Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Kecelakaan Sriwijaya Air Jadi Sorotan Media Asing: Termasuk Penerbangan Paling Mematikan di Dunia
Kecelakaan tragis Sriwijaya Air SJ 182 menuai sorotan, termasuk masyarakat dunia.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Kecelakaan tragis Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 menuai sorotan, termasuk masyarakat dunia.
Dilansir TribunWow.com, diketahui SJ 182 jurusan Jakarta-Pontianak jatuh tidak lama setelah mengudara pada Sabtu (9/1/2021) lalu.
Proses evakuasi masih terus dilakukan di lokasi dugaan jatuhnya pesawat, yakni perairan Kepulauan Seribu.

Baca juga: Soroti 4 Menit Masa Kritis Sriwijaya Air pasca Take Off, Captain Koko: Saya Pernah Terbangkan
Media asing Channel News Asia turut menyoroti kejadian itu, dengan menyebut peristiwa ini sebagai kecelakaan pesawat besar ketiga dalam kurun waktu 6 tahun.
Sejauh ini belum ada kabar korban selamat dari jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.
Sebelum kecelakaan ini, terdata ada 697 kecelakaan penerbangan di Indonesia, baik dalam penerbangan militer maupun sipil.
Hal ini membuat industri penerbangan di Indonesia termasuk satu dari yang paling mematikan di dunia, selain Rusia, Iran, dan Pakistan.
Apabila tidak ditemukan korban selamat pada kecelakaan Sriwijaya Air, posisi Indonesia akan naik di atas Rusia.
Diketahui dari 2007 sampai 2018, Uni Eropa melarang masuknya maskapai Indonesia menyusul berbagai kasus kecelakaan dan perawatan armada penerbangan yang buruk.
Baca juga: Kakek Kehilangan 5 Kerabat yang Naik Sriwijaya Air, dari Adik hingga Cucu: Terakhir WA di Grup
Amerika Serikat juga pernah menyatakan evaluasi keamanan penerbangan di Indonesia pada Kategori 2 di tahun 2007 dan 2016, artinya regulasi sistem yang tidak memadai.
Ahli investigasi kecelakaan penerbangan asal Australia, Geoff Dell turut menganalisis kecelakaan Sriwijaya Air.
"Ada banyak isu terkait kecepatan yang seharusnya dijalankan pesawat tersebut," ungkap Geoff Dell.
"Ada indikasi terkait apa yang terjadi, tetapi soal penyebab kecelakaan masih menjadi tanda tanya. Ada banyak faktor yang membuat pesawat dapat jatuh dengan kecepatan tersebut."
Diketahui pesawat SJ 182 hilang kontak dan jatuh 4 menit setelah lepas landas.
Saat itu SJ 182 tengah naik ke ketinggian 10.000 kaki.
Menurut Dell, penyelidik harus mencari faktor kegagalan teknis, keputusan pilot, rekaman perawatan teknis, kondisi cuaca, atau hal lain yang bertentangan dengan aturan.
Ia menyebut umumnya kecelakaan di udara terjadi karena beberapa faktor sekaligus, sehingga perlu waktu beberapa bulan untuk menyelidikinya.
Penampakan Kamera Bawah Laut Puing-puing Pesawat
Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 telah jatuh di perairan Pulau Seribu, Jakarta, pada Sabtu (9/1/2021).
Pesawat dengan rute penerbangan Jakarta-Pontianak itu diketahui mulai hilang kontak empat menit setelah take off atau lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.
Saat pasukan Komando Pasukan Katak (Kopaska) melakukan penyelaman dalam rangka mencari puing-puing, nampak kondisi pesawat sudah hancur berkeping-keping di bawah laut.
Baca juga: Sudah 1 Tahun Tak Bertemu, Ibu dan 3 Anaknya Naik Sriwijaya Air SJ 182 Susul Suami ke Pontianak
Dikutip dari YouTube Kompastv, hal itu nampak pada video bawah laut yang direkam oleh Kopaska.
Kopaska melakukan pencarian di bawah laut di sekitar perairan Kepulauan Seribu.
Berdasarkan keterangan Anggota tim penyelam Kopaska TNI AL, Mayor Laut Edi Tirtayasa, kondisi pesawat telah hancur total di bawah laut.
"Di dalam laut ada serpihan pesawat. Pesawat hancur total," ujar Edi di tengah kegiatan penyelaman di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta pada Minggu (10/1/2021) pagi.

Barang yang berhasil ditemukan oleh Kopaska pun beragam, mulai dari pecahan ban pesawat, pelampung, moncong pesawat hingga bagian-bagian pesawat lainnya.
Puing-puing tersebut kemudian diangkut ke KRI Kurau.
Lewat rekaman video yang diabadikan oleh penyelam Kopaska, nampak serpihan-serpihan pesawat berserakan di bawah laut.
Kondisi laut yang gelap menyebabkan jarak pandang terbatasi.
Meskipun jarak pandang terbatas, nampak jelas puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 bertebaran di mana-mana.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, terdapat 62 penumpang di dalam pesawat tersebut di antaranya terdapat 5 anak dan 1 bayi.
Pesawat Sriwjaya Air semula terbang dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 13.40 WIB dan dijadwalkan mendarat pukul 15.15 WiB di Bandara Supadio di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).
Berdasarkan keterangan dari Flight Radar, dijelaskan bahwa pesawat hilang kontak setelah baru lepas landas selama 4 menit dari Bandara Soetta.
Kontak terakhir pesawat terbang dengan ketinggian 10.000 di atas permukaan laut.
Kabar tersebut dibenarkan oleh Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati.
"Telah terjadi lost contact pesawat udara Sriwijaya rute Jakarta - Pontianak dengan call sign SJY 182. Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB,” ujarnya kepada Kompas.com.
Dirinya mengatakan pihaknya langsung berkoordinasi dengan Basarnas serta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mencari tahu keberadaan pesawat tersebut.
"Kami akan menyampaikan informasi lebih lanjut jika sudah ada perkembangan lain," imbuhnya. (TribunWow.com/Brigitta/Anung)