Breaking News:

Terkini Nasional

Kata Pakar HI soal Drone Laut Buatan China, Minta Pemerintah Jangan Lengah: Lakukan Tindakan Keras

Pakar hubungan internasional (HI) Hikmahanto Juwana mengingatkan pemerintah terkait temuan drone bawah laut di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
Capture Twitter @jatosint
Viral penemuan drone bawah laut buatan asing di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Selasa (29/12/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Pakar Hubungan Internasional (HI) Hikmahanto Juwana mengingatkan pemerintah terkait temuan drone bawah laut di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Sabtu (2/1/2021).

Drone berbentuk torpedo itu ditemukan seorang nelayan yang sedang mencari ikan pada akhir Desember 2020 lalu.

Pakar HI Hikmahanto Juwana mengingatkan tentang temuan drone bawah laut yang diduga milik China, Sabtu (2/1/2021).
Pakar HI Hikmahanto Juwana mengingatkan tentang temuan drone bawah laut yang diduga milik China, Sabtu (2/1/2021). (Capture YouTube TvOne)

Baca juga: Sudah 4 Kali, Media Asing Peringatkan soal Drone Laut Buatan China di Selayar: Bisa Mencari Target

Setelah diperiksa, drone bawah laut ini diduga merupakan buatan China.

"Kita harus tahu dulu siapa pemiliknya, karena ini bisa swasta, bisa juga negara. Swasta untuk urusan komersial, negara untuk komersial bisa juga untuk mata-mata," jelas Hikmahanto Juwana.

Ia menyinggung keberadaan drone asing itu berkaitan dengan keamanan Indonesia.

Pasalnya drone berteknologi tinggi ini memiliki banyak fungsi, sehingga Hikmahanto menilai pemerintah Indonesia harus sangat berhati-hati.

"Jangan sampai kita tidak tahu pelakunya secara jelas, lalu kayak kemarin insiden lagu Indonesia Raya diparodikan, ternyata ujung-ujungnya warga negara kita," kata Hikmahanto menyinggung kasus parodi lagu Indonesia Raya.

"Ini penting sekali. Biarkan TNI Angkatan Laut untuk bekerja," tambah dia.

Diketahui seorang pakar militer laut dari Australia sempat menyampaikan kesimpulan drone tersebut adalah buatan China.

"Memang kalau kita lihat di media massa, ada pakar Australia yang mengatakan drone semacam itu biasanya digunakan pemerintah China," ucap pakar HI ini.

Baca juga: Media Australia Sebut Drone Temuan Nelayan Selayar Diduga dari China: Bersiap Kirim Kapal Selam

Hikmahanto menilai hal itu masih perlu diklarifikasi lebih lanjut kepada pihak China.

Ia mengingatkan jaringan intelijen Indonesia harus diperkuat.

Hikmahanto juga meminta pihak yang terbukti mengirim drone ini diberi peringatan.

"Kedua, bahwa kalau misalnya ketahuan siapa pemiliknya, lakukan tindakan yang keras," kata Hikmahanto.

Ia mengingatkan kasus adanya agen intelijen Jerman yang mendatangi markas organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI).

Setelah kasus tersebut ramai, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia meminta agen tersebut dipulangkan tanpa ada sanksi lainnya.

"Jangan sampai teledor kita. Saya enggak ingin lagi seperti kejadian agen intelijen Jerman yang kemarin oleh Kemenlu di-oke-kan saja untuk dipulangkan," ungkit Hikmahanto.

"Mana ada agen lalu melakukan tindakan pergi ke markas FPI seperti itu? Tidak ada, tidak boleh," tegasnya.

Lihat videonya mulai dari awal:

Terjadi 4 Kali, Media Australia Beri Peringatan

Penemuan drone bawah laut oleh seorang nelayan di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan menarik perhatian media asing.

Dilansir TribunWow.com, drone tersebut diduga merupakan buatan China berdasarkan desainnya.

Menurut Herald Sun Australia pada Sabtu (2/1/2021), drone itu berbentuk rudal dengan panjang 225 sentimeter, ekor 18 sentimeter, sayap masing-masing kanan dan kiri 50 sentimeter, serta antena 93 sentimeter.

Baca juga: Kesaksian Nelayan Temukan Drone Bawah Laut Asing: Bukan Barang Biasa, Saya Ikat dan Bawa ke Pantai

Drone ini juga dilengkapi sensor di bagian depannya dan kamera.

Hal yang menjadi perhatian adalah wilayah perairan itu merupakan jalan terbuka menuju Australia utara.

Selain itu, ditemukan pula drone yang sama di Pulau Tenggol, Masalembu, Laut Flores.

Viral penemuan drone bawah laut buatan asing di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Selasa (29/12/2020).
Viral penemuan drone bawah laut buatan asing di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Selasa (29/12/2020). (Capture Twitter @jatosint)

Sebelumnya penemuan serupa pernah terjadi pada Maret 2019 di Kepulauan Riau, dekat perbatasan dengan Singapura serta di dekat Pangkalan Angkatan Laut Surabaya.

Drone semacam ini dikenal dengan nama kendaraan bawah laut tanpa awak (uncrewed underwater vehicles atau UUVs).

Drone yang berbentuk torpedo itu dilengkapi dengan sayap yang membuatnya dapat berenang di laut dengan berulang kali muncul ke permukaan lalu menyelam.

UUVs dapat bertahan selama setidaknya satu bulan di laut.

Baca juga: Nelayan di Sulsel Temukan Drone Asing Bawah Laut Diduga untuk Mata-mata: Beratnya 175 Kilogram

Akademi Sains China diketahui pernah mengumumkan hasil desain mereka terhadap alat tersebut pada Desember 2019.

Mereka kemudian melakukan uji coba, hasilnya menunjukkan UUVs dapat menempuh 12 ribu kilometer dan menyelam 6,5 kilometer dari permukaan.

Drone ini dapat digunakan sebagai pemburu di dasar lautan.

Kemampuannya mencakup menentukan lokasi, mengidentifikasi, mengikuti, mengambil gambar, serta mencari target musuh di bawah laut.

Alat ini juga dapat menganalisis kontur dasar laut tempatnya melaju.

"Alat ini mungkin tampak polos, tetapi secara alami mereka dibuat untuk mencurigai. Kasus ini menjadi bukti China tengah melakukan observasi militer terhadap rute bawah laut yang potensial, melewati Samudera Hindia dan perairan Indonesia, atau bahkan rencana angkatan laut lainnya," komentar analis pertempuran laut, HI Sutton.

"Rute ini, Selat Sunda dan Selat Lombok, menjadi penting dalam masa perang," jelasnya.

"Pengetahuan yang dikumpulkan drone ini dapat bernilai bagi Angkatan Laut China jika hendak menggunakan jalur ini," tambah Sutton. (TribunWow.com/Brigitta)

Tags:
Drone Bawah LautDroneChinaFPIHikmahanto JuwanaSulawesi Selatan
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved