Terkini Nasional
Soal Temuan Drone Laut Diduga Mata-mata Asing, Pakar HI Bandingkan Era SBY: Bekukan Kerja Sama
Pakar hubungan internasional (HI) Hikmahanto Juwana mengingatkan gentingnya temuan drone bawah laut di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pakar hubungan internasional (HI) Hikmahanto Juwana mengingatkan gentingnya temuan drone bawah laut di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Sabtu (2/1/2021).
Drone berbentuk torpedo itu ditemukan seorang nelayan yang sedang mencari ikan pada akhir Desember 2020 lalu.

Baca juga: Sudah 4 Kali, Media Asing Peringatkan soal Drone Laut Buatan China di Selayar: Bisa Mencari Target
Setelah diperiksa, drone bawah laut ini diduga merupakan buatan China.
Menanggapi kasus itu, Hikmahanto meminta pemerintah bersikap serius terhadap pelanggaran batas-batas negara.
Ia bahkan membandingkan dengan insiden penyadapan pihak asing pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Kalau perlu seperti zaman Pak Susilo Bambang Yudhoyono," kata Hikmahanto Juwana.
"Bekukan kerja sama," tegasnya.
Ia menyinggung saat itu terjadi penyadapan telepon oleh intelijen Australia.
Pemerintahan Indonesia segera membekukan kerja sama dengan Australia, meskipun tidak memutus hubungan diplomatik.
"Pada waktu ketahuan bahwa otoritas intelijen Australia melakukan penyadapan terhadap telepon pejabat-pejabat penting, dibekukan kerja sama," ungkap Hikmahanto.
"Kita tidak perlu untuk memutus hubungan diplomatik tentunya, tapi masih ada cara-cara lain," lanjut pakar HI ini.
Ia meminta pemerintah tidak langsung percaya terhadap dalih yang disampaikan negara lain terkait pelanggaran kedaulatan.
"Tapi kemudian jangan cuma percaya saja sama apa yang dikatakan oleh pihak lawan itu, siapa pemiliknya," papar Hikmahanto.
"Lakukan yang keras," tegas dia.
Baca juga: Kesaksian Nelayan Temukan Drone Bawah Laut Asing: Bukan Barang Biasa, Saya Ikat dan Bawa ke Pantai
Ia menerangkan hal itu harus dilakukan agar negara lain merasa jera dan tidak lagi melanggar kedaulatan Indonesia.
"Kenapa? Ini supaya ada penjeraan terhadap mereka yang melakukan," jelas dia.
Hikmahanto mengingatkan harus ada regulasi terhadap penggunaan drone bawah laut semacam itu.
Pasalnya drone itu dilengkapi teknologi canggih seperti kamera dan sensor yang dapat menunjukkan kondisi bawah laut tempatnya menyelam.
"Kalau misalnya ini negara atau siapapun pelakunya, baik swasta juga, mereka tidak main-main, harus ada izin dulu," tegas Hikmahanto.
"Menggunakan drone itu bukan sembarangan," tambah dia.
Hikmahanto menjelaskan aturan itu dapat dibuat Kementerian Perhubungan.
"Sehingga jelas kalau mengoperasikan drone itu harus seperti apa. Jangan sembarangan saja dan mengganggu kedaulatan kita," tutupnya.
Lihat videonya mulai menit 2.00:
Kesaksian Nelayan yang Temukan Drone di Laut
Saehuddin, seorang nelayan di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, mengungkapkan kesaksiannya saat menemukan drone bawah laut yang diduga milik asing.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Sabtu (2/1/2021).
Diduga drone tersebut bertujuan mengintai perairan di wilayah Kepulauan Selayar.
Baca juga: Diduga Mabuk, Sopir Ugal-ugalan Beruntun Tabrak Mobil sampai Terbalik, Lalu Kabur Hantam Motor TNI
Saehuddin menyebut drone itu ia temukan saat sedang mencari ikan pada Sabtu sore.
Di tengah laut ia kemudian menemukan benda asil yang berbentuk seperti rudal tersebut.
"Saya tidak tahu jamnya, tapi pada Sabtu sore ditemukan benda itu," ungkap Saehuddin.
Ia mengaku awalnya tidak menyangka benda yang ditemukannya adalah drone.

"Saya tidak tahu benda apa ini," terang nelayan tersebut.
Setelah itu Saehuddin membawa benda asing itu ke pinggir pantai.
Ia lalu meminta pertolongan warga sekitar untuk membantu mengangkut drone temuannya.
"Saya sendiri ikat dengan tali di perahu itu. Saya bawa ke pinggir pantai," tutur Saehuddin.
"Sampai di pinggir pantai, saya panggil warga untuk bantu saya," lanjut dia.
Baca juga: Sejumlah Oknum TNI AL Terlibat Adu Jotos dengan Warga, Ini Penyebabnya, Ada Korban Hidungnya Patah
Saehuddin mengungkapkan drone berbentuk rudal itu cukup berat.
"Itu beratnya 175 kilogram," kata Saehuddin.
Selain drone itu, ia mengaku tidak menemukan benda asing lainnya di sekitar perairan Selayar.
Saehuddin membenarkan ia kemudian melapor ke markas TNI setempat.
Drone itu kemudian diamankan di Pangkalan Laut Udara di Makassar.
Menurut Saehuddin, ia diberitahu bahwa benda temuannya diduga merupakan alat pengintai.
Diketahui terdapat pula kamera yang terpasang di benda itu.
"Tanggapan Koramil, itu (drone bawah laut) sebagai mata-mata di Indonesia," jelas Saehuddin. (TribunWow.com/Brigitta)