumipala RT08/11 Pedurenan, Mustikajaya, Kota Bekasi.
"Iya, jadi adik saya ini sudah punya cita-cita menjadi pilot sejak masih sekolah, padahal dari keluarga besar belum ada yang menjadi pilot," kata Inda.
Sewaktu Didik menempuh pendidikan SMA, dia pernah menunjukkan minatnya menjadi seorang pilot dengan membuat gambar pesawat di dinding kamar.
"Dia itu pernah gambar Pesawat di kamarnya, ada tulisannya, ini yang bikian saya heran sampai sekarang, 'Merpati Way of Life'," ungkap Inda.
Selepas SMA, pria kelahiran Pekalongan itu lanjut pendidikan umum di salah satu kampus di daerah Jawa Tengah.
Saat itu, Didik belum menjalankan jenjang pendidikan yang berkaitan dengan dunia penerbangan.
Namun ketika masuk semester genap, diam-diam Didik mendaftar beasiswa untuk sekolah penerbangan yang dibuka salah satu maspakai terkenal di masanya, Merpati Airline.
Baca juga: Menhub Ungkap Keseriusan Jokowi Urus Jatuhnya Sriwijaya Air: Lebih dari 5 Kali Menelepon Saya
"Pada saat itukan maskapai yang cukup dikenal Merpati ya, nah itu juga yang bikin saya heran adik saya ini gambar pesawat di kamarnya karena memang dia terobsesi sama maskapai itu," terang dia.
Didik yang mendaftar diam-diam beasiswa sekolah penerbangan sontak membuat kaget keluarga, dia memutuskan berhenti kuliah demi menggapai cita-citanya.
"Keluarga nggak ada yang dikasi tahu, tahunya pas dia lolos seleksi beasiswa terus bilang mau berhenti kuliah karena mau ambil sekolah penerbangan di New Zealand," tuturnya.
Dua tahun Didik mengeyam pendidikan di New Zealand, baru dari situ karirnya dimulai di maskapai yang selama ini dia idam-idamkan yakni, Merpati Airline.