Virus Corona
Mutasi Baru Virus Corona Sudah Sampai Singapura, Dubes RI: Sedang Bersiap Masuk Fase Ketiga
Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo, mengungkapkan kondisi warga negara Indonesia (WNI) di negara tersebut.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo, mengungkapkan kondisi warga negara Indonesia (WNI) di negara tersebut.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Sabtu (26/12/2020).
Diketahui sebelumnya varian baru dari Virus Corona (Covid-19) yang bermutasi telah ditemukan kasusnya di Singapura.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Lebih Mudah Menyebar, Menkes Budi Bentuk Tim Khusus untuk Memelajari
Menurut Suryopratomo, temuan itu muncul saat Singapura sedang mempersiapkan pelonggaran protokol kesehatan fase ketiga.
"Singapura sebetulnya sedang bersiap memasuki fase ketiga," kata Suryopratomo.
Pelonggaran itu meliputi aturan tentang pembatasan kerumunan.
"Jadi sebetulnya akan terjadi pelonggaran mulai tanggal 28 Desember yang akan datang, di mana orang bisa bepergian keluar dan bisa berkumpul, yang sebelumnya 5 orang ditingkatkan menjadi 8 orang," jelasnya.
"Kemudian pertemuan-pertemuan yang tadinya dibatasi 50 orang bisa dilakukan untuk sekitar 250 orang," lanjut Dubes RI untuk Singapura.
Suryopratomo membenarkan adanya temuan kasus varian baru Virus Corona di Singapura.
Varian itu ditemukan saat pengunjung dari luar negeri menjalani karantina.
Baca juga: Satgas Covid-19 Sebut Keluarga Kini Jadi Klaster Virus Corona Paling Tinggi, Ingat Patuhi Prokes 3M
Ia menjelaskan aturan karantina itu sesuai ketetapan pemerintah untuk pengunjung maupun warganya yang baru saja dari luar negeri.
"Mengenai kasus yang terakhir, varian baru tadi, Singapura ini negara yang menerapkan sistem karantina untuk semua pendatang," jelas Suryopratomo.
"Jadi (varian baru Virus Corona) ditemukan bukan di masyarakat, tetapi orang yang baru datang dari luar negeri siapapun mereka, termasuk warga negara Singapura yang sedang berlibur, mereka harus masuk di dalam stay home notice untuk 14 hari," lanjut dia.
Suryopratomo menyebutkan varian baru Covid-19 ini sudah dapat ditangani dalam kawasan karantina.
"Waktu pemeriksaan itu ditemukan bahwa virusnya merupakan varian yang baru, sehingga sebetulnya mereka tetap bisa dibatasi di ruangan itu," ungkap Suryopratomo.
Lihat videonya mulai dari awal:
Menristek: Pengembangan Vaksin Tetap on Track
Covid-19 atau Virus Corona jenis baru mulai menyebar di Inggris.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (25/12/2020) varian baru Virus Corona yang diberi nama VUI 202012/01 itu diklaim memiliki tingkat penularan lebih tinggi dibandingkan virus aslinya.
Menanggapi hal itu, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) RI, Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa sejauh ini kondisi tersebut belum mempengaruhi pengujian vaksin yang sedang dilakukan.
Baca juga: Satgas Covid-19: Distribusi Vaksin akan Dilakukan Bertahap, Diutamakan pada Wilayah Berisiko Tinggi
Baca juga: Uji Coba Sementara di Turki Sebut Vaksin Covid-19 Sinovac 91,25% Efektif, Beri Efek Samping Berikut
Oleh karenanya, dirinya memastikan bahwa keefektifan dari vaksin yang diuji masih sesuai dengan karakter Virus Corona yang menyebar di Tanah Air.
"Paling tidak sampai mutasi yang terjadi di Inggris ini belum ada bukti bahwa trend ini atau varian ini mengganggu efektivitas dari vaksin," ujar Bambang.
"Jadi pengembangan vaksin tetap on track," tegasnya.
Meski begitu, menurutnya tidak menutup kemungkinan bahwa mutasi Virus Corona itu juga terjadi di Indonesia.
Dengan begitu maka harus ada pembaruan vaksin untuk menyesuaikan dengan karakter virusnya.
Hal itu berkaca pada penyebaran Virus Flu yang terus dilakukan peng-update-an vaksinya.
"Tetapi kita jangan lupa bahwa virus SARS-CoV-2 ini bagian dari keluarga besar Virus Corona atau sangat dekat dengan Virus Flu," katanya.
"Khusus untuk flu saat ini vaksinnya harus diupdate atau diganti setiap dua atau tiga tahun karena mutasi."
"Jadi artinya meskipun sampai saat ini mutasi itu tidak menganggu pengembangan vaksin, tetapi kita tetap melakukan survenlens sehingga kita tahu suatu saat apakah ketika terjadi mutasi baru hingga virusnya berubah karakternya barangkali perlu dilakukan modifikasi terhadap vaksinya," pungkasnya.
Simak videonya lengkapnya:
(TribunWow.com/Brigitta/Elfan)