Breaking News:

Terkini Nasional

Keluarga Laskar FPI Bawa Bukti Temui Komnas HAM, Ungkit Kemungkinan Bongkar Makam Laskar

Politisi PKS Mardani Ali Sera menjelaskan apa isi pertemuan antara keluarga Laskar FPI dan Komnas HAM.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
Istimewa via Tribunnews.com
Iringan-iringan pembawa jenazah laskar FPI di prosesi pemakaman di sekitar area Ponpes Agrokultural (Markaz Syari'ah FPI) Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Rabu pagi (9/12/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Perwakilan dari keluarga enam anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) telah menemui Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), pada Senin (21/12/2020).

Pada pertemuan itu pihak keluarga laskar menyerahkan foto jenazah laskar yang tewas dalam baku tembak melawan polisi, selain itu mereka juga memberikan kesaksian soal kondisi jenazah para laskar.

Lewat pertemuan itu, keluarga laskar juga telah memberikan persetujuan apabila Komnas HAM ingin melakukan autopsi ulang jenazah para laskar.

Keluarga enam laskar Front Pembela Islam yang ditembak mati polisi mendatangi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Senin (21/12/2020) pagi.
Keluarga enam laskar Front Pembela Islam yang ditembak mati polisi mendatangi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Senin (21/12/2020) pagi. (KOMPAS.com/Ihsanuddin)

Baca juga: Ini Bukti yang Dibawa Keluarga Laskar FPI ke Komnas HAM, Foto hingga Kesaksian soal Jenazah

Dikutip dari Tribunnews.com, jenazah para laskar diketahui telah dimakamkan di Markaz Syariah, Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Apabila Komnas HAM menghendaki mengadakan otopsi ulang, maka makam tempat jenazah para laskar dikuburkan nantinya akan dibongkar kembali.

Bocoran itu disampaikan oleh Anggota DPR RI Mardani Ali Sera.

Politisi PKS itu menjelaskan tentang dokumen persetujuan dari pihak keluarga laskar soal otopsi ulang jenazah.

"Tadi disampaikan ada dokumen keluarga menyetujui jika Komnas HAM memang memerlukan pendalaman dengan melakukan otopsi ulang, tadi disampaikan persetujuan keluarga oleh pengacara," kata Mardani di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/12/2020).

Mardani menjelaskan, otopsi ulang menjadi bahasan lantaran pihak keluarga menyebut tidak pernah menyetujui polisi melakukan otopsi.

"Pengacara dan keluarga sudah menyiapkan surat pernyataan boleh kalau Komnas HAM menginginkan ada otopsi ulang, karena yang disampaikam keluarga dan pengacara sebagian yang saya tangkap tadi jenazahnya sudah diotopsi, padahal tidak ada keluarga yang memberikan persetujuan untuk melakukan langkah otopsi tersebut," lanjutnya.

Menanggapi kedatangan keluarga laskar, Komisioner Komnas HAM RI Choirul Anam menegaskan akan memberi perhatian khusus kepada keluarga laskar FPI.

"Ini menjadi atensi kita semua bahwa Komnas HAM memberi atensi khususnya kepada keluarga soal proses hukum dan sebagainya yang nanti akan kami bahas secara teknis oleh tim hukumnya FPI," kata Anam.

Anam memastikan akan menindaklanjuti hasil pertemuan Komnas HAM dengan keluarga laskar FPI.

"Komnas HAM terima kasih kepada FPI dan keluarga, yang kooperatif dan terbuka mau memberikan berbagai informasinya, termasuk nantinya berkomitmen untuk beberapa pemdalaman."

"Tadi disampaikan dan kami menyampaikan akan ada beberapa hal yang nanti akan kami follow up dan teman-teman semuanya berkomitmen untuk itu," kata Anam.

Baca juga: Menantu Rizieq Beri Kesaksian soal Penembakan Laskar FPI, Sebut Keluarga Dapat Teror seusai Kejadian

Kesaksian Keluarga Laskar FPI yang Tewas

Sebelumnya diberitakan, salah seorang anggota keluarga memberikan kesaksiannya atas kondisi jenazah dari pengikut Imam Besar Habib Rizieq Shihab.

Menurut kakak korban, adiknya menjadi satu dari enam korban yang tewas saat mengawal Rizieq Shihab.

Dirinya menyebut terdapat tiga luka bekas tembakan di dada adiknya.

Tidak hanya luka tembak, ia mengatakan adiknya mendapat luka sobek di bagian punggung.

Ia menduga luka sobek itu disebabkan karena ada tindakan penyeretan.

Kesaksian itu diketahui dari sang ayah yang disebut ikut memandikan jenazah korban.

Hal itu diungkapkannya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi III DPR RI, Kamis (10/12/2020) yang disiarkan melalui kanal YouTube DPR RI.

Dalam kesempatan itu, ia mulanya menceritakan keanehan sikap dari adiknya sebelum ikut mengawal Habib Rizieq dan dinyatakan tewas.

"Kebetulan saya ketemu dengan adik saya itu Kamis malam Jumat (4/12/2020), Di sana tuh tumben sekali itu memang beda. Adik saya salaman dengan ibu, dipeluk, dia minta izin mau mengawal Habib ke Megamendung," ujarnya.

Ia mengaku sempat bepikiran buruk setelah mendapat berita tewasnya enam laskar FPI.

Ditambah lagi saat itu ia sudah tidak bisa lagi berkomunikasi dengan sang adik.

Baca juga: BIN Bantah Ada Anggotanya Ditangkap FPI saat Intai Rizieq Shihab: Ketemu Langsung Saja Bisa

"Kebetulan di handphone ada notifikasi berita saya baca, saya langsung kepikiran adik saya, saya telponin, saya WA-in, kok enggak ada kabar, ini kemana," ungkapnya.

"Dan itu berita masih simpang siur, kami belum tahu kebenarannya seperti apa," imbuhnya.

Sementara itu terkait kondisi jenazah, ia menyebut cukup mengenaskan dengan tiga luka tembak tepat di bagian dada, serta bekas luka seret di bagian punggung.

"Dan untuk dibilang luka, lukanya itu seperti ditembak jarak dekat, karena saya tidak ikut memandikan dan itu ayah saya yang memandikan, ayah saya bercerita sambil berderai air matanya."

"Bener-bener luka tembak di dada ada tiga, di punggung itu luka robek seperti diseret, dijidat ada biru seperti dihantam senjata api belakangnya, tapi alhamdulilahnya muka adik saya itu bersih karena mungkin tidak dipukul di muka," jelasnya.

"Sampai dikafankan pun darahnya masih mengucur. Itu benar-benar seperti pembantaian, seperti tidak ada perlawanan di sana," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 0.43:

(TribunWow.com/Anung/Elfan)

Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews.com dengan judul Komnas HAM Beri Perhatian Khusus Proses Hukum Keluarga Enam Laskar FPI dan Mardani Sebut Keluarga Setuju jika Komnas HAM Otopsi Ulang Jenazah 6 Laskar FPI

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved