Terkini Nasional
Pakai Peci NU, Pendeta Yerry Ceritakan Pengorbanan Tak Terlupakan Umat Muslim di Malam Natal
Pedeta Yerry Pattinasarany menceritakan pengorbanan tak terlupakan dari umat muslim terhadap umat Kristiani.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Pendeta Yerry Pattinasarany menceritakan pengorbanan tak terlupakan dari umat muslim terhadap umat Kristiani.
Dilansir TribunWow.com, Yerry mengataan pengorbanan umat muslim tersebut dilakukan oleh Riyanto tepat di malam peringatan Hari Natal.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal itu diungkapkannya melalui unggahan akun Instagram @yerry_pattinasarany yang kemudian direpost oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kamis (24/12/2020).

Baca juga: Pemprov DKI Siap Tindak Kerumunan di Area Publik saat Libur Natal dan Tahun Baru
Baca juga: Imbauan Kemenhub soal Tes Rapid Antigen selama Libur Natal dan Tahun Baru 2021
Dalam kesempatan itu, Yerry mengaku selalu mengingat sosok Riyanto setiap kali akan memasuki Natal.
Bukan tanpa alasan, menurutnya, sosok Riyanto yang merupakan seorang muslim sekaligus Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) itu menjadi simbol nyata toleransi antar umat beragama.
Dikatakannya bahwa Riyanto rela kehilangan nyawa demi menyelamatkan umat Kristen yang sedang beribadah di malam Natal.
Momen itu terjadi pada tahun 2000, tepatnya pada saat peristiwa pengeboman di sebuah gereja di Mojokerto, yakni Gereja Eben Haezer.
"Dia adalah seorang muslim, banser Nahdlatul Ulama yang ditugaskan menjaga satu gereja ketika sedang melangsukan kebaktian malam natal tahun 2000 Gereja Eben Haezer Indonesia di Mojokerto," ujar Yerry.
"Ketika ibadah sedang berlansung Riyanto melihat benda yang ternyata itu adalah bom dan dengan inisiatif dia mengambil bom tersebut dan mengizinkan bom itu meledak di tubuhnya," jelasnya.
"Tubuhnya terburai dan juga dengan nyawanya. Dia kehilangan nyawanya demi menyelamatkan nyawa orang-orang Kristen yang sedang beribadah pada malam natal saat itu."
Baca juga: Kumpulan 50 Ucapan Selamat Hari Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
Menurutnya, perngorbanan Riyanto sebagai representasi seorang muslim tidak akan pernah dilupakan oleh umat kristen.
Dirinya juga meminta supaya jiwa dan semangat Riyanto bisa dijadikan contoh.
"Itu sebabnya orang kristen tidak boleh melupakan apa yang Riyanto pernah perbuat, apa yang sahabat muslim pernah lakukan terhadap umat Kristen," kata Yerry.
"Itu sebabnya saya mengajak setiap kita cintai bangsa ini, miliki semangatnya Riyanto," harapnya.
Dengan mengenakan pecis bertuliskan Nahdlatul Ulama, dirinya mengaku mengagumi tokoh toleransi yang ia sematkan kepada Abdurrahman Wahid atau Gusdur.
Menanggapi hal itu, Ganjar Pranowo sangat setuju dan membenarkan apa yang disampaikan oleh Yerry.
Menurutnya, saling menghormati dan melindungi sesama umat bergama adalah sikap toleran yang paling utama.
"Cerita seorang pendeta @yerry_pattinasarany tentang Riyanto @gp.ansor - Mari saling menghormati & melindungi... setuju?" tulis keterangan Ganjar Pranowo.
Simak videonya lengkapnya:
Menag Ucapkan Selamat Natal
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengucapkan selamat merayakan Natal, 25 Desember 2020, kepada segenap Umat Kristiani di Indonesia.
Menteri Agama (Menag) berharap kebahagiaan Natal menyertai umat Kristiani dan mampu membangkitkan semangat mewujudkan kehidupan damai serta harmoni dalam kemajemukan Indonesia.
“Selamat Natal 2020. Semoga kebahagiaan Natal menyertai umat Kristiani. Kehidupan damai dalam harmoni kemajemukan Indonesia juga tetap terjaga,” ujar Menag di Jakarta, Kamis (24/12).
Di tengah pandemi, Menag mengimbau agar perayaan Natal 2020 digelar secara sederhana.
Umat Kristiani diimbau menghindari dan menjauhkan diri dari perilaku konsumtif dan pemborosan.
“Rayakan Natal dengan penuh kesederhanaan dan terus berbagi kasih pada sesama,” pesannya.
Menurut Menag, hal terpenting dari perayaan Natal adalah kesadaran umat Kristiani untuk semakin dekat dengan Sang Maha Kuasa sebagai pemberi hidup bagi manusia.
Kesadaran itu lalu diwujudkan dalam perubahan dan pembaharuan pola hidup ke arah yang lebih baik.
“Peringatan Natal pada hakikatnya adalah momentum bagi Umat Kristiani untuk meningkatkan kesadaran bahwa anugerah keselamatan telah Tuhan berikan bagi umat manusia. Hal ini perlu direfleksikan melalui perbuatan-perbuatan kebaikan, kesederhanaan, perhatian terhadap kaum lemah dan cinta kasih bagi sesama,” jelasnya.
Perayaan Natal, kata Menag, pada hakikatnya adalah sarana meningkatan kualitas hidup beragama umat Kristiani.
Peningkatan kualitas itu diharapkan berdampak pada meningkatnya pengabdian kepada bangsa dan negara, sebagaimana teladan Yesus Kristus yang senantiasa memberi yang terbaik bagi umat manusia.
Kepada para tokoh agama dan umat Kristiani, Menag mengajak untuk menjadi pelopor pemersatu bangsa, serta menjadi mitra pemerintah dalam menyelesaikan berbagai permasalahan demi mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
“Para pemimpin umat beragama perlu membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dalam bingkai teologi yang mengajarkan kebersamaan dan sikap toleransi,” ajaknya.
Menag berharap umat Kristriani dapat merefleksikan kasih Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, menjadi garam dan terang dunia, senantiasa membawa damai sejahtera serta mampu membangun semangat kebersamaan dan toleransi di antara pemeluk agama yang berbeda.
“Selamat merayakan Natal, 25 Desember 2020 kepada segenap Umat Kristiani dan selamat menyongsong tahun baru 2021. Tetap menjaga protokol kesehatan dan mematuhi imbauan pemerintah. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menyertai kita sekalian,” harap Gus Yaqut.
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menteri Agama Yaqut Cholil: Rayakan Natal dengan Kesederhanaan dan Berbagi Kasih