Terikini Nasional
Tanggapi Penunjukkan Enam Menteri Baru, Yunarto Wijaya: Ini Sekarang Lebih Jokowi
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya memberikan komentarnya terkait kebijakan reshuffle yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya memberikan komentarnya terkait kebijakan reshuffle yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.
Dilansir TribunWow.com dalam acara Sapa Indonesia Malam, Selasa (22/12/2020), Yunarto Wijaya menilai bahwa penunjukkan enam menteri yang baru itu mencerminkan seorang Jokowi yang sebenarnya.
Enam menteri baru Jokowi adalah Tri Rismaharini (Menteri Sosial), Sandiaga Salahudin Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan), Yakub Cholil Qoumas (Menteri Agama), Sakti Wahyu Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan) serta M Lutfi (Menteri Perdagangan).

Baca juga: Ada 2 Alasan Sandiaga Uno Terpilih Jadi Menteri Presiden Jokowi Menurut Pengamat Politik
Baca juga: Profil hingga Total Harta Kekayaan Tri Rismaharini, Menteri Sosial Baru yang Ditunjuk Jokowi
Yunarto Wijaya mengatakan bahwa dengan melihat enam menteri baru tersebut, menandakan Jokowi memang menggunakan hak prerogatif dengan benar.
Dirinya menyebut Jokowi terkesan tidak lagi dipengaruhi oleh pihak-pihak tertentu, seperti anggapan-anggapan yang beredar sebelumnya.
"Saya melihat lebih luas begini, latar belakang nama-nama yang muncul, popularitas nama-nama yang muncul di persepsi publik ini sekarang lebih Jokowi," ujar Yunarto Wijaya.
"Jadi nuansa dari kebergantungan pada para stalk holder yang berpengaruh besar dalam menentukan nama-nama di kabinet sepertinya sekarang agak dikikis," jelasnya.
Yunarto Wijaya mencontohkan nama Sandiaga Uno, M Lutfi yang memang memiliki latar belakang seorang profesional.
Menurutnya, hal itu tidak terlepas dengan kesamaan latar belakang dengan seorang Presiden Jokowi.
"Kalau kita lihat misalnya pola pertama cenderung yang masuk adalah orang-orang yang memiliki latar belakang profesional dan ekonomi, misalnya munculnya nama M Lutfi dan Sandiaga Uno," kata Yunarto Wijaya.
"Ini agak agak mirip dengan gaya Jokowi yang berlatar belakang pengusaha, bicara akselerasi tidak suka dengan birokrasi," ungkapnya.
Baca juga: Makna Jaket Biru yang Dipakai Enam Menteri Baru Presiden Jokowi
Terkait penunjukkan Budi Sadikin sebagai menteri kesehatan, Yunarto Wijaya memberikan penilain tersendiri.
Dikatakannya bahwa Jokowi melihat dan membutuhkan tangan dingin seorang Budi Sadikin untuk memimpin kementerian kesehatan yang saat ini tengah digantungkan rakyat Indonesia di saat pandemi Covid-19.
"Kemudian ada nama Budi Sadikin, saya melihat ada pola pikir Jokowi yang coba diterapkan di sini."
"Ketika bicara Budi Sadikin masuk di kementerian Kesehatan, kebutuhan saat ini yang dibutuhkan adalah kemampuan managerial, harus diakui Budi Sadikin 'tangan dingin'," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 3.20
Pernyataan Perdana Risma setelah Menjadi Menteri Sosial
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini kini ditetapkan sebagai Menteri Sosial menggantikan Juliari P Batubara.
Diumumkan sebagai menteri di Istana Presiden pada Selasa (22/12/2020), Risma mengaku masih kaget menjadi seorang menteri.
Pasalnya ia tidak pernah membayangkan sebelumnya.

Baca juga: Daftar 6 Menteri Baru Jokowi, Tri Risma Jadi Mensos, Sandiaga Uno Gantikan Wishnutama, Menag dari NU
"Pertama terus terang saya sudah cukup kaget walaupun sudah banyak yang membicarakan tapi terus terang saya tidak pernah berpikir atau membayangkan menjadi menteri," kata Risma.
Meski demikian, ia mau menjadi menteri karena telah diberi tugas oleh Presiden dan wakilnya.
"Karena ini kepercayaan Bapak Presiden dan Bapak Wapres dan ini untuk saya mengabdi untuk negara, saya terima kasih dengan kepercayaan bapak presiden dan bapak wapres serta tentunya seluruh bangsa Indonesia," lanjutnya.
Lalu terkait langkah yang akan diambil, Risma berjanji akan melibatkan Kementerian Dalam Negeri dan para mahasiswa dalam menjalankan tugas-tugasnya.
"Program kami pertama adalah ya perbaikan data untuk data-data penerima bantuan, kami akan kerja sama Kementerian Dalam Negeri terutama terkait data kependudukan dan Perguruan Tinggi yang ada di wilayah masing-masing."
"Karena akan lebih baik jika kami melibatkan Perguruan Tinggi dalam implementasi kami di lapangan," kata Risma.
Menurutnya, Perguruan Tinggi bisa menjadi evaluator dalam menjalankan tugas-tugasnya.
"Sehingga output atau goalnya bisa dilihat dan bisa kita lakukan bersama dengan Perguruan Tinggi," imbuhnya.
Selain itu, Risma juga berjanji akan melakukan pemberdayaan bagi orang-orang tidak mampu.
"Yang kedua adalah akan kami akan menyampaikan pada Bapak Presiden bahwa program-program pemberdayaan."
"Jadi sebagaimana yang diamanatkan undang-undang bahwa yang pertama kemanusiaan, keadilan dan fakir miskin itu di bawah tanggungan pemerintah," katanya.
Baca juga: Makna Jaket Biru yang Dipakai Enam Menteri Baru Presiden Jokowi
Risma ingin agar orang-orang tak mampu itu bisa melakukan sesuatu.
"Karena itu akan kami perhatian terutama terhadap fakir miskin anak terlantar itu yang akan kami prioritaskan."
"Jadi mereka tidak menengadahkan tapi mereka bisa melakukan sesuatu, seperti yang sudah kita lakukan sebelumnya," jelas dia.
Lihat videonya:
(TribunWow/Elfan/Gipty)