Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Ikut Pesawat Sriwijaya Air yang Jatuh, Kakak Beradik Asal Sragen Punya Keinginan yang Belum Terwujud
Dua kakak beradik warga Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Riyanto dan ikut menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Dua kakak beradik warga Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Riyanto dan Suyanto ikut menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182.
Pesawat dengan rute Jakarta-Pontianak itu hilang kontak sebelum akhirnya jatuh di perairan Kepualaun Seribu, Sabtu (9/1/2021).
Riyanto dan Suyanto rupanya memiliki keinginan yang belum bisa diwujudukan hingga cerita sebelum berangkat ke Jakarta.

Baca juga: Hal Tak Biasa Pilot Sriwijaya Air saat Pamiti Keluarga, Sempat Minta Maaf, sang Anak: Kok Abi Tumben
Baca juga: Kesaksian Tiga Nelayan soal Detik-detik Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air, Dengar Suara Dentuman Keras
Dikutip TribunWow.com dari TribunSolo.com, Senin (11/1/2021), istri Riyanto, Ernawati mengatakan keinginan suaminya itu adalah memperbaiki rumahnya yang berada di Grasak RT 16, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen.
"Ingin membangun rumah. Tapi belum bisa. Bapak ingin membuat rumah ini jadi lebih bagus," ungkap Ernawati, Minggu (10/1/2021).
Dikatakannya, keinginan dari Riyanto belum bisa terwujud karena faktor ekonomi.
Hal itu disebabkan karena berkurangnya pendapatan di tengah pandemi Covid-19.
Ernawati mengatakan suaminya bekerja sebagai pemasang rolling door bersama kakaknya, Suyanto yang juga menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.
Tidak hanya Riyanto, Suyanto juga memiliki keinginan yang belum kesampaian.
Diungkapkan oleh sang istri, Sri Wisnuwati, suaminya itu mempunyai keinginan untuk membangun talut yang berada tak jauh dari rumahnya.
Menurutnya pembangunan talut itu bertujuan untuk menahan tanah yang sering turun ketika terjadi hujan deras.
Baca juga: Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182: Mohon Doanya agar Angga Bisa Selamat, Dia Pandai Berenang
"Bapak itu ingin membangun talut sebelah timur rumah," kata Sri, Minggu (10/1/2021).
"Di sisi itu belum ada talut tanah," tambahnya.
Namun dengan persoalan yang sama, yakni karena pandemi Covid-19 yang memaksa mengurangi pendapat membuat keinginan itu tertunda.
"Sebenarnya sudah ingin buat talut. Ternyata ada pandemi Covid-19," tutur Sri.