Terkini Nasional
Bahas 6 Laskar FPI yang Ditembak Mati Polisi, Refly Harun: Tak Sembarang Dihilangkan Nyawanya
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun mengungkapkan pendapat soal penembakan yang menewaskan 6 laskar FPI.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun mengungkapkan pendapat soal penembakan yang menewaskan enam laskar FPI.
Refly Harun bahkan menyinggung sejumlah analisa soal penemuan Komnas HAM.
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Senin (28/12/2020).
"Sejauh ini kita belum mendapatkan clue apa-apa dari Komnas HAM," jelas Refly.

Baca juga: Komnas HAM Sebut Banyak Hoaks Beredar soal Penembakan 6 Laskar FPI: Ada yang Berupaya Mencampur Aduk
Baca juga: Disebut Temukan Rumah Penyiksaan 6 Laskar FPI sebelum Ditembak Mati, Begini Reaksi Komnas HAM
Ia pun menyinggung soal terjadinya pelanggaran HAM dalam kasus ini.
Menurut dia, Komnas HAM tampak ragu mengambil kesimpulan terkait penembakan 6 laskar FPI.
"Meski beberapa pihak meyakini ini pelanggaran hak asasi manusia," terang Refly.
"Tapi mari kita tunggu hasil dari Komnas HAM."
"Barangkali Komnas HAM agak sedikit ragu untuk mencapai kesimpulan."
"Dan ini secara psikologis biasanya begini, kalau kesimpulannya mengarah ke kesalahan FPI."
Refly lantas mengungkapkan sejumlah analisanya.
Ia menyebutkan, kasus ini akan semakin sulit terungkap jika institusi berkuasa yang terlibat.
"Mungkin, ini analisis bisa benar bisa salah, mungkin tidak terlalu sulit bagi FPI membuat kesimpulan," kata dia.
"Tapi kalau misalnya yang terlibat institusi yang memiliki kewenangan, memiliki power, barangkali jauh lebih sulit."
"Kalau seandainya ini memang desain."
Baca juga: Disebut Temukan Rumah Penyiksaan 6 Laskar FPI sebelum Ditembak Mati, Begini Reaksi Komnas HAM
Namun, penyelidikan akan semakin mudah jika kasus tersebut hanyalah sebuah kecelakaan.
Meskipun punya banyak dugaan, Refly mengaku akan menunggu hasil investigasi Komnas HAM.
"Tapi kalau ini hanya kecelakaan, penanganan yang tidak proper, jauh lebih mudah diungkapkan," jelasnya.
"Kita lihat nanti ujung dari semua ini, kita berharap negeri ini dilimpahi oleh kebenaran, keadilan."
"Dan setiap warga negara mendapat perlindungan maksimal dari negara."
"Tidak sembarang dihilangkan nyawanya dan penegak hukum bersifat melindungi dan mengayomi masyarakat."
"Tidak mudah menembakkan peluru yang kita ketahui dibiayai oleh uang pajak, uang rakyat," tandasnya.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-7.58:
Reaksi Komnas HAM
Ketua Tim Penyelidikan Komnas HAM, M. Choirul Anam membantah menemukan rumah penyiksaan 6 laskar FPI.
Seperti yang diungkapkannya dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube Kompas TV, Senin (28/12/2020).
Choirul memastikan semua isu yang menyebut adanya rumah penyiksaan 6 laskar FPI adalah hoaks.
"Jadi kalau ada informasi soal rumah kejadian saya pastikan itu tidak benar," jelas Choirul.
"Karena yang di-quote adalah statement saya."
Baca juga: Ungkap Bukti soal Penembakan 6 Laskar FPI, Komnas HAM Belum Ambil Kesimpulan: Kami Pastikan Hoaks
Baca juga: 5 Barang Bukti yang Ditemukan Komnas HAM dalam Kasus Penembakan 6 Laskar FPI: Perlu Kami Uji Lagi
Hingga kini, Choirul menyebut pihaknya masih melakukan pemeriksaan.
Ia mengatakan, isu rumah penyiksaan sudah didengarnya sejak dua hari yang lalu.
"Jadi saya pastikan bahwa Komnas HAM tidak pernah menemukan rumah tempat penyiksaan," ucap dia.
"Sampai saat ini pun kami masih berproses, mendetailkan semua narasi, kronologi peristiwa."
"Sampai semalam kami masih memeriksa kembali."
Karena itu, Choirul terus membantah soal isu rumah penyiksaan 6 laskar FPI sebelum tewas.
Ia mengimbau semua pihak untuk tak memercayai berita bohong soal rumah penyiksaan itu.
Baca juga: Soal Rizieq Shihab Dibui hingga FPI Terancam Bubar, Refly Harun: Speechless, Kok Negeri jadi Begini
"Pertanyaan soal rumah penyiksaan sejak dua hari yang lalu sudah bertubi-tubi ditanyakan ke kami," tutur Choirul.
"Dan saya pastikan statement soal rumah penyiksaan itu tidak tepat dan tidak pernah kami sampaikan."
"Kalau ada yang menulis berarti ya salah."
"Ya ditanya kepada yang nulislah," tambahnya.
Lebih lanjut, Choirul membantah isu miring lainnya.
Yakni, soal isu penggunaaan senjata rakitan untuk menembak 6 laskar FPI.
"Soal pistol rakitan atau tidak itu di laporan terakhir," ujarnya.
"Soal proyektil itu terkait pistol atau tidak itu harus uji balistik."
"Jadi belum kami simpulkan."
Dalam konferensi pers itu, Choirul mengaku hanya menyampaikan barang bukti yang ditemukan Komnas HAM.
Karena itu, hingga kini pihaknya belum mengetahui jenis senjata api yang digunakan untuk menembak 6 laskar FPI hingga tewas.
"Kami cuma menyampaikan di sini bahwa kami menemukan sekian proyektil, sekian selongsong peluru."
"Nanti masih ada proses berikutnya untuk menguji itu," tandasnya. (TribunWow.com)