Terkini Daerah
Selamat dari Longsor, Kapolres Sumedang Sebut Sudah Siap Mati di Masjid: Sempat Dengar Ada Azan
Kapolres Sumedang menceritakan momen hidup dan mati saat dirinya dan beberapa orang lain mencoba menyelamatkan diri dari longsor susulan di Sumedang.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kapolres Sumedang AKBP Eko Prasetyo Robbyanto adalah satu dari beberapa orang yang berhasil selamat dari peristiwa longsor susulan di Sumedang, Jawa Barat, pada Sabtu (9/1/2021) kemarin.
Bencana longsor yang terjadi di Desa Cihanjuang, Cimanggung, Sumedang, itu sampai saat ini sudah menewaskan 13 orang.
Pada saat berada di tengah longsor susulan, AKBP Eko mengaku sudah siap mati di dalam masjid tempatnya berlindung.

Baca juga: Kesaksian Wartawan Hampir Tewas Tertimbun Longsor di Sumedang: Dalam Hati Mungkin Saya Mati Sekarang
Dikutip dari Kompas.com, kala itu AKBP Eko dan sejumlah warga lain termasuk wartawan, berlindung di Masjid An-Nur.
AKBP Eko mengaku sempat memecahkan kaca masjid untuk masuk ke dalam ketika dikejar longsor susulan.
"Kehendak Allah yang menentukan siapa yang selamat dan tidak saat itu," kata Eko kepada Kompas.com berbagi kisah yang dialaminya di Posko Utama di SMAN Cimanggung, Minggu (10/1/2021).
"Ini menjadi rahasia Allah mengenai usia seseorang. Saat itu saya hanya berpikir ingin ajal di dalam masjid, sehingga jenazah saya akan ketemu jika dievakuasi," ungkapnya.
Setelah bencana selesai, AKBP Eko mengaku sempat mendengar suara azan dari dalam masjid, namun tidak tahu siapa yang mengumandangkan.
"Saya sempat dengar ada yang azan sesaat keluar dari masjid, tidak tahu marbot atau wartawan," ungkapnya.
AKBP Eko kala itu berada di lokasi kejadian longsor untuk meninjau keadaan.
Namun dirinya dan beberapa orang lainnya, tidak menyangka akan terjadi longsor susulan yang mengakibatkan banyak korban jiwa.
Sementara itu Jurnalis dari Metro TV Husni Nursyaf, adalah satu dari beberapa orang yang tergabung dalam rombongan Kapolres Sumedang saat longsor susulan terjadi.
Husni mengatakan, tidak ada yang mengira akan terjadi longsor susulan di lokasi kejadian saat itu.
"Tidak ada yang menyangka akan terjadi longsor susulan," ujar Husni kepada Kompas.com, Minggu malam.
"Sebelumnya kami mengambil gambar di lokasi longsoran pertama bersama kapolres dan yang lainnya."
"Lalu ke sekitar masjid, karena di sana banyak keluarga yang sedang mencari tahu keberadaan anggota keluarganya," lanjutnya.
Berdasarkan cerita Husni, longsor susulan terjadi hanya dalam hitungan detik.
"Kalau saya dan tiga teman lainnya tidak lari mengikuti arah Kapolres, mungkin saya sudah mati."
"Karena begitu loncat dan masuk ke dalam masjid pun pandangan mata saya sudah gelap. Dalam hati saya, mungkin saya mati sekarang di sini," tutur Husni.
Husni bercerita, saat itu ia tidak sadar mengalami luka di kaki ketika hendak menyelamatkan diri karena rasa panik saat longsor susulan terjadi.
"Setelah beberapa saat mulai kerasa sakit, saat dilihat kaki saya sudah bengkak seperti sekarang," ujarnya.
Ia bercerita, selain dirinya, sejumlah jurnalis yang turut berada di lokasi kejadian saat itu adalah Lutfi Setia Rafsanjani dari TVOne, Dony Irwandi dari TVRI, dan Yanuar Aditya dari Trans7.
"Alhamdulillah kami semua selamat, karena masuk ke dalam masjid. Hanya luka-luka ringan, dan kameranya Lutfi rusak," kata Husni.
Baca juga: Detik-detik Kapolres Lolos dari Longsor di Sumedang, Pecahkan Kaca Jendela Lalu Loncat ke Masjid
Potensi Longsor Masih Ada
Dikutip dari Kompas.com, sampai saat ini potensi longsor susulan masih mungkin terjadi di Sumedang.
Hal itu diungkapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi.
Koordinator Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Agus Budianto mengatakan, potensi longsor mungkin terjadi karena material longsoran sebelumnya masih ada di lokasi.
Baca juga: Cerita Kesalehan Pilot Sriwijaya Air, dari Tulisan Surat Alquran di Cockpit hingga Peci Putih
Selain itu lokasi tersebut secara alami termasuk dalam jalur air.
"Artinya semua aktivitas perlu dievakuasi, memperhatikan hujan, dan ini jalur air, ini bisa kebawa ke bawah (tanah longsoran)," kata Agus di lokasi longsor seperti dikutip dari Antara, Minggu (10/1/2021).
Agus meminta kepada warga di sekitar lokasi longsor untuk meningkatkan kewaspadaan.
Ia juga menyoroti bahaya hujan yang dapat menambah potensi terjadinya tanah longsor.
Agus mengatakan, potensi tanah longsor paling rawan akan terjadi di pemukiman ynag terletak pada lahan miring.
"Nanti ini bisa terjadi di wilayah dengan pola yang sama, apalagi dengan kontur seperti itu," kata Agus.
Hingga Minggu (10/1/2021), tim SAR berhasil menyelamatkan 25 orang.
Sebanyak 21 orang berhasil menyelamatkan diri. Kemudian 3 orang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat. (TribunWow.com/Anung)
Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Cerita Kapolres Sumedang, Lolos dari Longsor Susulan berkat Kokohnya Masjid, Aksinya Pecahkan Jendela Selamatkan 4 Nyawa", "Longsor Susulan di Sumedang Masih Berpotensi Terjadi", dan "Lolos dari Longsor Susulan di Sumedang, Kapolres: Kehendak Allah yang Menentukan Siapa Selamat dan Tidak Saat Itu"