Terkini Daerah
Kesaksian Saksi Mata soal Detik-detik Tenggelamnya Kakak Beradik di Jembrana Bali
Kurang lebih 24 jam setelah dinyatakan hilang, satu korban yaitu Gusti Komang Suka Suarsana berhasil ditemukan, dan sudah dievakuasi.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Gusti Komang Suka Suarsana, satu di antara korban yang dinyatakan hilang di Sungai Yeh Mekecit, Banjar Sekar Pancasari, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali berhasil ditemukan.
Gusti Komang Suka Suarsana langsung dievakuasi ke rumah duka di Banjar Kepuh, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali, Sabtu (2/1/2021).
Cerita hilangnya korban pun menimbulkan dua versi, ada yang menyatakan bahwa korban memanggang sebelum dinyatakan hilang, ada juga yang menyatakan bahwa korban berbarengan menceburkan diri dan kemudian hilang.

Baca juga: Kakak Beradik Hilang seusai Mandi di Sungai yang Dipercaya Warga Mistis, Tempat Mandi Bidadari
Pantauan Tribun Bali di rumah duka, suasana mengharukan dan pilu nampak menyelimuti.
Di pekarangan rumah duka sudah berdiri tenda untuk para pelayat.
Jenazah Gusti Komang Suka Suarsana tiba sekitar pukul 10.30 WITA.
Tak ayal dari hal itu, ibu korban dan juga keluarga menangis histeris.
Ibu korban sekaligus kehilangan dua anak kesayangannya, yaitu Gusti Komang Suka Suarsana (kakak) dan Gusti Ketut Budiana (adik).
Gusti Ketut Budiana (17) hingga saat ini belum ditemukan dan masih dalam proses pencarian.
Menurut Perbekel Desa Mendoyo Dauh Tukad, Gusti Ediana, bahwa dari saksi mata yang merupakan rekan korban, saat itu mereka datang bersama.
Dan pada saat itu pulalah dirinya mandi dengan istri dan anaknya, di sisi selatan sejauh satu kilometer.
Kejadian itu kurang lebih pukul 11.00 WITA.
Baca juga: Ingatkan Vaksin Bukan Solusi Ajaib Atasi Pandemi Covid-19, Epidemiolog: Tak Ada yang Sempurna
Korban saat dinyatakan hilang kemudian para temannya melaporkan ke dirinya, kemudian ia menghubungi tim SAR untuk dibantu proses pencarian.
“Untuk yang manggang itu bukan dari kelompok korban. Ada juga warga lain yang ke sana dan nyate. Kalau korban ya cuma mandi,” ucapnya, Sabtu (2/1/2021).
Ediana menuturkan, dari saksi mata, kakak-beradik itu menceburkan diri bersama-sama.
Kemudian mereka sama-sama sempat muncul ke permukaan.
Namun, hanya sekali muncul kemudian keduanya hilang dan tenggelam.
Mengetahui hal itu, rekannya yang masih berada di atas kemudian memanjat pohon dan mencoba melihat dan menceburkan diri.
Setelah menceburkan diri untuk mencari korban, sayangnya tidak ditemukan.
“Terus temannya yang lain berusaha menolong dengan melihat dari pohon dan menceburkan diri namun tidak ditemukan. Jadi ada sekitar lima orang yang menceburkan diri silih berganti mencari tapi tidak ketemu. Nah, ini kami khawatirnya memang korban tidak bisa berenang,” ungkapnya.
Setelah hilang dan dicari tidak ada, maka teman dan warga sekitar atau kelompok lain itu melaporkan ke Perbekel.
Kemudian Perbekel dan rekannya melaporkan kejadian itu ke petugas BPBD dan juga Tim SAR.
Hingga sekitar pukul 12.00 WITA dilakukan pencarian, namun pencarian selama beberapa jam dengan personel penuh dan juga tim penyelam tidak membuahkan hasil.
Bahkan warga juga menyalakan kentongan atau memukul kentongan dan alat lainnya, yang diyakini warga bisa segera memunculkan tubuh korban.
Baca juga: Ratapi Kepulangan Jenazah Anak dari Malaysia, Ibu TKW Ajak Bicara hingga Kenang Ucapan Korban
Ediana melanjutkan, bahwa dari informasi pihak SAR memang Tibu Bunter itu memiliki kedalaman lebih dari tiga meter.
Cukup dalam, bagi warga yang diduga tidak bisa berenang.
Sedangkan di sisi atau sebelah selatan dan utara Tibu, air cukup dangkal tidak sampai mencapai 30 centimeter.
Diakuinya juga bahwa di TKP itu sangatlah jarang warga yang akan mandi.
“Kalau yang di lokasi itu TKP jarang sekali orang datang. Paling di utara apa selatannya yang tidak dalam untuk mandi,” jelasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Ibu Korban Tenggelam di Jembrana Teriak Histeris, Begini Kronologi Tenggelamnya 2 Korban Versi Saksi