Breaking News:

Vaksin Covid

Update Vaksin Covid-19, BPOM Sebut Uji Klinis Fase Ketiga Vaksin Sinovac Tunjukkan Hasil Positif

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito mengungkapkan perkembangan uji klinis fase ketiga vaksin Sinovac.

Youtube/Badan POM RI
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito menjawab keraguan terkait vaksin Covid-19. 

TRIBUNWOW.COM - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito mengungkapkan perkembangan uji klinis fase ketiga vaksin Sinovac.

Penny menyebut bahwa uji klinis tahap ketiga vaksin asal China tersebut sudah menunjukkan hasil yang positif.

Hal itu diungkapkannya dalam acara Kompas Pagi, Kamis (31/12/2020).

Vaksin Covid-19 buatan Sinovac tiba di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Senin (7/12/2020). Vaksin asal Cina tersebut tiba di Indonesia melalui terminal cargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Minggu (6/12/2020) malam.
Vaksin Covid-19 buatan Sinovac tiba di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Senin (7/12/2020). Vaksin asal Cina tersebut tiba di Indonesia melalui terminal cargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Minggu (6/12/2020) malam. (TRIBUNNEWS/BIRO PERS/MUCHLIS Jr)

Baca juga: 1,8 Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac Tiba di Bandara Soetta, Menlu: Terdapat 3 Juta Vaksin di Indonesia

Baca juga: Relawan yang Disuntikkan Vaksin Sinovac untuk Covid-19 Rasakan Pegal Otot Ringan

Dikatakan Penny setiap negara yang akan memakai vaksin Sinovac harus melalui uji klinis fase ketiga di negaranya masing-masing.

Sedangkan di Indonesia sendiri uji klinis fase ketiga dilakukan di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat.

"Dikaitkan dengan aspek keamanan dan efektivitas dari vaksin ini kita akan mendapatkannya dari hasil uji klinis yang dilakukan di Bandung untuk Indonesia," ujat Penny.

Selain Indonesia, menurut Penny beberapa negara lain yang juga melakukan uji klinis fase ketiga vaksin Sinovac adalah Brasil, Turki hingga Chile.

"Sampai dengan saat ini sudah ada hasil uji klinis fase ketiga dari Brasil dan Turki," katanya.

Dirinya mengatakan bahwa hasil uji klinis yang dilakukan di Brasil dan Turki menunjukkan hasil yang positif.

Dan menurutnya data-data uji klinis dari dua negara tersebut juga sejalan dengan uji klinis yang dilakukan di Indonesia.

"Kami sudah melakukan komunikasi dan dikaitkan dengan hasil uji klinik fase ketiga ini," jelas Penny.

"Di mana dalam komunikasi tersebut didapatkan data-data yang konsisten dengan data yang didapatkan di Bandung," tutupnya.

Baca juga: Masyarakat yang Menerima SMS dari Kemenkes Wajib Lakukan Vaksinasi Covid-19, Ada yang Dikecualikan

Simak videonya mulai menit ke- 2.14

Mutasi Virus Corona, Menristek: Pengembangan Vaksin Tetap on Track

Covid-19 atau Virus Corona jenis baru mulai menyebar di Inggris dan berbagai negara lainnya.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (25/12/2020) varian baru Virus Corona yang diberi nama VUI 202012/01 itu diklaim memiliki tingkat penularan lebih tinggi dibandingkan virus aslinya.

Menanggapi hal itu, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) RI, Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa sejauh ini kondisi tersebut belum mempengaruhi pengujian vaksin yang sedang dilakukan.

Oleh karenanya, dirinya memastikan bahwa keefektifan dari vaksin yang diuji masih sesuai dengan karakter Virus Corona yang menyebar di Tanah Air.

"Paling tidak sampai mutasi yang terjadi di Inggris ini belum ada bukti bahwa trend ini atau varian ini mengganggu efektivitas dari vaksin," ujar Bambang.

"Jadi pengembangan vaksin tetap on track," tegasnya.

Baca juga: Satgas Covid-19: Distribusi Vaksin akan Dilakukan Bertahap, Diutamakan pada Wilayah Berisiko Tinggi

Meski begitu, menurutnya tidak menutup kemungkinan bahwa mutasi Virus Corona itu juga terjadi di Indonesia.

Dengan begitu maka harus ada pembaruan vaksin untuk menyesuaikan dengan karakter virusnya.

Hal itu berkaca pada penyebaran Virus Flu yang terus dilakukan peng-update-an vaksinya.

"Tetapi kita jangan lupa bahwa virus SARS-CoV-2 ini bagian dari keluarga besar Virus Corona atau sangat dekat dengan Virus Flu," katanya.

"Khusus untuk flu saat ini vaksinnya harus diupdate atau diganti setiap dua atau tiga tahun karena mutasi."

"Jadi artinya meskipun sampai saat ini mutasi itu tidak menganggu pengembangan vaksin, tetapi kita tetap melakukan survenlens sehingga kita tahu suatu saat apakah ketika terjadi mutasi baru hingga virusnya berubah karakternya barangkali perlu dilakukan modifikasi terhadap vaksinya," pungkasnya.

Simak videonya lengkapnya:

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Vaksin Covid-19Covid-19Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)SinovacVaksin
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved